PENILAIAN INVESTASI DALAM AKTIVA
TETAP
Di suatu perusahaan investasi dalam aktiva tetap diperlukan
untuk dapat meningkatkan produktifitas dan mengambil kemajuan teknologi.
Penanaman investasi aktiva tetap untuk penambahan kapasitas cukup memberikan
harapan baik untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa yang akan
datang. Investasi aktiva tetap yang bernilai cukup besar mempunyai konsekuensi
tidak ditemukan dalam pengeluaran sehari-hari perusahaan.
Dana yang dikeluarkan
untuk belanja pengadaan aktiva tetap memakan waktu lama. Pada dasarnya tujuan
investasi adalah memperoleh baik keuangan maupun non keuangan di kemudian hari.
Sebelum melakukan investasi, setiap perusahaan harus melakukan investasi,
setiap perusahaan harus melakukan kajian investasi yang akan dilakukan supaya
kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Investasi dilakukan perusahaan memiliki tujuan
untuk memperoleh laba. Biasanya
disamping mencari laba, tujuan perusahaan juga mencakup :
1. Pertumbuhan yang terus menerus.
2. Kelangsungan hidup.
3. Kesan positif di mata publik.
Untuk mencapai tujuan ini manajemen
sebagai pihak yang diserahi hak dan tanggung jawab memiliki atau menguasai
faktor-faktor produksi yang diramu seperti money, man, material, dan
method. Proses ini sering disebut juga disebut proses produksi.
Proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan penerimaan kas melalui penjualan
produksi tersebut yang menjadi salah satu sumber dana utama bagi pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
Untuk menghasilkan produk ini maka
peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi
bagi usaha pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Bangunan
sebagai tempat pabrik, kantor, dan kegiatan lainnya. Mesin dan peralatan
sebagai alat untuk berproduksi. Kendaraan pengangkutan sebagai alat untuk
mengangkut produk atau hasil lainnya. Inventaris berupa inventaris
kantor, perabot, meja, kursi, lemari dan lain-lain sebagai alat yang mendukung
kegiatan perusahaan semuanya.
Bahkan ada aktiva tetap yang tidak
berwujud tapi yang sangat penting dalam kegiatan produksi dan tanpa aktiva ini
barangkali perusahaan tidak dapat beroperasi misalnya, HPH (Hak Penguasaan
Hutan), HGU (Hak Guna Usaha), HGB (Hak Guna Bangunan), Patent, Frenchise, Hak
Cipta, dan lain-lain.
Peranan aktiva tetap ini sangat
besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi
jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak
orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya
yang agak rumit.
Setiap perusahaan pasti memiliki
aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Namun jenis
aktiva tetap yang dimiliki mungkin satu sama lainnya dapat berbeda seperti
perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan
perkebunan, perkapalan, perminyakan, perdagangan, dan lain-lain. Namun
yang jelas masing-masing mempunyai aktiva tetap.
A.
Pengertian Aktiva Tetap
Yang dimaksud dengan aktiva tetap
adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang dimana kekayaan
tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai atau telah dibangun terlebih
dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
untuk jangka waktu yang relatif panjang serta memiliki nilai cukup material.
Aktiva tetap yaitu sumber daya
ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari
transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap yang digunakan oleh
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam menghasilkan produk atau jasa.
Peranan aktiva tetap ini sangat
besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi
jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak
orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi
pengawasannya yang agak rumit.
Setiap perusahaan pasti memiliki
aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Namun jenis
aktiva tetap yang dimiliki mungkin satu sama lainnya dapat berbeda seperti
perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan
perkebunan, perkapalan, perminyakan, perdagangan, dan lain-lain. Namun
yang jelas masing-masing mempunyai aktiva tetap.
B. Karakteristik aktiva tetap
Adapun karakteristik dari aktiva tetap diantaranya sebagai
berikut di bawah ini:
- Tidak untuk di jual kembali.
