.

.

.

.

.

.

.

.

KESEIMBANGAN EKONOMI 2 SEKTOR (Pt 5)

 

PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
 
Setelah menunjukan diri-ciri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan, sekarang dapat dijelaskan mengenai hal berikut:

1.      Arti & konsep tingkat kegiatan ekonomi negara atau keseimbangan perekonomian negara.

2.      Proses penentuan tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian yang terdiri dari dua sektor atau subsistem.
 
Untuk dapat menunjukan proses penentuan tingakt keseimbangan perekonomian negara dapat digunakan tiga cara, yaitu:
 

1.      Membandingkan Pendapatan Nasional & Pengeluaran Agregat Dengan Angka.
Dalam tabel berikut, menggambarkan berbagai tingkat pendapatan nasional dari suatu perekonomian dan menggambarkan pula keinginan para pengusaha untuk memperoduksikan barang dan jasa. Dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat pajak, oleh karenanya pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan disposebel.



 









Pada tiap-tiap pendapatan nasional seperti yang ditunjukan dalam kolom (i). Pengeluaran konsumsi dan tabungan dari seluruh rumah tangga dalam perekonomian itu berturut-turut ditunjukan dam akolom (2) dan (3). Dalam tabel tersebut dimisalkan kecondongan mengkonsumsi marjinalnya adalah 0,75. Dengan demikian apabila pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp. 120 triliun digunakan untuk menambah pengeluaran konsumsi dan Rp. 30 triliun lainnya untuk menambah tabungan. Sebagai contoh kenaikan pendapatan nasional dari Rp. 600 triliun menjadi Rp. 720 triliun. Kenaikan pendapatan nasional itu menyebabkan konsumsi rumah tangga bertambah dari Rp. 540 triliun menjadi Rp.630 triluin, dan tabungan dari Rp. 60 triliun menjadi 90 triliun.
 
Dalam contoh tersebut dimisalkan pada setiap tingkat pendapatan nasional, investasi peruahaan berjumlah Rp. 120 triliun, yaitu seperti yang ditunjukan dalam kolom (4). Dengan diketahuinya nilai konsumsi dan investasi pada berbagai tingkat pendapatan nasional tersebut, sekarang dapatlah ditentukanbesarnya pengeluaran agregat pada berbagai tingkat pendapatan nasional dan hal tersebut ditunjukan dalam kolom (5).
 
Sektor perusahaan memproduksi barang-barang dengan tujuan untuk memperoleh untung dari penjualannya. Oleh sebab itu para pengusaha akan selalu berusaha untuk menghasilkan barang-barang yang sama besarnya dengan pengeluaran agregat yang akan terjadi dalam perekonomian.
 
Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada waktu pendapatan nasional lebih rendah dari Rp. 840 triliun, pengeluaran agregat adalah lebih besar daripada pendapatan nasional. Keadaan ini dapat dilihat dengan membandingkan angka di kolom (1) dan (5). Keadaan ini akan mendorong para pengusaha untuk menambah jumlah produksi mereka. Kelebihan permintaan agregat ini menyebabkan kegiatan ekonomi mengalami ekspansi (meningkat). Sebaliknya, pada waktu pendapatan nasional lebih besar dari Rp. 840 triliun, pengeluaran agregat telah menjadi lebih kecil daripada pendapatan nasional. Ini berarti banyak diantara barang-barang yang diproduksikan perusahan-perusahaan tidak terjual. Keadaan ini akan mendorong perusahaan-perusahaan untu kmengurangi kegiatan mereka dan sebagai akibatnya tingkat kegiatan ekonomi menurun.
 
Keadaan yang berbeda dengan yang baru saja dijelakan akan terjadi apabila pendapatan nasional adala Rp. 840 triliun. Pada tingakt pendapatan nasional ini pengeluaran agregar juga berjumlah Rp. 840 triliun. Dalam keadaan seperti itu pada produsen tidak akan terdorong untuk menambah atau mengurangi tingkat produksinya. Maka tingakt keseimbangan perekonomian negara telah tercapai. Dengan demikian dalam contoh tersebut nilai pendapatan nasional adalah Rp. 840 triliun.
 

Pada tingkat keseimbangan tersebut tingkat tabunga adalah sama dengan pengeluaran investasi, yaitu bernilai Rp. 120 triliun. Ini dapat dilihat pada kolom (3) dan (4).

 
Kesimpulannhya adalah, dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perkeonomian negara akan tercapai apabila:

a.     Y = C+I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi. Pada persamaan ini pengeluran agregar (C + I) sama dengan penawaran agregat.

b.     I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
 
 

2.      Grafik kesamaan pengeluran dengan penawaran agregat dan kesamaan investasi dan tabungan.

Bedasarkan kepada angka yang terdapat dalam tabel tersebut secara grafik dapat dilukiskan penentuan tingakt keseimbangan perekonomian negara. Fungsi C + I dalam grafik (a) Pengeluaran agregar, dan fungsi tersebut diperoleh dengan menambahkan nilai investasi (I) sebesar Rp. 120 triliun ke atas fungsi konsumsi (C). Sedangkan fungsi C digambarkan bedasarkan angka-angka pengeluaran konsumsi yang terdapat dalam tabel. Fugnsi pengeluran agregat menggambarkan tingakt pengeluaran yang dilakukan perekonomian dua sektor pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Besarnya pengeluraan agregat ditunjukan pada sumbu tegak, dan nilai pendapatan nasional ditunjukan pada sumbu datar.
 
