ANGGARAN BIAYA PRODUKSI


ANGGARAN BIAYA PRODUKSI


1.     Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Mulyadi (2000:14) menyatakan anggaran biaya produksi adalah “rencana biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.” Menurut Aliminsyah (2003:242) Anggaran biaya produksi (Manufacturing budget) adalah “rencana biaya produksi yang terjadi selama satu periode tertentu di masa datang.”
Satu periode dalam penyusunan anggaran, umumnya adalah satu tahun anggaran. Tahun dapat disusun dengan teknik anggaran kontinyu atau anggaran perpetual yaitu anggaran yang terinci menjadi anggaran bulanan (12 bulan) dimana anggaran setiap bulan yang bersangkutan dan saldo pada akhir bulan tersebut.
Jadi menurut perusahaan beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya produksi sangat penting peranannya untuk menentukan dan mengetahui jumlah output, agar perusahaan memiliki keunggulan daya saing. Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah kemampuan dalam meningkatkan laba dan mengendalikan biaya-biaya lainnya.



2.     Unsur-unsur Biaya Produksi
Menurut objek pengeluarannya secara garis besar unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:
1.    Biaya bahan baku Biaya bahan baku yaitu berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk jadi dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung yang merupakan bagian integral dari produk tertentu. Menurut M. Munandar (2000 : 25) bahwa biaya bahan baku adalah “harga yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan di dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual.” Jadi biaya bahan baku adalah semua biaya yang terjadi untuk bahan baku dan menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah dimana biaya bahan baku ini tidak hanya berupa harga yang tercantum dalam faktur pembelian saja, tetapi ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
2.       Biaya Tenaga Kerja Langsung Adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja langsung oleh perusahaan. Menurut Supriyono (1999 : 194) mengemukakan bahwa “biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh produk tertentu.” Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang langsung dapat diidentifikasi dengan produktif unit tertentu dari barang jadi. Anggaran tenaga kerja langsung ini harus menunjukkan jam tenaga kerja langsung yang direncanakan.
3.  Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Cost) Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh kegiatan perusahaan dalam proses pencapaian tujuan. Biaya overhead terdiri dari biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua jenis biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang persediaan, perbaikan dan pemeliharaan



3.     Pengaruh Anggaran Biaya Produksi terhadap Laba Perusahaan
Dalam usaha merencanakan sebuah anggaran biaya produksi, perusahaan selalu menunjukan kesan dan menaruh kepercayaan kepada manajemen untuk mlaksanakannya. Anggaran mempunyai peranan penting dalam meningkatkan laba, karena bertambahnya permintaan anggaran, maka pemasukan (income) yang diperoleh suatu perusahaan akan semakin bertanbah.
Dengan semakin bertambahnya pemasukan (income) tersebut, maka laba yang akan diperoleh suatu perusahaan juga akan meningkat. Selain menjalankan suatu usaha atau kegiatan, tentu harapan yang pertama kali yang diinginkan adalah memperoleh laba. Untuk memperoleh laba berbagai cara dilakukan oleh perusahaan sebagi bisnis keuangan, dalam mencari laba juga memiliki cara tersendiri. Menurut Nafarin (2000 : 29), menyatakan bahwa Anggaran biaya produksi merupakan hasil penyusunan anngaran, sedangkan anggaran biaya produksi di buat untuk mencapai tujuan perusahan dalam memperoleh laba.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, anggaran biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur merupakan gabungan dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead. Karena anggaran biaya bahanbaku sitentukan dengan menggunakan satu metode, maka jumlah biaya bahan baku yang dianggarakan dapat ditentukan tanpa alternatif lain. Tetapi untuk anggaran biaya tenaga kerja langsung, perusahaan harus menetapkan salah satu metode yang diajadikan dasar perhitungan dari beberapa alternatif metode yang ada, dengan tetap mempertimbangkan kelemahan metode tersebut. Sedangkan metode penetapan tarif overhead, tidak berpengaruh terhadap anggaran biaya overhead total, tetapi akan berpengaruh terhadap anggaran biaya overhead per unit.