- Memiliki wujud fisik.
- Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti: harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya.
- Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun).
- Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang.
- Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi).
- Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.
Dalam memutuskan suatu proyek dapat
kita terima atau kita tolak, pada arus kas bebas memiliki manfaat yang besar
pengaruhnya bagi kelangsungan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus
menentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap arus kas yang dihasilkan oleh suatu proyek dan
berfungsi pada suatu penentuan apakah proyek dapat diterima? Dalam hal tersebut
perusahaan harus menguji apakah yang terkait dengan arus kas dan bagaimana cara
untuk mengukurnya untuk mendapatkan suatu keputusan.
Secara khusus investasi melibatkan
pengeluaran kas yang besar dan mengikat perusahaan pada tindakan tertentu pada
periode yang relative lama, jika suatu keputusan penganggaran modal dilakukan
dengan tidak teliti maka akan canderung menimbulkan biaya yang mahal. Sebagian metode
ini mengambil perhitungan nilai waktu dari uang. Dalam hal ini perusahaan lebih
sering memakai metode NPV yang membandingkan nilai sekarang dari arus kan masuk
dan arus kas keluar.
C.
Perputaran dana dalam aktiva
tetap
Aktiva tetap ialah harta yang dimiliki oleh
perusahaan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Perputaran dana yang tertanam dalam aktiva tetap
yaitu dalam bentuk mesin, bangunan, kendaraan dan lain-lain akan diterima
kembali keseluruhannya oleh perusahaan dalam beberapa tahun secara
berangsur-angsur melalui depresiasi
(penyusutan).
D. Penggolongan usul investasi dalam aktiva tetap
1. Investasi Penggantian
Pada umumnya, keputusan
mengenai investasi penggantian adalah yang paling sederhana. Dalam hal ini
aktiva yang sudah aus (wear-out) atau usang (obsolete) harus
diganti dengan aktiva baru bila produksi akan tetap dilanjutkan
2. Investasi Penambahan Kapasitas
Misalnya usulan
penambahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi ini sering juga
bersifat investasi penggantian, contohnya mesih yang sudah tua dan tidak
efisien akan diganti dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih
efisien
3. Investasi Penambahan Produk Baru
Investasi untuk
menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk yang telah
diproduksi pada waktu ini
4. Investasi Lain-lain
Investasi yang termasuk
golongan ini adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam ketiga golongan
di atas, misal investasi untuk pemasangan alat pemanas, alat pendingin dan
lain-lain.
Pengembalian dana atas investasi aktiva tetap
tercermin dari lamanya masa penggunaan aktiva tetap tersebut. Semakin pendek
umur aktiva tetap maka semakin cepat dana yang diinvestasikan akan kembali.
Pengembalian nilai investasi atas aktiva tetap berasal dari depresiasi
(penyusutan) aktiva tetap yang secara kontinyu yaitu tiap tahun dilakukan
perhitungan depresiasi. Besarnya depresiasi yang terkumpul atau akumulasi
penyusutan tiap tahun jumlahnya semakin besar sampai mencapai nilai yang sama
dengan investasi pada akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Suatu investasi baru yang menyangkut aktiva
tetap harus diperhitungkan secara seksama. Sebab apabila investasi yang telah
dilakukan tetapi kemudian terjadi kekeliruan pada perhitungannya maka akan
sulit menarik kembali dana yang telah tertanam. Dengan demikian menilai
ekonomis tidaknya suatu investasi dapat digunakan beberapa metode yang sering
dipakai.
Sebagai contoh suatu aktiva tetap memiliki harga
perolehan Rp. 100 juta, taksiran umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu.
Apabila metode penyusutan yang digunakan adalah Straight Lines Method (metode
garis lurus) maka besarnya depresiasi adalah Rp. 20 juta pertahun dan pada
akhir tahun ke lima akumulasi penyusutan mencapai Rp. 100 juta sesuai dengan
nilai investasi.