Grafik a














Grafik b













a.     Pendekatan Penawaran Agregat & Pengeluaran Agregat.
Garis Y = AE adalah garis yang membentuk sudut 450 dengan sumbu datar. Setiap titik dalam garis ini menunjukan keadaan dimana pendapatan nasional sama dengan pengeluran agregat. Berarti garis itu merupakan tempat kedudukan di mana tingkat keseimbangan perekonomian akan tercapai. Oleh karena itu garis tersebut sangat penting artinya dalam nenentukan pada tingakt mana keseimbangan perekonomian negara akan berlaku. Dalam bagian (a) dari grafik tersebut menggambarkan fungsi C + I memotong garis Y = AE di titik E. Dengan demikian titik E menunjukan kedudukan di mana tingkat keseimbangan perekonomian negara akan tercapai, dan pendapatan nasional adalah Rp. 840 triliun.
 
Titik E menunjukan keadaaan diamana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai dan dapat dibuktikan dengan memisalkan bahwa tingakt kegaitan ekonomi berbeda dengan yang ditunjukan oleh titik E. Misalkan pendapatan nasional adalah RP. 600 triliun. Pada tingkat pendapatan nasional ini fungsi C + I berada di atas garis Y = AE. Ini berarti pengeluaran agregat adalah lebioh besar daripada pendapatan nasional. Kelebihan permintaan tersebut akan mendorong pengusaha untuk menambah produksi mereka, dan pendapatan nasional menjadi bertambah tinggi. Keadaan seperti ini akan terus berlangsung sehingga pendapatan nasional bernilai Rp. 840 triliun.
 
Pada saat pendapatan nasional melebihi nilai ini, fungsi C + I berada di bawah garis Y = AE, dan keadaan itu berarti bawha pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan nasional. Produksi barang-barang yang melebihi permintaan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menurunkan kegiatan mereka, dan penurunan dalam kegiatan memproduksi ini akan menurunkan tingkat pendapatan nasional.
 
b.     Pendekatan Suntikan-Bocoran
Grafik (b) menunjukan fungsi tabungan rumah tangga dan fungsi investasi para pengusaha. Nilai-nilai investasi dan tabungan ditunjukan pada sumbu tegak, dan pendapatan nasional ditunjukan pada sumbu datar. Dengan menggunakan fungsi tabungan dan fungsi investasi juga dapat ditentukan temapat kedudukan dari keseimbangan perekonomian negara, yaitu ditentukan oleh titik perpotongan fungsi S dan Fungsi I, yaitu pada titik E. Telah diketahui sebelumnya bahwa:
 
1)     Pengeluaran agregat sama dengan konsumsi ditambah investasi atau AE = C +  I dan
2)     Pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah tabungan,
3)     Keseimbangan pendapatan nasional Y = AE atau C + S = C + I, atau S = I
 
Di sebelah kiri titik E investasi adalah lebih besar daripada tabungan. Oleh karenanya di sebelah kiri E pengeluaran agregat lebih besar daripada  pendapatan nasional. Keadaan ini  akan mendorong kepada pertambahan tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional akan menjadi bertambah besar.
 
Disebelah kanan E keadaan yang sebaliknya terjadi, yaitu tabungan lebih besar dari investasi. Ini menyebabkan pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan nasional. Pertambahan stok barang-barang yang terjadi akan mendorong para pengusaha menurunkan kegiatannya. Pada titik E tabungan sama dengan investasi, maka pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Kesamaan ini, seperti telah dijelaskan sebelumnya, menyebabkan pengusaha tidak akan menambah atau mengurangi tingkat kegiatan mereka. Dengan demikian tingkat keseimbangan perekonomian negara akan tercapai pada titi E, yaitu keadaan di mana investasi sama dengan tabungan.
 
 
3.      Pendekatan Matematis Untuk Menentukan Keseimbangan
Sama seperti halnya dengan cara grafik dan angka, penentuan tingkat keseimbangan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan matematis juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.     Menggunakan persamaan Y = C + I
b.     Menggunakan persamaan S = I
 
Ilustrasi 1:
Diketahui fungsi konsumsi rumah tangga adalah C = 90 + 0,75Y, sedangkan untuk fungsi investasinya adalah I = 120. Maka pada tingkat berapakah keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai!
 
Jawab:
 
a.     Menggunakan persamaan Y = C + I;
 
Y = C + I
Y = 90 + 0,75Y + 120
Y – 0,75Y = 90 + 120
0,25Y = 210
Y = 210 / 0,25
Y = 840
 
b.     Menggunakan persamaan S = I
 
S = I
Dimana a = 90 dan b = 0,75
Sedangkan fungsi tabungan (S) adalah -a + (1 - b)Y, maka;

S = I

-a + (1 - b)Y = I
-90 + (1-0,75) Y = 120
-90 + 0,25Y = 120
0,25Y = 120 + 90
0,25Y = 210
Y = 210/0,25
Y = 840
 
Dengan menggunakan kedua pendekatan tersebut menunjukan bahwa keseimbangan pendapatan nasional adalah sebesar 840 triliun rupiah, sama dengan yang diperoleh atau ditentukan dalam contoh angka dan grafik.
 
 

 

 
































Share:

PENGUNJUNG