Perusahaan didirikan tentu memiliki tujuan yang telah
ditentukan, sebab tujuan merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam
perusahaan dan tujuan juga memberikan arah bagi kegiatan dan cara untuk
mengukur efektivitas kegiatan perushaan. Sering dikatakan bahwa, tujuan
perusahaan pad umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan konsumen dengan
nilai-nilai tertentu. Sebenarnya, pertimbangan akhir mengenai barang atau jasa
apa yang harus dibuat oleh perusahaan terletak pada konsumen. Konsumen akan
memberikan pertimbangan mengenai seberapa jauh kebutuhannya telah dapat
dipenuhi dengan membeli barang dan jasa tersebut. Diasumsikan bahwa, konsumen
dapat bertindak rasional, menganalisis kebutuhannya, menentukan persyaratannya
dalam pemuasan kebutuhan, menilai kemampuan barang dan jasa tersebut untuk
memenuhi kebutuhan serta mampu untuk memperkirakan nilai kepuasan tersebut
dibandingkan dengan harga atau biaya barang dan jasa itu. Tiga hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan tujuan perusahaan :
1. Perusahaan
harus melakukan usahanya dalam aktivitas yang spesifik yang bermanfaat secara
ekonomis dan sosial. Manfaat ekonomis berkaitan dengan keuntungan yang
didapatkan baik oleh perusahaan dan konsumen. Manfaat sosial berkaitan dengan
pandangan konsumen bahwa tujuan perusahaan adalah "baik" dalam
perspektif konsumen. Contoh : Tujuan perusahaan adalah menjadi penyedia jasa
hiburan judi terbesar di negara X. Secara ekonomis dengan adanya usaha di
tempat tertentu, maka sektor pendukung yang lain akan ikut berkembang.
2. Perusahaan
harus mengembangkan organisasi untuk terus melanjutkan usahanya dan
mengimplementasikan strategi-strateginya. Contoh : Tujuan perusahaan adalah
menjadi penyedia jasa katering terbesar di Jakarta. Dengan adanya tujuan tersebut,
perusahaan dapat membuat berbagai macam produk makanan dan jasa layanan yang
mendukung tujuan perusahaan. Ini juga berarti seluruh ide untuk produk dan jasa
yang tidak mendukung tujuan perusahaan dapat dihilangkan.
3. Perusahaan
harus mendapatkan keuntungan yang cukup untuk bertahan hidup. Contoh : Tujuan
jangka pendek perusahaan adalah bertahan hidup, jangka menengah 10%, jangka
panjang 5%. Besarnya angka sasaran bervariasi dan tergantung pada kebijakan dan
kondisi perusahaan masing-masing.
Tujuan perusahaan pada umumnya ialah
untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Tujuan
perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Tujuan
Pelayanan Primer
Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan ini adanya dukungan dari :
1) Tujuan Organisatoris adalah nilai- nilai yang harus
disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu yang berada pada bagian
yang bersangkutan.
2)
Tujuan Operasional adalah nilai-nilai yang
disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit prosedur kerja secara
keseluruhan.
2.
Tujuan
Pelayanan Kolateral
Dalam perusahaan besar, hubungan antara masing-masing
pihak menjadi semakin jauh, sedangkan masing-masing pihak mempunyai tujuan
sendiri-sendiri. Maka perlu diketahui perbedaan tujuan primer dan tujuan individu
atau kelompok yang disebut juga kolateral. Hal ini karena tujuan kolateral
perusahaan akan tercapai apabila tujuan primer terpenuhi terlebih dahulu.
Tujuan kolateral dibedakan dalam:
1) Tujuan
Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh individu atau
kelompok individu dalam perusahaan.
2) Tujuan
Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan
bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari
kegiatan perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk
kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.
3.
Tujuan
Pelayanan Sekunder
Tujuan pelayanan sekunder ini merupakan nilai-nilai
yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer. Contoh:
1) Bagian pemeliharaan
dari suatu pabrik tidak memberikan sumbangan secara langsung terhadap
penciptaan, distribusi atau pembelanjaan barang dan jasa, tetapi mempermudah
pekerjaan fungsi-fungsi tersebut, sehingga kegiatan perusahaan dapat lebih
ekonomis
2) Bagian staf juga
menyumbangkan tujuan sekunder tujuan sekunder, dengan memberikan ide-ide kepada
bagian operasi dalam organsiasi perusahaan
3) Staf hukum
dapat juga menyumbangkan tujuan sekunder dengan memberikan nasehat-nasehat
hukum.