Dalam penilaian proyek investasi ada beberapa
metode penilaian investasi yang biasa digunakan diantaranya :
1.
Payback Period
2.
Net Present Value (NPV)
3.
Internal Rate of Return (IRR)
4.
Accounting Rate of Return (ARR)
Sebagai dasar perhitungan dalam
menganalisis usulan untuk metode Accounting Rate of Return menggunakan
keuntungan / laba setelah pajak (Earning After Tax), sedangkan untuk ketiga
metode lainnya menggunakan aliran kas (cash flow) atau “Procceds”
sebagai dasar perhitungannya,
E.
Nilai investasi aktiva tetap
Nilai
investasi suatu aktiva tetap adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut, atau sering disebut dengan
istilah harga perolehan aktiva tetap, sedangkan untuk memdapatkan aktiva tetap
terdapat beberapa cara diantaranya :
1.
Pembelian tunai
2.
Tukar tambah
3.
Pembelian secara kredit atau angsuran
1.
Pembelian tunai
Jika suatu aktiva diperoleh dengan cara
pembelian tunai, maka yang maksud dengan Harga Perolehan/Cost/Harga Pokok
adalah harga tunai aktiva ditambah segala macam biaya yang dikeluarkan sampai
aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.
Contoh 1:
Dibeli tunai sebuah mesin Rp. 125.000.000 biaya angkut Rp.
5.000.000 ongkos pemasangan/penyetelan Rp. 2.500.000 dari informasi tersebut
maka besarnya nilai investasi adalah:
Jawab:
Nilai investasi/nilai perolehan = Harga mesin + Biaya angkut
+ Biaya pemasangan
Rp. 125.000.000 + Rp. 5.000.000 + Rp. 2.500.000 = Rp.
132.500.000
Nilai investasi yaitu sebesar Rp. 132.500.000
2.
Tukar tambah
Dalam tukar tambah mengandung arti bahwa perusahaan
memperoleh aktiva baru dengan melepas / menjual aktiva lama. Pada umumnya dalam
tukar tambah ini yang memperoleh aktiva baru akan menambah sejumlah uang karena
pada dasarnya aktiva baru memiliki kemampuan lebih baik daripada aktiva lama,
hal ini tersirat dari tujuan mengganti aktiva adalah untuk meningkatkan
kapasitas, kemampuan dan nilai tambah. Disamping itu biaya perawatan atau
pemeliharaan aktiva baru lebih rendah daripada aktiva lama sehingga diperoleh
effisiensi dari segi biaya operasional.
Contoh 2:
Sebuah mesin yang dibeli 4 tahun yang lalu
memiliki nilai buku Rp. 250 juta sisa umur ekonomis 5 tahun. Perusahaan
menginginkan mengganti mesin lama tersebut dengan mesin baru harga tunai Rp.
500 juta diperkirakan berumur 5 tahun residu 20%. Penyusutan menggunakan metode
garis lurus dan pajak rata rata 20%.
Hitunglah :
1.
Nilai investasi jika mesin lama laku
dijual Rp. 225 juta
2.
Nilai investasi jika mesin lama laku
dijual Rp. 250 juta
3.
Nilai investasi jika mesin lama laku
dijual Rp. 280 juta
Jawab :
1.
Harga mesin baru Rp.
500.000.000
Harga jual mesin lama Rp. 225.000.000
Pajak 20%
(225 juta – 250 juta ) Rp.
5.000.000
Rp. 230.000.000
Nilai Investasi Rp. 270.000.000
2.
Harga mesin baru Rp.
500.000.000
Harga jual mesin lama Rp.250.000.000
Pajak 20%
(250 juta – 250 juta ) Rp.
0
Rp. 250.000.000
Nilai Investasi Rp. 250.000.000
Nilai Investasi Rp. 250.000.000
3.
Harga mesin baru Rp.
