FUNGSI
PRODUKSI
1.
PERENCANAAN FUNGSI PRODUKSI
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan
produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah
aktivitas yang menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi
rencana,
kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
kemampuan produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan sebagainya.
Disini manajemen berperan untuk mengkombinasikan
faktor-faktor produksi tersebut sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan
produk jasa yang lebih berdaya guna danlebih berhasil, melalui proses manajemen
yang terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian.
Adapun sasaran yang dicapai adalah mendapatkan keuntungan
yang maksimal serta dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Oleh karena itu
diperlukan suatu perencanaan produksi sebelum kegiatan produksi dimulai. Hal
ini juga akan digunakan sebagai pedoman kerja bagi karyawan di bagian produksi
agar tetap bekerja sesuai dengan pola yang telah digariskan. Perencanaan
produksi jua berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya,
sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan
tindakan koreksi sebelum produk/jasa dikeluarkan dari pabrik.
2.
MANAJEMEN PRODUKSI
Kegiatan manajemen produksi adalah salah satu jenis
kegiatan produksi bagian di bidang manajemen yang memiliki peran dalam bekerja
sama di berbagai kegiatan ekonomi untuk mencapai
target. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungan langsung dengan usaha untuk mencapai tujuan dan target yang telah
ditentukan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dan dibutuhkan pasar. Ada 3 aspek yang penting dalam manajemen
produksi, aspek tersebut adalah:
1.
Planning Production atau perencanaan produksi bertujuan untuk
meyiapkan setiap proses yang sistematis bagi jenis kegiatan yang akan
dilakukan, mencakup jenis barang yang akan diproduksi, jumlah produk, kualitas
produk, bahan baku dan pengendalian produksi.
2.
Pengendalian produksi, bertujuan untuk mencapai hasil yang
maksimal seperti menyusun perencanaan, membuat jadwal pekerjaan dan menentukan
kepada siapa produk akan dipasarkan.
3.
Pengawasan produksi bertujuan agar setiap proses produksi dapat
berjalan lancar sesuai dengan perencanaan.
Perkembangan manajemen produksi disaat ini dikarenakan
oleh dua faktor yaitu, manajemen produksi bagaimana mengatur pembagian kerja
agar berjalan dengan baik. Seorang manajer harus bisa dengan bijak membagi
tugas dengan setiap timnya sesuai dengan keahlian masing-masing personil agar kegiatan
produksi tersebut berjalan dengan efisien dan efektif.
Sedangkan faktor yang kedua adalah melakukan revolusi
industri. Dalam revolusi industri memiliki arti bahwa dalam pemenuhan target
dibutuhkan kinerja yang konsisten, maka dari itu mengganti tenaga manusia
dengan tenaga mesin juga sangat diperlukan dalam manajemen produksi.
Dalam sebuah produksi yang sudah menggunakan mesin,
target produksi semakin dapat terpenuhi dan kualitas sumber daya manusia juga akan semakin
meningkat karena pekerja akan terpacu untuk meningkatkan keahliannya.
Namun sekalipun sangat diperlukan revolusi industri,
tetap mempunyai dampak buruk bagi perusahaan atau organisasi kecil yang masih
menggunakan cara-cara lama dan masih menggunakan tenaga kerja manusia untuk
sebagian besar proses produksi sehingga mereka tidak mampu menyeleraskan jumlah
barang yang diproduksi jika dibandingkan dengan perusahaan yang sudah beralih
menggunakan mesin.
Untuk mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan, perusahaan
harus dapat menjalankan faedah (utility) bagi konsumen. Faedah (utility) adalah
kekuatan dari suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan yaitu:
1.
Faedah bentuk
Misal rotan menjadi furniture
2.
Faedah waktu
Misal Jasa pergudangan sebagai jasa penyimpanan barang
3.
Faedah tempat.
Fungsi transportasi yaitu perpindahan tempat barang dan jasa.
4.
Faedah milik
Yaitu perpindahan milik barang dari pedagang ke pembeli.
3.
