1.
PENGERTIAN
Pengorganisasian Merupakan Salah Satu Fungsi Dasar Dalam
Manajemen Untuk Mencapai Sasaran Yang Ditetapkan Oleh Organisasi.
Pengorganisasian Ini Berkaitan Dengan Pengelompokan Kegiatan, Pengaturan Orang
Maupun Sumber Daya Lainnya Dan Mendelegasikannya Kepada Individu Ataupun Unit
Tertentu Untuk Menjalankannya Sehingga Diperlukan Penyusunan Struktur
Organisasi Yang Memperjelas Fungsi-Fungsi Setiap Bagian Dan Sifat Hubungan Antara Bagian-Bagian Tersebut.
Organisasi Yang Memperjelas Fungsi-Fungsi Setiap Bagian Dan Sifat Hubungan Antara Bagian-Bagian Tersebut.
Dengan Demikian, Jelas Bahwa Penyusunan Struktur Organisasi
Merupakan Hal Yang Sangat Penting Dalam Suatu Organisasi Atau Perusahaan, Baik
Organisasi Tersebut Berskala Kecil Maupun Besar Tetap Memerlukan Struktur
Organisasi Yang Jelas Untuk Mencapai Sasaran Organisasi Yang Ditetapkan. Secara
Definisi, Yang Dimaksud Dengan Struktur
Organisasi Menurut Schermerhorn (1996) Adalah
Struktur Sistem Tugas,
Alur Kerja, Hubungan Pelaporan Dan Saluran Komunikasi Yang Dikaitkan Secara
Bersama Dalam Pekerjaan Individual Maupun Kelompok.Organisasi Dalam
Sebuah Organisasi Biasanya Digambarkan Dalam Bentuk Bagan Struktur Organisasi
(Organization Chart) Yaitu Suatu Diagram Yang Menggambarkan Pengaturan Posisi
Pekerjaan Dalam Organisasi Yang Diantaranya Juga Termasuk Garis Komunikasi Dan
Wewenangnya. Berdasarkan strukturnya, bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi
garis
Organisasi garis
merupakan bentuk organisasi tertua, dan paling sederhana. Organisasi dengan
jumlah karyawan sedikit dan pemiliknya merupakan pimpinan tertinggi didalam
perusahaan/organisasi yang mempunyai hubungan langsung dengan bawahannya.
Di
sini setiap bagian-bagian utama langsung berada dibawah seorang pemimipin serta
pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertical ke bawah dengan
pendelegasian yang tegas, melalui jenjang hirarki yang ada. Kebaikan-kebaikan
organisasi garis :
a.
Bentuk organisasi sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan,
b.
Pembagian tugas serta tanggung jawab dan kekuasaan cukup jelas
c. Adanya kesatuan dalam perintah dan pelaksanaan sehingga mempermudah
pemeliharaan disiplin dan bertanggung jawab,
d.
Pengambilan keputusan dapat dilaksanakan secara cepat karena komunikasi
cukup mudah.
Sedangkan
kekurangan-kekurangannya adalah :
a.
Bentuk organisasi tidak fleksibel,
b.
Kemungkinan pemimpin untuk bertindak otokratis besar,
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar sehingga mudah terjadi
kekacauan bila seseorang didalam garis organisasi “hilang”.
2. Organisasi
garis dan staf
Adalah
organisasi yang semata-mata memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya.
Organisasi garis/lini merupakan bentuk organisasi yang berskala kecil, dengan
jumlah karyawan yang sedikit. Bentuk organisasi garis/lini juga belum atau
sedikit memiliki spesialisasi.
Ciri-ciri organisasi
berbentuk garis/ lini antara lain :
1. Jumlah karyawan relatif sedikit
2. Struktur organisasi masih sederhana dan kecil
3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
4. Pucuk pimpinan biasanya dianggap sebagai sumber kekuasaan tunggal, segala keputusan/kebijaksanaan dan tanggung jawab berada pada satu tangan.
5. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu garis wewenang
6. Pimpinan denga karyawan biasanya saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya
8. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi sehingga alat-alat yang diperlukan tidak beraneka ragam
1. Jumlah karyawan relatif sedikit
2. Struktur organisasi masih sederhana dan kecil
3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
4. Pucuk pimpinan biasanya dianggap sebagai sumber kekuasaan tunggal, segala keputusan/kebijaksanaan dan tanggung jawab berada pada satu tangan.
5. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu garis wewenang
6. Pimpinan denga karyawan biasanya saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja
7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas bidang pekerjaan yang ada di dalam unitnya
8. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi sehingga alat-alat yang diperlukan tidak beraneka ragam
Apabila
organisasi telah berkembang dengan pesat dan bertambah luas pula tugas-tugas,
wewenang dan tanggung jawab yang ada, maka akan timbul kesulitan-kesulitan bagi
pimpinan untuk mengambil keputusan sendiri. Dalam keadaan tersebut maka
diperlukan bantuan orang lain yang ahli dalam bidang-bidang tertentu untuk
membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan-keputusan. Untuk keperluan
tersebut maka diciptakanlah suatu staf yang pada umumnya terdiri dari
orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu. Staf tersebut bertugas membantu
pimpinan dalam rangka mengambil keputusan-keputusannya. Organisasi semacam ini
disebut organisasi garis dan staf.