500.000.000
Harga jual mesin lama Rp. 280.000.000
Pajak 20%
(280 juta – 250 juta ) Rp. 6.000.000
Rp.
274.000.000
Nilai Investasi Rp. 226.000.000
Nilai Investasi Rp. 226.000.000
3.
Pembelian secara kredit atau
angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan
pembelian secara kredit atau dibayar secara angsuran, maka yang dimaksud dengan
Harga Perolehan / Cost / Harga Pokok adalah harga tunai aktiva tersebut
termasuk biaya untuk mendapatkannya, sepanjang biaya biaya ini tidak menjadi
tanggung jawab penjual. Oleh karena pada umumnya harga yang dibeli secara
kredit lebih tinggi dari harga tunai, maka akan terdapat selisih antara harga
kredit dengan harga tunai. Dalam akuntansi selisih antara harga kredit dengan
harga tunai dicatat sebagai biaya bunga, selanjutnya biaya bunga ini dapat
sekaligus dihitung sebagai kerugian dalam tahun dimana aktiva tetap didapat;
atau dapat juga dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jumlah angsuran
yang dibayar tiap tahun. Biaya bunga yang dialokasikan secara teratur dan
proporsional ini dapat dianggap / dicatat sebagai Biaya bunga yang ditangguhkan
(Piutang Bunga) dan tiap akhir tahun akan berkurang sejalan dengan berkurangnya
jumlah utang kredit dan akan habis manakala utang kredit telah lunas.
Biaya ini selanjutnya dialokasikan kedalam
perhitungan rugi – laba, oleh karena sifatnya biaya tentunya biaya bunga ini
akan mengurangi laba tahun berjalan sehingga akan mengurangi earning after tax
yang menjadi dasar penilaian usul investasi metode Accounting Rate of Return
(ARR) dan pula biaya ini akan mengurangi aliran kas sehingga akan berpengaruh
kepada Proceeds yang menjadi dasar penilaian usul investasi metode Payback
Period, Net Present Value dan Internal Rate of Return. Harga tunai aktiva tetap
berikut biaya-biaya sampai dengan siap digunakan adalah dianggap sebagai nilai
investasi
Contoh 3:
PT “PRIMA” merencanakan membeli mesin harga
tunai Rp. 300 juta, biaya angkut dan pemasangan Rp. 20 juta dibayar tunai. Mesin
tersebut dapat pula dibeli secara kredit dengan syarat: uang muka (Down Payment)
Rp. 50 juta, sisanya diangsur tiap tahun selama 5 angsuran masing masing
angsuran Rp. 62 juta.
Hitunglah :
1.
Nilai investasi
2.
Biaya bunga
Jawab :
1.
Harga tunai Rp.
300.000.000
Biaya angkut dan pemasangan Rp.
20.000.000
2.
Jumlah angsuran = 5 x Rp. 62.000.000 Rp.
310.000.000
Harga tunai = Rp. 300.000.000.
Uang muka = Rp. 50.000.000,-
Hutang
/ Pinjaman Rp 250.000.000
Biaya
Bunga Rp. 60.000.000
Apabila hasil analisis
menyatakan bahwa usul investasi ini diterima maka bagian akuntansi akan
mencatat/menjurnal sebagai berikut :
Uraian
|
D
|
K
|
Mesin
|
Rp.
320.000.000
|
|
Biaya Bunga/Bunga ditangguhkan
|
Rp.
60.000.000
|
|
Kas
|
Rp.
70.000.000
|
|
Hutang
|
Rp.
310.000.000
|
Hubungannya antara pembayaran angsuran dengan
biaya bunga yang ditangguhkan (Piutang Bunga) adalah bila perusahaan membayar
angsuran sebesar Rp. 62 juta maka pada akhir tahun biaya bunga ditangguhkan
(Piutang Bunga) dikurangi sebesar Rp. 12 juta. Peristiwa ini berlangsung terus
menerus sampai dengan pembayaran angsuran ke 5 (terakhir). Berakhirnya
kewajiban mengangsur maka akan habis pula nilai biaya bunga yang ditangguhkan
tersebut dan pada awal tahun ke 6, maka rekening Biaya Bunga Ditangguhkan
bersaldo nihil.