JENIS PROSES PRODUKSI
Secara umum, proses produksi dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) dan proses
produksi yang terputus-putus (intermittent processes). Perbedaan pokok dari
kedua proses produksi tersebut adalah berdasarkan pada panjang tidaknya waktu
persiapan untuk mengatur (set up) peralatan produksi yang digunakan untuk
memproduksi suatu produk atau beberapa produk tanpa mengalami perubahan.
Pada proses produksi yang terus-menerus, perusahaan atau
pabrik menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan (set up) dalam jangka waktu
yang lama dan tanpa mengalami perubahan. Sedangkan untuk proses produksi yang
terputus-putus menggunakan mesin-mesin yang dipersiapkan dalam jangka waktu
yang pendek, dan kemudian akan dirubah atau dipersiapkan kembali untuk
memproduksi produk lain. Untuk menentukan suatu pabrik atau perusahaan
menggunakan proses produksi yang terus-menerus (countinous processes) atau
proses produksi yang terputus-putus (countinous processes), dapat dilihat dari
sifat-sifat atau ciri-ciri dari kedua jenis proses produksi tersebut. Adapun
sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terus-menerus (countinous
processes), yaitu :
1.
Produk yang dihasilkan pada umumnya
dalam jumlah besar dengan variasi
yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
yang sangat kecil dan sudah distandarisasikan.
2.
Sistem atau cara penyusunan
peralatannya berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan, yang
biasa disebut product layout/departementation by product.
3.
Mesin-mesin yang digunakan untuk
menghasilkan produk bersifat khusus (Special Purpose Machines).
4.
Pengaruh operator terhadap produk
yang dihasilkan sangat kecil karena mesin biasanya bekerja secara otomatis,
sehingga seorang operator tidak perlu memiliki keahlian tinggi untuk pengerjaan
produk tersebut.
5.
Apabila salah satu mesin/peralatan
terhenti atau rusak, maka seluruh proses akan terhenti.
6.
Job strukturnya sedikit dan jumlah
tenaga kerjanya tidak perlu banyak.
7.
Persediaan bahan mentah dan bahan
dalam proses lebih rendah daripada persediaan bahan mentah dan bahan dalam
proses pada proses produksi yang terputus-putus.
8.
Diperlukan perawatan khusus terhadap
mesin-masin yang digunakan.
9.
Biasanya bahan-bahan dipindahkan
dengan peralatan yang tetap (fixed pathequipment) yang menggunakan tenaga
mesin, seperti konveyor.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi
yang terputus-putus (countinous processes) adalah :
1.
Produk yang dihasilkan biasanya dalam
jumlah kecil dengan variasi yang sangat besar dan didasarkan pada pesanan.
2.
Sistem atau cara penyusunan peralatan
berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama
dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut dengan process layout/departemantation
by equipment.
3.
Mesin-mesin yang digunakan bersifat
umum dan dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk dengan
variasi yang hampir sama(General Purpose Machines).
4.
Pengaruh operator terhadap produk
yang dihasilkan cukup besar, sehingga operator memerlukan keahlian yang tinggi
dalam pengerjaan produk serta
terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
terhadap pekerjaan yang bermacam-macam yang menimbulkan pengawasan yang lebih sulit.
5.
Proses produksi tidak akan berthenti
walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin/peralatan.
6.
Persediaan bahan mentah pada umumnya
tinggi karena tidak dapat ditentukan pesanan apa yang harus dipesan oleh
pembeli, dan persediaan bahan dalam proses lebih tinggi dari proses produksi
yang terus-menerus (countinous processes) karena prosesnya putus-putus.
7.
Biasanya bahan-bahan dipindahkan
dengan peralatan handling yang dapat berpindah secara bebas (Variable Path
Equipment) yang menggunakan tenaga manusia, seperti kereta dorong atau
forklift.
8.
Pemindahan bahan sering dilakukan
bolak-balik sehingga perlu adanya ruang gerak (aisle) yang besar dan ruang
tempat bahan-bahan dalam proses (work in process) yang besar.
4.