Ilustrasi:

1.     Jika anggaran tenga kerja disusun bedasarkan jam kerja, maka anggaran biaya produksi total adalah:

Jumlah bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan anggaran biaya bahan baku dan menghasilkan anggaran biaya bahan baku sebesar Rp. 3.160.000.000. sedangkan biaya tenga kerja langsung ditetapkan denganmenggunakan dasar jam kerja sebesar Rp. 360.000.000. Sedangkan biaya overhead total tidak dipengaruhi oleh metode yang digunakan dimana totalnya adalah sebesr Rp. 510.000.000 sehingga gabungan dari keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan biaya produksi total sebesar Rp. 4.030.000.000.

Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Bahan Baku
3.160.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
360.000.000
Biaya Overhead
510.000.000
4.030.000.000

2.   Jika anggaran tenaga kerja disusun bedasarkan hari kerja, maka anggaran biaya produksi total adalah:

Jumlah bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan anggaran biaya bahan baku dan menghasilkan anggaran biaya bahan baku sebesar Rp. 3.160.000.000. sedangkan biaya tenaga kerja langsung ditetapkan dengan menggunakan dasar hari kerja menghasilkanangaran biaya tenaga kerja sebesar Rp. 333.600.000. Sedangkan biaya overhead total tidak dipengaruhi oleh metode yang digunakannya yaitu sebesar Rp. 510.000.000. Sehingga gabungan dari keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan biaya produksi sebesar Rp. 3.982.000.000

Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Bahan Baku
3.160.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
333.600.000
Biaya Overhead
510.000.000
4.003.000.000

3.  Jika anggaran tenaga kerja disusun bedasarkan volume produksi, maka anggaran biaya produksi total adalah:

Jumlah bahan baku yang dianggarkan telah dihitung menggunakan anggaran biaya bahan baku dan menghasilkan anggaran biaya bahan baku sebesar R. 3.160.000.000. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung ditetapkan dengan menggunakan dasar volume produksi menghasilkan angaran biaya tenaga kerja sebesar Rp. 370.000.000. Sedangkan biaya overhead total tidak dipengaruhi oleh metode yang digunakannya yaitu sebesar Rp. 510.000.000. Sehingga gabungan dari keseluruhan biaya tersebut akan menghasilkan biaya produksi sebesar Rp. 3.982.000.000

Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Bahan Baku
3.160.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
370.000.000
Biaya Overhead
510.000.000
4.040.000.000



4.     Anggaran Biaya Produksi Bulanan
Jika perusahaan telah menetapkan suatu metode dalam menentukan dasar perhitungan tarif biaya tenaga kerja dan tarif biaya overhead, maka perushaana dapat menentukananggaran biaya produksi tahunan. Bedasarkan anggaran biaya produksi tahunan tersebut dapat disusun pula anggaran biaya produksi bulanan. Untuk menentukan anggaran biaya produksi bulanan pada dasarnya adalah membagi biaya produksi tahunan dengan alokasi volume produksi bulanan perusahaan.



Ilustrasi:

PT. Cygnus telah menetapkan anggaran tenaga kerja disusun bedasarkan tarif jam kerja

Jenis Biaya
Jumlah
Biaya Bahan Baku
3.160.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
360.000.000
Biaya Overhead
510.000.000
4.030.000.000

Dari total biaya yg direncanakan untuk 1 tahun tersebut dialokasikan 15% untuk bulan okt & des, 10% bulan Jan, Feb, Sept & Nov. 5% untuk bln sisanya, maka anggaran biaya produksi bulanannya adalah:


Jawab:

Untuk bulan januari sebanyak 10% dari Rp. 3.160.000.000 dialokasikan dari bahan baku total yaitu sebesar Rp. 360.000.000. Sedangkan untuk bulan-bulan lainnya dan jenis biaya lainnya lakukan perhitungan yang sama.