Hubungannya antara pembayaran angsuran dengan
cash flow adalah bahwa angsuran sebesar Rp 62 juta tersebut didalamnya sudah
termasuk bunga Rp.12 juta Karena pada saat dilakukan pembayaran angsuran oleh
perusahaan di jurnal :
Uraian
|
D
|
K
|
Utang
|
Rp.
50.000.000
|
|
Biaya Bunga/Bunga ditangguhkan
|
Rp.
12.000.000
|
|
Kas
|
Rp.
62.000.000
|
dengan demikian pembayaran utang tanpa bunga Rp.
50 juta dan Biaya bunga Rp. 12 juta sudah masuk dalam perhitungan rugi laba,
dan telah masuk pula dalam aliran cash out, sehingga tidak perlu meragukan EAT
maupun Proceeds.
F.
Aplikasi Metode Penilaian Usul
Investasi
Usulan
investasi yang secara langsung berorientasi pada tujuan memperoleh profit. Perusahaan
umumnya sering menghadapi lebih dari satu usulan proyek investasi, tetapi
karena perusahaan mengalami keterbatasan dan budgeting constraint yang dimiliki
maka manajemen akan memutuskan untuk memilih satu atau beberapa usulan proyek. Penerapan metode penilaian usul investasi dipakai dalam
beberapa contoh permasalahan dibawah ini :
Contoh 4:
PT “PRIMA” merencanakan membeli mesin harga tunai Rp. 300
juta, biaya angkut dan pemasangan Rp. 20 juta dibayar tunai. Perusahaan
menetapkan bahwa mesin dibeli secara tunai. Informasi selanjutnya bahwa, mesin
tiap tahun akan menghasilkan penjualan senilai Rp. 400 juta, Harga Pokok
Penjualan Rp. 220 juta, Biaya Operasional Rp. 89 juta Jumlah biaya operasional ini
belum termasuk biaya depresiasi mesin, pajak (rata rata) 20% dan tingkat suku
bunga 10%. Mesin ditaksir berumur 5 tahun tanpa residu.
Hitunglah :
Analisis usulan investasi, apakah usul investasi
diterima atau ditolak (diasumsikan penjualan secara tunai)
1.
Menggunakan Payback Period
2.
Menggunakan Net Present Value (NPV)
& Profitability Index
3.
Menggunakan Accounting Rate of Return
(ARR)
Jawab :
Uraian |
Accounting
|
Cash Flow
|
Hasil Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor
Biaya Operasional
Depresiasi mesin
Laba sebelum pajak
Pajak 20%
Laba setelah pajak
Proceeds
|
Rp. 400.000.000
Rp. 220.000.000
Rp. 180.000.000
(Rp. 89.000.000)
(Rp. 64.000.000)
Rp. 27.000.000
(Rp. 5.400.000)
Rp. 21.600.000
|
Rp. 400.000.000
(Rp. 220.000.000)
(Rp. 89.000.000)
(Rp. 5.400.000)
Rp. 85.600.000
|
Depresiasi mesin tiap tahun adalah sebesar Rp. 320.000.000 :
5 = Rp. 64.000.000
Proceeds dapat pula dihitung dari laba setelah
pajak ditambah depresiasi mesin, karena pada dasarnya depresiasi adalah biaya
yang tidak mengeluarkan uang kas sehingga aliran kas akan lebih tinggi daripada
laba setelah pajak. Proceeds = Rp. 21.600.000 + Rp. 64.000.000 = Rp.
85.600.000,-
1.