PENENTUAN LUAS PRODUKSI
Luas produksi merupakan jumlah atau
volume hasil produksi yang seharusnya dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam
satu periode.
Oleh karena itu luas produksi harus direncanakan dan
diperhitungkan dengan cermat, karena berdampak pada pencapaian laba maksimal
suatu perusahaan.
Suatu perusahaan memerlukan sumber
daya yang akan dipergunakan untuk memproduksi produk. Sumber daya tersebut
adalah bahan mentah,bahan pembantu, mesin-mesin dan peralatan lain, tenaga
kerja, modal serta tanah untuk lokasi perusahaan. Tiap-tiap perusahaan tentu
mempunyai jumlah dan jenis sumber-sumber produksi yang berbeda-beda satu dengan
yang lain. Jenis dan jumlah faktor-faktor produksi yang menentukan jenis serta
jumlah barang-barang yang dapat dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Di samping faktor-faktor produksi yang tersedia, jumlah permintaan akan
menentukan luas produksi yang paling menguntungkan. Dari uraian di atas luas
produksi yang optimal akan dipengaruhi atau dibatasi oleh beberapa faktor,
yaitu :
1. Tersedianya bahan dasar – apabila perusahaan memproduksi
barang-barang yang memiliki macam jenis, perencanaan yang teliti diperlukan
untuk mengetahui jenis-jenis barang yang akan dihasilkan dan keuntungan yang
akan diperoleh.
2. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang dimiliki
3. Tersedianya tenaga kerja
4. Batasan permintaan
5. Tersedianya faktor-faktor produksi yang lain
Dalam hubungannya dengan pengertian
dan analisis luas produksi ini, yang penting diketahui adalah pembagian biaya
produksi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pembagian ini didasarkan pada
hubungannya antara biaya dengan banyaknya barang yang dihasilkan di dalam
jangka waktu yang pendek.
Disebut biaya tetap adalah biaya
secara total tidak berubah dalam rentang relevan ketika output aktivitasnya
berubah. Sedangkan biaya variabel yang secara total bervariasi dalam proporsi
langsung dengan perubahan output aktivitas. Seringkali dalam perusahaan dikenal
yang disebut biaya campuran adalah biaya yang mengandung tetap mapupun variabel.
Luas produksi bukan merupakan
satu-satunya faktor yang meentukan luas perusahaan, sebab untuk mengukur luas
perusahaan harus didasarkan pada:
1. Bahan dasar yang digunakan: yaitu apabila bahan dasarnya
mendominasi produk jadi, misalnya: baja bagi pabrik mesin
2. Barang yang dihasilkan, misalnya: perusahaan rokok kretek,
perusahaan sirup
3. Mesin/peralatan yang digunakan: misalnya, mesin dalam peruahaan
tekstil
4. Jumlah tenaga kerja yang digunakan, misalnya jumlah tenaga kerja
pada perusahan mebel
5.
PERENCANAAN LOKASI PARBRIK
Lokasi pabrik adalah tempat kedudukan dimana pabrik
berada. Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap
sistem produksi yang ekonomis. Ini karena banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi tata letak mesin dan fasilitas pabrik. Lokasi pabrik yang baik
dengan sendirinya akan menyumbang banyak dalam usaha-usaha meminumkan biaya,
seperti biaya transport, biaya produksi, dan biaya distribusi. Penentuan lokasi
yang tepat akan meminimumkan beban biaya (investasi dan operasional) jangka
pendek maupun jangka panjang, dan ini akan meningkatkan daya saing perusahaan.
Lokasi pinggiran kota biasanya memberikan banyak
keuntungan daripada di kota kecil. Pabrik yang berlokasi di suatu pinggiran
kota tidak perlu mempunyai banyak tenaga pemeliharaan sendiri karena dekat
dengan industri-industri jasa. Berbeda dengan pabrik di kota kecil yang
memiliki kelemahan pada tingkat upah, dimana tingkat upah sedikit lebih rendah
dibanding dalam kota. Selain itu pabrik perlu memberikan latihan kepada
karyawan baru untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan produksi.