Bulan
Biaya
Total
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
Januari
316.000.000
36.000.000
51.000.000
403.000.000
Februari
316.000.000
36.000.000
51.000.000
403.000.000
Maret
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
April
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
Mei
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
Juni
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
Juli
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
Agustus
158.000.000
18.000.000
25.500.000
201.500.000
September
316.000.000
36.000.000
51.000.000
403.000.000
Oktober
474.000.000
54.000.000
76.500.000
604.500.000
Nopember
316.000.000
36.000.000
51.000.000
403.000.000
Desember
474.000.000
54.000.000
76.500.000
604.500.000

3.160.000.000
360.000.000
510.000.000
4.030.000.000



5.     Anggaran Produksi dan Anggaran Biaya Produksi
    Antara angaran produksi dan anggara biaya produksi merupakan dua rangkaian kerja yang terkait erat satu sama lainnya. Volume produk yang akan dihasilkandi dalam suatu periode tertentu, seperti tercermin dalam anggaran produksi, akanmenentukan secara langsung besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut. Semakin besar volume produk yang akan dihasilkan di dalam suatu periode tertentu akan semakin besar biaya produksi yang akan dikeluarkan. Demikian pula sebaliknya.



Ilustrasi:
 
Sebuah perusahaan mainan pada tahun 2010 merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit. Jumlah persediaan awal januari diperkirakan sbanyak 20.000 unit. Sedangkan akhir tahun sebesar 15.000 unit.

Setiap unit produk memerlukan bahan baku sebanyak 0,5 m kayu dan 2 m karet. Perusahaan merencanakan jumlah bahan baku pada awal tahun 2010 adalah sebanyak 400 m kayu & 500 m karet. Sedangkan persediaan bahan baku pada akhir bulan adlah sebesar 20% kebutuhan bahan baku bulan yg bersangkutan. Diperkirakan harga beli bahan baku akan stabil sepanjang tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 25.000 per meter kayu & 15.000 per meter karet.

Sedangkan setiap produk perusahaan memerlukan 6 jam kerja langsung. Dimana setiap pekerja dibayar dengan upah sebesar Rp. 5.500 perjam kerja langsung. Sedangkan biaya overhead ditetapkan sebesar Rp. 4.000 per jam kerja langsung.
Dari total volume penjualan yang dianggarakan sebesar 142.000 unit dalam setahun tersebut, direncanakan akan dijual dalam 12 bulan operasi, dengan rincian sebagai berikut:

Bulan
Volume
Januari
15.000
Februari
16.000
Maret
16.000
April
14.000
Mei
12.000
Juni
10.000
Juli
7.000
Agustus
6.000
September
9.000
Oktober
11.000
Nopember
12.000
Desember
14.000
Total
142.000



Jawab:

Langakah pertama dimuali dengan menyusun anggaran produksi satu tahun dengan menghitung volume produksi:

Volume penjualan
142.000
Volume Persediaan, Akhir tahun
15.000
Volume Persediaan, Awal Tahun
(20.000)
Volume Produksi
137.000

Kemudian menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil

Anggaran produksi
Bulan
Volume Penjualan
Persediaan
Volume Produksi
awal
akhir
Januari
15.000
19.000
20.000
14.000
Februari
16.000
18.000
19.000
15.000
Maret
16.000
17.000
18.000
15.000
April
14.000
16.000
17.000
13.000
Mei
12.000
15.000
16.000
11.000
Juni
10.000
15.000
15.000
10.000
Juli
7.000
15.000
15.000
7.000
Agustus
6.000
15.000
15.000
6.000
September
9.000
15.000
15.000
9.000
Oktober
11.000
15.000
15.000
11.000
Nopember
12.000
15.000
15.000
12.000
Desember
14.000
15.000
15.000
14.000
Total
142.000


137.000


Langkah berikutnya menyusun anggaran biaya bahan baku dengan menghitung kebutuhan bahan baku per unit produk.

Karena setiap unit produk perusahaan membutuhkan 0,5 m kayu dan 2 m karet, sedangkan pada bulan januari 2010 diproduksi sebanyak 14.000 unit, maka pada bulan Januari diperlukan 7.000 m kayu (0,5 x 14.000) dan 28.000 m karet ( 2 x 14.000). karena diperlukan 7.000 m kayu untuk Januari, sedangkan harga kayu Rp. 25.000 per meter maka biaya kayu untuk bulan Januari 7.000 m x Rp 25.000 = 175.000.000. sedangkan karet harga beli per meternya Rp. 15.000, maka 28.000 m x Rp. 15.000 = Rp. 420.000.000.