Metode Payback Period
-
Jumlah investasi Rp. 320.000.000,-
-
Jumlah Proceeds / th Rp. 85.600.000,-
-
Payback Periode = (320.000.000 / 85.600.000) x 1 tahun
= 3,74 tahun
= 3,74 tahun
atau selama 3 tahun 9 bulan
Ini artinya bahwa investasi yang ditanam sebesar
Rp. 320.000.000 akan kembali seluruhnya dalam kurun waktu 3 tahun 9 bulan Jika
tidak ada persyaratan lain , oleh karena masa penggunaan aktiva ( 5 tahun )
lebih lama dibandingkan dengan masa kembalinya investasi ( 3 tahun 9 bulan); Kesimpulannya
adalah bahwa usul pembelian mesin dapat diterima.
Tetapi apabila perusahaan telah menetapkan
payback period maksimum yang dapat diterima, maka setelah dapat dihitung
payback period selanjutnya diperandingkan dengan paybck period maksimumnya.
Jika payback period suatu investasi yang
diusulkan lebih pendek dari payback maksimum maka usulan investasi dapat
dilaksanakan atau disetujui, dan sebaliknya apabila payback period suatu
investasi yang diusulkan lebih panjang daripada payback maksimum maka usulan
investasi ditolak.
Apabila dalam kasus ini perusahaan menetapkan
payback maksimumnya adalah 3 tahun, maka usulan investasi tidak diterima atau
ditolak.
2.
Metode NPV
Perhitungan PV
Tahun
|
DF (10%)
|
Proceeds
|
PV
|
1
2
3
4
5
|
0,909091
0,826446
0,751315
0,683013
0,620921
|
Rp. 85.600.000
Rp. 85.600.000
Rp. 85.600.000
Rp. 85.600.000
Rp. 85.600.000
Total PV
Investasi
NPV
|
Rp. 77.818.189,60
Rp. 70.743.777,60
Rp. 64.312.564,00
Rp. 58.465.912,80
Rp. 53.150.817,60
Rp.324.491.281,60
Rp.320.000.000
Rp. 4.491.281,60
|
Dari hasil perhitungan ternyata diperoleh NPV Positif (
sebesar 4.491.281,60 ) Oleh karena NPV Positif maka usul investasi dengan
membeli mesin dapat dilaksanakan.
Kadang kadang pendekatan Present Value digunakan
Profitability Index (PI) sebagai ukurannya Jika hal ini digunakan maka PI
dapat dihitung dengan cara membandingkan antara total PV Proceeds dengan PV
dari out lay (nilai investasi) Ketentuannya adalah apabila PI lebih besar
daripada nilai 1 (satu) maka usul investasi dapat diterima, sebaliknya jika
nilai PI kurang dari 1 (satu) maka usul investasi harus ditolak.
3.
Metode Profitability Index (PI)
Dari perhitungan diatas dapat dihitung besarnya
Profitability Index (PI) sebagai berikut :
Profitability Index (PI) = 324.491.281,60 / 320.000.000 =
1,014
Dari hasil analisis diperoleh PI sebesar
1,014 Oleh karena PI lebih besar daripada 1 (satu) maka usul investasi dapat
diterima.
4.
Metode ARR
Metode Accounting Rate of Return (ARR)
perhitungannya didasarkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku, yaitu
dari keuntungan / laba netto setelah pajak (earning after tax) berbanding
dengan nilai investasi atau nilai rata rata investasi. Dalam analisannya
metode ini menggunakan data accounting yang telah tersedia. Setelah rate of
returnnya dihitung langkah selanjutnya adalah membandingkan dengan ARR minimum
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Jika hasil perhitungan ARR lebih besar daripada
ARR minimum yang ditetapkan oleh perusahan tersebut, maka usul investasi dapat
diterima atau dapat dilaksanakan, tetapi jika perhitungan ARR lebih kecil
daripada ARR minimum yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka usulan
investasi ditolak.