Namun secara
umum, tujuan perusahaan dapat berupa :
1)
Mencapai keuntungan maksimal,
2)
Mempertahankan kelangsungan hidup,
3)
Mengejar pertumbuhan, dan
4)
Menampung tenaga kerja
Untuk dapat mencapai beberapa tujuan yang telah
diuraikan di muka, maka perusahaan harus pandai dalam mengelola faktor-faktor
produksi atau sumber daya yang ada di dalam perusahaan. Faktor-faktor tersebut
yaitu: Men, Material, Machines, Methodd, Money). Kelima faktor tersebut harus
dikembangkan semaksimal mungkin oleh manajer perusahaan dengan menggunakan
fungsi aspek manajemen yaitu: Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan,
Pengkoordinasian, dan Pengndalian. Seringkali kelima faktor produksi tersebut
ditambah lagi dengan “Market” (pasar) yaitu: Tenaga kerja, bahan baku, mesin,
metode, uang, dan pasar.
Manajemen adalah “Suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber daya yang lain”. Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Yang merupakan sumber ekonomi yang dikenal juga dengan 5M
ditambah dengan Market 6M:
1. Man merujuk pada sumber daya manusia
yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah
yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses
kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai
tujuan.
2.
Money atau
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat
tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari
jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan
alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal
ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai
gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa
hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3.
Material terdiri
dari bahan setengah jadi (raw material)
dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain
manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan
bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki
dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine atau Mesin digunakan
untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta
menciptakan efesiensi kerja.
5. Metode adalah
suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah
metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas
dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
6. Market atau
pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya.
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang
diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus
sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Disamping itu manajemen juga menggunakan metode ilmiah
dan seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah yang meliputi urutan
kegiatan sebagai berikut :
1.
Mengetahui adanya persoalan,
2.
Mendefinisikan persoalan,
3.
Mengumpulkan fakta, data dan informasi,
4.
Menyusun alternatif penyelesaian,
5.
Mengambil keputusan dengan memilih salah satu
alternatif penyelesaian,
6.
Melaksanakan keputusan serta tindak lanjut
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, setiap
perusahaan memiliki tujuan primer untuk menyediakan barang dan jasa yang
diperlukan konsumen dengan mengingat tujuan sekunder yang menyangkut
kepentingan pemilik, manajer, pekerja dan masyarakat umum.
Dalam hal ini manajemen berpedoman bahawa pada sistem
pemikiran yang menetapkan suatu hubungan logis antara konsepsi-konsepsi yang
menyangkut tujuan perusahaan dengan prinsip, fungsi dan faktor yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Oleh sebab itu manajemen sangat berpengaruh terhadap
pemikiran eksekutif dalam mengambil keputusan untuk menentukan tujuan yang
diinginkan, memilih prioritas kegiatan yang dilakukan, menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi serta pendayagunaan pekerjaan eksekutif. Di sini
manajemen mengandung dua unsur yaitu:
Konsepsi nilai dalam manajemen meliputi
keyakinan-keyakinan sebagai berikut:
1) Pemberian kepuasan kepada konsumen yang merupakan
tujuan primer dari perusahaan/ manajemen dan keuntugan merupakan penghargaan
yang tepat bagi usaha yang berhasil dalam mencapai tujuan primer tersebut
2) Tujuan primer perusahaan harus harus diprioritaskan
terlebih dahulu daripada kepentingan pribadi pemilik, manajer dan karyawan
3)
Pentingnya digunakan metode ilmiah sebagai dasar untuk
penyelesaian masalah perusahaan.
4)
Perlunya pengkajian terhadap prisnip-prinsip
kepemimpinan eksekutif
5)
Standar etika yang baik merupakan dasar hubungan usaha
6)
Adanya hak pekerja untuk mengadakan perjanjian kerja
secara kolektif
7)
Pentingnya memelihara inisiatif perseorangan dan
kebebasan bertindak
8) Kewajiban pemilik danmanajer untuk mengembangkan
teknologi serta kemajuan perusahaan.
2.
Faktor-Faktor
Perusahaan
Selain menetapkan konsep nilai tersebut, manajemen
juga perlu menunjukan faktor-faktor pokok yang ada di linkgungan perusahaan,
sehingga perlu dipertimbangkan, diperhitungkan dan dikembangkan. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti
bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan
situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori
manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini
terdiri dari:
1. Pembagian Kerja (Division of
Work)
Pekerjaan harus
dibagi menjadi unsur-unsur yang lebih kecil atau di-spesialisasi sehingga
Output (hasil kerja) Karyawan dan Efektifitas akan meningkat seiring dengan
peningkatan kemampuan dan keahlian pada tugas yang diembannya.