Untuk keputusan lokasi industri,
strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminmalkan biaya,
sedang untuk bisnis eceran dan jasa professional, strategi yang digunakan
terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi pemilihan
gudang ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara
umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan.
Pilihan-pilihan yang ada dalam
lokasi meliputi:
- Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
- Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii tempat lain
- Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.
Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini pada prakteknya berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan
pabrik yang lain, sesuai dengan produk yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
dilihat dari sisi produk
yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
- Faktor primer, yaitu faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Meliputi:
-
Letak Bahan Mentah
Letak pabrik yang dekat dengan
bahanmentah mempunyai keuntungan:
a.
Terjaminnya kelancaran bahan mentah
b.
Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil
c.
Biaya transportasi rendah
Suatu pabrik hendaknya mendekati letak bahan baku apabila Terdapat
penurunan kualitas dari bahan mentah sampai produk jadi, Harga bahan mahal, dan
Transoprt dari bahan baku ke lokasi tinggi
-
Letak Pasar
Tujuan lokasi pabrik mendekati pasar
agar produk cepat sampai ke konsumen & menghemat biaya produksi. Lokasi
pabrik cenderung mendekati pasar apabila Produk jadi termasuk barang yg tidak
tahan lama/cepat rusak (makaan, minuman) dan Biaya angkut barang jadi lebih
mahal dibanding biaya angkut bahan mentah
-
Pengangkutan
Letak perusahaan di daerah yg sulit
dijangkau angkutan umum, harus menyediakan sendiri alat angkut tersebut
-
Suplai tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja menentukan
kualitas produk akhir, banyak lokasi perusahaan dekat dengan domisili tenaga
ahli
-
Terdapatnya pembangkit listrik
Perusahaan yg sebagian besar proses
produksinya memerlukan tenaga listrik, cenderung mencari lokasi yg mudah
mendapatkan suplai listrik
- Faktor sekunder, yaitu faktor yang sebaiknya ada, bila tidak operasi masih dapat diatasi dengan biaya lebih mahal. Faktor sekunder ini antara lain:
1.
Rencana masa depan perusahaan
2.
Kemungkinan perluasan usaha
3.
Terdapatnya fasilitas servis
4.
Fasilitas pembelanjaan perusahaan
5.
Sikap dari masyarakat
6.
Keadaan tanah
7.
Keadaan tanah
8.
Iklim
9.
Pajak & UU tenaga kerja
6.
PERENCANAAN LETAK FASILITAS
PRODUKSI
Tata Letak Fasilitas Pabrik adalah suatu pengaturan dan
penempatan yang optimal terhadap Fasilitas Pabrik termasuk Tenaga Kerja,
peralatan produksi, ruang penyimpanan, peralatan penanganan material dan semua
layanan pendukung lainnya dengan desain struktur terbaik untuk menampung semua
fasilitas tersebut.
Tujuan Utama dalam Pengoptimalan Tata Letak Fasilitas
Pabrik atau Plant Layout tentunya adalah untuk memaksimalkan Laba bagi
Perusahaan. Dengan tata letak atau layout yang optimal, biaya-biaya
pengangkutan dan penanganan material dalam proses manufakturing dapat ditekan
seminimal mungkin sehingga laba perusahaan dapat ditingkatkan. Pergerakan
Tenaga Kerja dalam bekerja juga dapat diminimalisasi sehingga produktivitas
kerja dapat ditingkatkan dan memberikan kontribusi positif terhadap laba
perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh melalui pengoptimalan Tata Letak Fasilitas Pabrik.
- Memperlancar aliran material (bahan baku dan bahan pendukung) yang akan digunakan oleh Produksi.
- Memfasilitasi Proses Manufakturing.
- Meminimalisasi penanganan dan pengangkutan material serta biaya-biaya yang berkaitan dengannya.
- Lebih efektif dalam memanfaatkan orang, peralatan dan ruang
- Meningkatkan Fleksibilitas dan mengantisipasi perubahaan-perubahaan yang akan terjadi di masa yang akan data.