Berdasarkan contoh soal diatas maka akan
diperoleh :
= 21.600.000 / 320.000.000 x 100%
= 6,75
-
ARR atas dasar investasi rata rata
= 21.600.000 / (320.000.000/2) x 100%= 13,5
Contoh 5:
Suatu perusahaan akan melakukan investasi dengan
membeli sebuah aktiva tetap, berdasarkan hasil survey dan analisis terdapat dua
merk aktiva yang diperkirakan menguntungkan dengan informasi selengkapnya
sebagai berikut :
Uraian
|
Aktiva “A”
|
Aktiva “B”
|
Harga Tunai
Umur Ekonomis
Nilai Residu
Metode Penyusutan
Proceeds tiap tahun
Tingkat suku bunga
|
Rp. 40.000.000,00
4 tahun
Rp. 10.000.000,00
Garis Lurus
Rp.12.500.000,00
10 %
|
Rp. 60.000.000,00
4 tahun
Rp. 20.000.000,00
Garis Lurus
Rp.17.500.000,00
10 %
|
Hitunglah :
1.
NPV aktiva A dan NPV aktiva B
2.
Apakah usul investasi diterima ?
3.
Dari analisis tersebut jika usul
diterima, aktiva manakah yang dianggap paling menguntungkan? buktikan dengan
perhitungan
Jawab:
Untuk menjawab soal tersebut perlu dibuat PV aktiva
A dan PV aktiva B sebagai berikut:
1.
NPV aktiva A
Tahun
|
Proceeds
|
DF
10%
|
PV
|
1
|
12.500.000
|
0,909091
|
11.363.636,36
|
2
|
12.500.000
|
0,826446
|
10.330.578,51
|
3
|
12.500.000
|
0,751315
|
9.391.435,01
|
4
|
12.500.000
|
0,683013
|
8.537.668,19
|
10.000.000
|
0,683013
|
6.830.134,55
|
|
NPV
|
46.453.452,63
|
||
Investasi
|
40.000.000
|
||
NPV
|
6.453.452,63
|
NPV Aktiva B
Tahun |
Proceeds
|
DF 10%
|
PV
|
1
|
17.500.000
|
0,909091
|
15.909.090,91
|
2
|
17.500.000
|
0,826446
|
14.462.809,92
|
3
|
17.500.000
|
0,751315
|
13.148.009,02
|
4
|
17.500.000
|
0,683013
|
11.952.735,47
|
20.000.000
|
0,683013
|
13.660.269,11
|
|
NPV
|
69.132.914,42
|
||
Investasi
|
60.000.000
|
||
NPV
|
9,132,914.42
|
Jawab no.2
Hasil analisis untuk aktiva A menghasilkan NPV Positif Rp
6.453.452,63
sehingga usul pembelian
aktiva A dapat diterima. Demikian pula untuk aktiva B menghasilkan NPV Positif
sebesar Rp 9.132.914,42 yang mengisyaratkan bahwa pembelian aktiva B dapat
diterima/dilaksanakan.
Jawab no.3
Untuk memilih aktiva yang akan dibeli (aktiva A atau aktiva
B) maka dapat digunakan rumus Profitability Index, ketentuannya yaitu yang
dipilih adalah aktiva yang memiliki PI yang paling besar.
Kedua aktiva
tersebut dapat dihitung PI masing masing sebagai berikut :
- PI Aktiva A = 46.453.452,63 / 40.000.000 = 1,16
- PI Aktiva B =
69.132.914,42 / 60.000.000 = 1,15
Oleh
karena PI aktiva A (1,16) lebih besar daripada PI aktiva B (1,15) maka yang
dipilih adalah aktiva A
Internal Rate Of Return
Contoh : 6
Sebuah mobil angkutan
dapat dibeli dengan harga tunai Rp. 105.000.000,00 Biaya administrasi dan lain
lain Rp. 1.648.500,00 Kendaraan tersebut ditaksir berumur 5 tahun tanpa
residu, dengan perolehan proceed sebagai berikut
Tahun Proceeds
1 Rp.50.000.000
2 Rp.40.000.000
3 Rp.25.000.000
4 Rp.12.000.000
5 Rp.10.000.000
Hitunglah : Internal rate of Return
Jawab :
Untuk menjawab soal diatas,
dibuat perhitungan PV untuk dua discount faktor yang berbeda, dimana satu DF
menghasilkan NPV Positif dan satu DF menghasilkan NPV negatif.