2. Keseimbangan Wewenang dan
Tanggung Jawab (Authority dan Responsibility)
Para Manager
memiliki wewenang dalam memerintahkan bawahan melakukan atau tidak melakukan
sesuatu. Setiap Karyawan diberikan wewenang untuk melakukan suatu pekerjaan.
Tetapi suatu hal yang perlu diingat, Wewenang tersebut berasal dari suatu
Tanggung Jawab. Oleh karena itu, Wewenang dan Tanggung Jawab harus seimbang,
makin besar wewenangnya makin besar pula pertanggungjawabannya.
Disiplin harus
ditegakkan dalam suatu organisasi, namun setiap organisasi memiliki cara yang
berbeda-beda dalam menegakkan kedisiplinannya. Kedisiplinan merupakan dasar
dari keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya.
4. Kesatuan Komando (Unity of
Command)
Berdasarkan
Prinsip Kesatuan Komando, Karyawan seharusnya hanya menerima perintah dari
seorang atasan saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika
terlalu banyak Atasan yang memberikan perintah, karyawan yang bersangkutan akan
sulit untuk membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan
dan tidak fokus pada tugas yang diberikannya.
5. Kesatuan Arah (Unity of
Direction)
Karyawan yang
bekerja dalam suatu organisasi harus memiliki tujuan dan arah yang sama dan
bekerja berdasarkan rencana yang sama.
6. Mengutamakan Kepentingan
Organisasi diatas kepentingan Individu (Subordination of Individual Interests
to the General Interest)
Kepentingan
Organisasi harus didahulukan dari Kepentingan Individu seorang karyawan.
Termasuk kepentingan Individu Manager itu sendiri.
7. Kompensasi yang adil (Remuneration)
Salah satu
faktor yang mempengaruhi Kepuasan kerja karyawan adalah Upah atau Gaji yang
didasarkan pada tugas yang dibebankannya. Kompensasi yang dimaksud ini dapat
berupa Finansial maupun non-finansial.
8. Sentralisasi (Centralization)
Menurut
Fayol, seorang pemimpin atau Manajer harus mengadopsi prinsip Sentralisasi yang
seimbang (bukan Sentralisasi penuh ataupun Desentralisai penuh). Hal ini dikarenakan
Sentralisasi penuh (Complete Centralization) akan mengurangi peranan bawahan
dalam suatu organisasi, sedangkan desentralisasi akan menimbulkan
kesimpangsiuran dalam pengambilan keputusan. Wewenang tertentu harus
didelegasikan sebanding dengan Tanggung Jawab yang diberikan.
9. Rantai Skalar (Scalar Chain)
Rantai
Skalar adalah garis wewenang dari atas sampai ke bawah. Setiap karyawan harus
menyadari posisi mereka di dalam Hirarki Organisasi. Garis wewenang ini akan
menunjukan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya.
Tata Tertib
memegang peranan yang penting dalam bekerja karena pada dasarnya semua orang
tidak dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang kacau dan tegang.
Selain itu, untuk meningkatkan efisiensi dalam bekerja, fasilitas dan
perlengkapan kerja harus disusun dengan rapi dan bersih.
Manager
harus bertindak secara adil terhadap semua karyawan. Peraturan dan Perjanjian
yang telah ditetapkan harus ditegakan secara adil sehingga Moral karyawan dapat
terjaga dengan baik.
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability
of tenure of personnel)
Mempertahankan
Karyawan yang produktif merupakan prioritas yang penting dalam Manajemen.
Manager harus berusaha untuk mendorong dan menciptakan loyalitas Karyawan
terhadap organisasi.
13. Inisiatif (Initiative)
Karyawan
harus diberikan kebebasan untuk berinisiatif dalam membuat dan menjalankan
perencanaan, tentunya harus dengan batas-batas wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan.
14. Semangat Kesatuan (esprits de corps)
Dalam Prinsip
“esprits de corps” ini, Manajemen harus selalu berusaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan semangat kesatuan Tim.