- Memberikan kenyamanan, kemudahan, keamanan dan keselamatan pekerja.
- Meminimalisasi Investasi Peralatan dan Mesin Produksi.
- Mengurangi jumlah waktu produksi.
Berikut ini adalah 7 Prinsip yang wajib dipertimbangkan
pada saat merencanakan Tata Letak Fasilitas Pabrik (Plant Layout).
1.
Prinsip Integrasi (Principle of Integration), Suatu Tata Letak
yang baik adalah mengintegrasikan manusia, material, mesin dan layanan
pendukung lainnya untuk mendapatkan pemanfaatan yang optimal terhadap
sumber daya yang dimilikinya.
2.
Prinsip Kedekatan Jarak (Principle of minimum distance), Prinsip ini
berkaitan dengan perpindahan atau pergerakan manusia dan material. Tata Letak
harus diatur sedekat mungkin untuk meminimalisasi perjalanan dan pergerakan.
Perlu diingat bahwa jarak yang jauh dapat meningkatkan penggunaan waktu kerja
yang juga akan meningkatkan biaya operasional.
3.
Prinsip Pemanfaatan Ruang (Principle of Space Utilisation), Sebuah Layout
atau tata letak yang baik adalah memanfaatkan keseluruhan ruang baik ruang
Horizontal maupun ruang Vertikal-nya. Pemanfaatan optimal bukan saja pada
lantai ruangan saja, namun juga meliputi tinggi ruangan (pemanfaatan tiga
dimensi).
4.
Prinsip Aliran (Principle of Flow), Layout atau Tata letak
yang baik adalah Layout yang dapat memperlancar aliran perpindahan material
hingga tahap penyelesaiannya.
5.
Prinsip Fleksibilitas
Maksimum (Principle of Maximum
Flexibility), Sebuah Layout atau Tata Letak yang baik adalah Layout yang
tidak memakan biaya besar dan waktu lama saat terjadi perubahaan. Kebutuhan
masa depan seharusnya dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan
perancangan Layout atau tata letak fasilitas pabrik.
6.
Prinsip Keselamatan, Keamanan
dan Kepuasan (Principle of
Safety, Security and Satisfaction), Sebuah layout atau tata letak yang baik
adalah Layout yang mempertimbangkan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan
kepuasan tenaga kerja serta keamanan fasilitas seperti menghindari terjadinya
kebakaran dan kemalingan.
7.
Prinsip Penanganan minimum (Principle of minimum handling), sebuah Layout
atau tata letak yang baik adalah layout yang dapat meminimalisasi penanganan
material
Secara umum dapat dikatakan bahwa, tujuan perencanaan
letak fasilitas produksi adalah untuk dapat mendapatkan kombinasi yang optimal
antara fasilitas-fasilitas produksi. Namun secara khusus tujaunnya yaitu:
1.
Simplikasi proses produksi
2.
Minimalisir biaya pengangkutan bahan
dalam pabrik
3.
Perputaran barang setengah jadi yg
tinggi
4.
Mengurangi investasi yg tidak penting
5.
Memperoleh kepuasan dan kemanan kerja
karyawan
7.
PERENCANAAN LINGKUNGAN KERJA
Lingkungan
kerja di dalam suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh
manajemen perusahaan yang akan mendirikan pabrik. Lingkungan kerja
merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan tersebut bekerja. Lingkungan
kerja dalam perusahaan akan mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan
yang melaksanakan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan, maka
secara tidak langsung lingkungan kerja akan berpengaruh terhadap produk yang
diproses dalam perusahaan yang bersangkutan.
Apabila
lingkungan kerja di dalam perusahaan baik, karyawan akan cenderung untuk
bekerja dengan baik pula sehingga luas produksi yang akan dilaksanakan akan
dapat mendekati dengan luas produksi yang direncanakan oleh manajemen
perusahaan. Demikian pula dengan tingkat efisiensi dari perusahaan yang
bersangkutan, apabila efisiensi kerja para karyawan dapat
dipertanggungjawabkan, maka efisiensi kerja di dalam perusahaan secara
keseluruhan akan dapat dipertahankan. Aspek pembentuk lingkungan kerja
perusahaan antara lain:
1.