Dalam kasus ini diambil DF 12%
dan DF 13 % yang hasilnya sebagai berikut :
Proceeds
|
DF12%
|
DF13%
|
PV 12%
|
PV13%
|
50.000.000
|
0,892857
|
0.884956
|
44.642.857
|
44.247.788
|
40.000.000
|
0,797194
|
0.783146
|
31.887.755
|
31.325.868
|
25.000.000
|
0,711780
|
0.693050
|
17.794.506
|
17.326.254
|
12.000.000
|
0,635518
|
0.613319
|
7.626.217
|
7.359.825
|
10.000.000
|
0,567427
|
0.542760
|
5.674.269
|
5.427.599
|
Total
PV
|
107.625.604
|
105.687.333
|
||
Investasi
|
106.648.500
|
106.648.500
|
||
NPV
|
977.104
|
-961.167
|
Dari hasil analisis diatas dihasilkan IRR
sebesar 12,50 % yang mengandung makna bahwa proceed / hasil investasi
menghasilkan tingkat rate ( bunga efektif ) sebesar 12,50% per tahun
Usul investasi
diterima atau ditolak sangat tergantung dari kebijakan manajemen, artinya jika
manajemen menghendaki return invensmennya kurang dari IRR (umpama 12 %) maka
usul investasi diterima. Dan sebaliknya jika manajemen menghendaki kembalian
investasi lebih dari IRR (umpama 13%) maka usul inventasi ditolak.
Atau dapat pula dibandingkan dengan suku bunga
tabungan di bank, jika IRR lebih tinggi dari bunga bank maka usul investasi
diterima.
Tetapi jika untuk investasi tersebut
dananya dipinjam dari bank, tentunya IRR harus dibandingkan dengan bunga
pinjaman/kredit bank. Yaitu jika IRR lebih tinggi dari suku bunga pinjaman,
berarti usul investasi dapat diterima dan sebaliknya.
Pembuktian :
Untuk membuktikan bahwa
IRR benar benar 12,50 % maka kita menganalisis Proceeds pada tingkat bunga
12,50 %
Apabila Total PV jumlahnya sama besar (atau
mendekati) dengan nilai investasi maka IRR tersebut hitungannya benar
Pembuktian IRR
Tahun
|
Proceeds
|
DF 12,50%
|
PV
|
1
|
50.000.000
|
0,888889
|
44.444.450
|
2
|
40.000.000
|
0,790123
|
31.604.920
|
3
|
25.000.000
|
0,702332
|
17.558.300
|
4
|
12.000.000
|
0,624295
|
7.491.540
|
5
|
10.000.000
|
0,554929
|
5.549.290
|
Total PV
|
106.648.500
|
Penjelasan :
Dari analisa diatas, dihasilkan total PV Rp.
106.648.500 yang sama besar dengan nilai investasinya. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa IRR atas investasi adalah sebesar 12,50 %
Klik link dibawah ini untuk mendownload slidenya
DOWNLOAD
Klik link dibawah ini untuk mendownload slidenya
DOWNLOAD
5 comments:
Terima kasih Pak atas materinya.
Sangat bermanfaat!
Terima kasih bapak materinya sangat bermanfaat.
Terima kasih
Materinya sangat bermanfaat
investasi pada aktiva tetap perlu menghitung fair value
mana kira kira rumus menganalisis investasi aktiva tetap
Posting Komentar