Dalam struktur organisasi bisnis terdapat tiga jenjang
manajemen yaitu Manajemen Tertinggi, Manajemen Menengah dan Manajemen Tingkat
Satu yang kegiatannya tercakup dengan apa yang disebut Hirarki Manajerial yang
didalamnya terdapat rantai komando yaiturantai dimana terjadinya arus
komunikasi, koordinasi, dan pengawasan dari manajemen tingkat atas menuju sub
ordinat. Organisasi atau badan usaha
umumnya mempunyai sedikitnya tiga jenjang manajemen, yaitu:
1. Manajer Puncak
(Top Manager)
Disebut juga manajer
senior, eksekutif kunci. Manajer puncak bertugas untuk memutuskan hal-hal yang
penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, menyusun rencana umum perusahaan
dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan
pengeluaran saham yang berkaitan dengan masalah perencanaan dan keputusan yang
bersifat strategis(strategic planning). Jenjang ini meliputi:
1) Dewan Direktur(Board
of Directors),
a. Bertanggung jawab terhadap kebijakan perusahaan secara
menyeluruh.
b. Bertanggung jawab
kepada pemegang saham, hak dan kewajiban BOD dituangkan dalam company’s
articles of association atau written partnership agreement.
c. Legal responbility
meliputi beitikad baik dan jujur, bertindak hati-hati, teliti dan didasarkan
keahlian yang dimiliki.
d.
Mengawasi pembuatan
dan distribusi laporan keuangan perusahaan.
e. Memastikan perusahaan mematuhi peraturan
hukum yang berlaku.
f. Untuk keputusan
yang tidak terprogram, biasanya lebih banyak diambil oleh manajer pada tingkat
tinggi (top manajer).
Direktur Utama (CEO) manajer yang diduduki di dewan
direksi atau Chief Executif Officer ( CE ) dengan tugas
menyusun rencana perusahaan maupun pengelolaan harta kekayaan perusahaan. Jenjang
Direktur Utama bertugas:
a. Sebagai
eksekutor kebijakan BOD dan pihak yang memiliki managerial dan memiliki
wewenang paling tinggi dalam operasional perusahaan.
b. Menentukkan
strategi dan kebijakan yang diambil, penggunaan sumber daya perusahaan,
berhubungan dengan karyawan, pemegang saham dan investor potensial.
2.
Manajer Menengah (Middle Manajer)
Disebut juga sebagai manajer menengah, manajer
administrasi yang meliputi pimpinan pabrik atau manajer divisi. Mereka
bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana
umum dari manajer puncak. Antara lain menangani permasalahan kontrol atau
pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi:
keputusan administrasi/taktis, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.
Contoh: manajer, kepala divisi, kepala cabang
3.
Manajer Pertama (Manajer Lini)
Merupakan jenjang manajemen terendah, yang tugas
utamanya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh manajer madya,
mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan
sehari-hari, sebagai supervisor atau mandor garis pertama yang bertanggung
jawab melakukan supervisi kepada para karyawan yang melakukan pekerjaan hariannya
yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (operasi harian) yang disebut
keputusan operasional.
Seorang Manajer sebuah perusahaan bertanggung jawab
atas manajemen fungsi-fungsi bisnis berikut:
5)
Keuangan dan Akuntansi
6)
Kepatuhan terhadap hukum
Sedangkan Peranan Manajer ada tiga, yaitu :
1)
Antar pribadi ( hubungan interpersonal )
2) Pemberian informasi kepada pihak yang berkepentingan
mengenai policy perusahaan (Informational Role).
3) Cara manajer mengimplementasikan suatu keputusan
perusahaan di dalam kegiatan perusahaan ( Decision Role )
Henry Mintzberg, seorang ahli riset
ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh
manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke
dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi, yaitu melibatkan
orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini
meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang
kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan
penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran
pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah
masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan
bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah
berinteraksi dengan orang lain.
Sementara Robert L. Katz pada
tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal
tiga keterampilan dasar.Ketiga keterampilan tersebut adalah:
1. Keterampilan
konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager) harus
memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi
kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian
haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan
atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang
kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atauplanning.
Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk
membuat rencana kerja.
2. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu
dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan
dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan
membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka
kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer
pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan
untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program
komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.
Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer,
yaitu:
1. Keterampilan
manajemen waktu
Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan
seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin
mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai
manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia
bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji
Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana
dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan
perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil
dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset
berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi
produktivitas perusahaan.
2. Keterampilan
membuat keputusan
Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan
menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah
yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top
manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.
Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif
yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi
setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling
baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia
pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang
benar.
Sumarni Murti & Suprihanto John, 2014,
Pengantar Bisnis (Dasar-Dsar Ekonomi Perusahaan), liberty Yogyakarta
0 comments:
Posting Komentar