Pelayanan karyawan
Dengan
pelayanan karyawan (oleh perusahaan) yang baik maka para karyawan akan
memperoleh kepuasan dalam penyelesaian kerja yang dilaksanakannya. Kepuasan
yang diperoleh para karyawan dalam melaksanakan tugasnya ini akan sangat
mempengaruhi tingkat produktivitas kerja karyawan tersebut. Dengan pelayanan
tersebut maka akan menumbuhkan gairah kerja yang lebih tinggi, rasa tanggung
jawab terhadap penyelesaian kerja yang lebih besar serta dapat menjaga nama
perusahaan dengan sebaik-baiknya.
Contoh
pelayanan: pelayanan makan, pelayanan kesehatan bagi karyawan dan keluarganya,
serta penyediaan kamar mandi/kamar kecil di dalam pabrik tempat karyawan
bekerja.
2.
Kondisi kerja
Kondisi
kerja kerja ini merupakan kondisi di dalam perusahaan dimana para karyawan
perusahaan tersebut bekerja, yang dapat dipersiapkan oleh manajemen perusahaan.
Kondisi kerja yang tidak memadai dapat menimbulkan penurunan tingkat
produktivitas kerja. Sebagai contoh, kurangnya penerangan yang diperlukan akan
mengakibatkan ketelitian kerja para karyawan menurun, dan kelelahan kerja juga
akan lebih cepat datang.
3.
Hubungan karyawan
Hubungan
karyawan yang tidak serasi akan menurunkan tingkat produktivitas kerja para
karyawan perusahaan. Hal ini disebabkan karena di dalam penyelesaian
tugas-tugasnya akan merasa terganggu atau diganggu dengan hal-hal lain sebagai
akibat tidak serasinya hubungan karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut. Persoalannya,
sering sekali pimpinan dan karyawan tidak selalu mampu menyatu dan mencair
dalam satu kekuatan yang utuh dan pasti dalam meraih semua impian
perusahaan.Pimpinan harus memiliki mind set dan perilaku untuk membantu
karyawan mencapai kinerja dan prestasi maksimal dengan cara-cara persuasif.
Pimpinan hanya boleh menggunakan kekuasaannya dalam hal membuat keputusan dan
mengarahkan karyawan ke visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tapi dalam hubungan
kerja sehari-hari, pimpinan haruslah berperan sebagai orang tua yang membimbing
setiap karyawan melalui sikap baik dan kasih sayang. Demikian juga dengan
karyawan, para karyawan harus secara ikhlas dan cerdas mengarahkan seluruh
energi, potensi, dan kekuatan dirinya untuk membantu kesuksesan tanggung jawab
pimpinan. Hubungan yang tulus, ikhlas, dan mensyukuri haruslah menjadi
modal yang kuat dalam menyatukan semua perbedaan di dalam
perusahaan.Kepemimpinan yang berkualitas akan muncul di saat pimpinan fokus
untuk pertumbuhan potensi karyawan dan perusahaan. Tidak seorang karyawan pun
yang ingin menjadi persis untuk selamanya. Setiap karyawan pasti mengharapkan
perubahan ke arah yang lebih baik dalam karir kerja dan kehidupan pribadinya.
Oleh karena itu, pimpinan wajib berjuang untuk menciptakan budaya yang
memungkinkan orang untuk tumbuh dan berkembang. Untuk dapat tumbuh dan
berkembang, maka setiap karyawan wajib berkontribusi dengan maksimal buat
pimpinan dan perusahaan. Setiap orang di dalam perusahaan, baik itu pimpinan
maupun karyawan wajib berbagi visi yang menunjukkan bahwa semua orang terlibat
dalam suatu tujuan yang lebih besar buat kejayaan perusahaan
silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload slidenya
DOWNLOAD
silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload slidenya
DOWNLOAD
0 comments:
Posting Komentar