Perhitungan yang sama digunakanuntuk menghitung bulan berikutnya sehingga total dari biaya bahan baku sebesar Rp. 5.822.500.000

                                                Biaya bahan baku bulanan
Bulan
Kebutuhan kayu (meter)
Nilai Kayu Rupiah
Kebutuhan Karet (meter)
Nilai Karet Rupiah
Biaya Bahan Bangunan
Januari
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Februari
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
Maret
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
April
6.500
162.500.000
26.000
390.000.000
552.500.000
Mei
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
Juni
5.000
125.000.000
20.000
300.000.000
425.000.000
Juli
3.500
87.500.000
14.000
210.000.000
297.500.000
Agustus
3.000
75.000.000
12.000
180.000.000
255.000.000
September
4.500
112.500.000
18.000
270.000.000
382.500.000
Oktober
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
Nopember
6.000
150.000.000
24.000
360.000.000
510.000.000
Desember
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Total
68.500
1.712.500.000
274.000
4.110.000.000
5.822.500.000


Langkah berikutnya menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung bulanan. Untuk menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung harus diketahui jam kerja langsung yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit produk, karena perusahaan ini menggunakan dasar tarif jam kerja langsung. Dimana setiap unit produk memerlukan 6 jam kerja langsung. untuk bulan januari perusahaan memproduksi 14.000 unit sehingga.

14.000 unit x 6 jam = 84.000 jam
Setiap pekerja dibayar Rp. 5.500 per jam kerja, maka
84.000 jam x Rp. 5.500 = 462. 000.000
Untuk bulan berikutnya lakukan perhitungan yang sama


                               Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan
Bulan
Jam Kerja
Tarif
Nilai
Per unit
Total
Januari
6
84.000
5.500
462.000.000
Februari
6
90.000
5.500
495.000.000
Maret
6
90.000
5.500
495.000.000
April
6
78.000
5.500
429.000.000
Mei
6
66.000
5.500
363.000.000
Juni
6
60.000
5.500
330.000.000
Juli
6
42.000
5.500
231.000.000
Agustus
6
36.000
5.500
198.000.000
September
6
54.000
5.500
297.000.000
Oktober
6
66.000
5.500
363.000.000
Nopember
6
72.000
5.500
396.000.000
Desember
6
84.000
5.500
462.000.000
Total
822.000

4.521.000.000


Langkah terakhir menyusunanggaran biaya overhead. Dasar perhitungannya sama seperti menghitung anggaran biaya tenaga kerja bulanan hanya tarif yang digunakan adalah tarif overhead per jam kerja langsung.

Dan untuk bulan berikutnya lakukan perhitungan yang sama

                                 Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan
Bulan
Jam Kerja
Tarif
Nilai
Per unit
Total
Januari
6
84.000
4.000
336.000.000
Februari
6
90.000
4.000
360.000.000
Maret
6
90.000
4.000
360.000.000
April
6
78.000
4.000
312.000.000
Mei
6
66.000
4.000
264.000.000
Juni
6
60.000
4.000
240.000.000
Juli
6
42.000
4.000
168.000.000
Agustus
6
36.000
4.000
144.000.000
September
6
54.000
4.000
216.000.000
Oktober
6
66.000
4.000
264.000.000
Nopember
6
72.000
4.000
288.000.000
Desember
6
84.000
4.000
336.000.000
Total
822.000
3.288.000.000






Share:

5 comments:

Unknown mengatakan...

tugasnya belum di posting pak?

Unknown mengatakan...

terima kasih materinya pak, sangat bermanfaat..

Toto Sunarto mengatakan...

Toto,sunarto semester II (sore)
terima kasih atas materinya semoga bermanfaat

Dr.Nrlanie mengatakan...

Alhamdulillah penulisan yang jelas dan lugas, izin share ya Pak. Semoga ilmu manfaatnya diganti pahala kelak aamiin.

masigit mengatakan...

Mohon direview artikel Menghitung tarif mesin per jam apakah cara memasukan biaya tenaga kerja tidak langsung sudah benar?

Posting Komentar

PENGUNJUNG