Organisasi
garis dan staf, secara formil yang berhak memberikan perintah hanyalah
pimpinan, sedang staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan tugas
perncanaan, memberikan nasihat dan lain-lain yang serupa dengan itu. Tetapi di
dalam organisasi yang besar yang mempunyai ruang lingkup tugas yang luas,
beraneka ragam dan kompleks, tidak mungkin lagi bagi seseorang pimpinan
mendeglasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang
masing-masing. Dalam hal yang demikian staf menandatangani keputusan, perintah,
instruksi dan lain-lain atas nama pimpinan.
Pada
umumnya, dalam organisasi garis dan staf yang besar staf umumnya memberikan
nasihat kepada para pelaksana dalam melakukan pengawasan, sedang staf khusus
memberikan petunjuk-petunjuk teknis menurut bidangnya masing-masing.
Secara
skematis, organisasi garis dan staf dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelebihan
organisasi garis dan staf, yaitu:
1. Dapat
digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil serta maupun kecil serta
apapun tujuan organisasi tersebut.
2. Terdapat
adanya pembagian tugas antara pemimpin dan pelaksana sebagai akibat dari adanya
staf ahli dalam organisasi
tersebut.
3. Bakat
yang berbeda-beda yang dimiliki oleh masing-masing karyawan dapat dikembangkan
menajadi suatu spesialisasitertentu.
4. Prinsip,
penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat atau “the right man on
the right palce” dapat diterapkan dengan baik.
5. Pengambilan
keputusan dapat berjalan dengan cepat karena meskipun banyak orang yang harus
diajak berkonsultasi dalam pengambilan keputusan tetapi pimpinan masih berada
pada satu tangan.
6. Pengambilan
keputusan yang lebih sehat dapat diciptakan karena tersedianya staf yang ahli
dalam bidang nya masing masing.
7. Koordinasi
juga dapat lebih baik karena terdapat ada nya pembagian tugas yang lebih
terperinci.
8. Semangat
kerja juga akan bertambah besar karena pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
bakat dan keterampilan.
Kekurangan organisasi garis dan staf, yaitu:
1. Rasa
solidaritas antarkaryawan menjadi agak berkurang disebabkan oleh para karyawan
menjadi tidak saling mengenal antara satu dengan yang lain.
2. Peritah
perintah menjadi kabur karena tidak dapat dibedakan antara perintah dengan
nasihat (advis) yang dating nya dari staf. Hal ini disebabkan karena antara
atasan dengan staf dapat terjadi adanya perintah sendiri sendiri padahal
kewenangan masing-masing adalah berbeda.
3. Kesatuan
komando juga menjadi berkurang karena perintah yang berasal dari staf meskipun
bukan pimpinan yang berhak memberik komando tetapi karena berasal dari staf
ahli maka cenderung untuk harus dipenuhi pula oleh para karyawan.
4. Koordinasi
yang kurang baik pada tingkat staf akan dapat mengakibatkan adanya hambatan
dalam pelaksanaan tugas bagi para karyawan.
3. Organisasi
fungsional
Struktur
Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur
Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi. Pembagian kerja
dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya
seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan
dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat
untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan
beberapa jenis produk maupun layanan. Struktur organisasi bentuk ini dapat
menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar
unit kerja
Struktur
fungsional mengelompokkan fungsi-fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis
untuk membentuk suatu satuan organisasi. Individu yang memiliki keahlian yang
sama dikelompokkan bersama
Organisasi
dengan bentuk ini merupakan suatu organisasi yang berdasarkan pembagian
tugasnya serta kegiatannya pada spesialisasi yang dimiliki oleh
pejabat-pejabatnya. Organisasi ini tidak terlalu menekan hilarki sturtural,
tetepai lebih pada sifat dan pungsi yang perlu dijalankan.
Dalam
organisasi ini seorang bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa
pejabat serta harus mempertanggung jawabkannya pada masing-masing pejabat yang
bersangkutan.
Kebaikan-kebaikan
dari pungsional organisasi fungsional:
a.
Adanya spesialisasi menyebabkan perencanaan tugas dapat dengan baik.
b.
Spesialisasi karyawan dapat dilakukan secara maksimal.
c.
Koordinasi antara orang-orang dalam satu funsi mudah dilaksanakan atau
dijalankan.
d.
Pekerjaan mental dapat dipisahkan dari pekerjaan pisik.
Kekurangan –
kekurangan organisasi fungsional antara lain adalah sebagai berikut :
a. Tanggung jawab terbagi-bagi, sehingga jika terjadi satu masalah tidak
jelas siapa yang harus bertanggung jawab penuh.
b.
Ditinjau dari segi karyawan, banyaknya atasan yang membingungkan,
c. Terjadi saling mementinngkan fungsi masing-masing menyebabkan koordinasi
yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan.
d.
Pertukaran (mutasi) pekerjaan sukar dilakukan, karna anggota organisasi
terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang keahliannya saja, sehingga
untuk mengadakan pertukaran jabatan harus dilakukan suatu pendidikan yang
intensif terlebih dahulu.
2.
PENGERTIAN DAN PERAN ASAS-ASAS
ORGANISASI
Istilah
lain dari asas-asas organisasi adalah prinsip-prinsip organisasi atau principle
of organization,dimana hendry fayol menyatakan istilah tersebut dengan
principle of management yang sebenarnya isinya sama dengan principle
organization.
Asas
atau prinsip dapat diartikan sebagai suatu pernyataan atau ketentuan yang
bersifat mendasar yang dapat dijadikan pedoman dalam bertindak melaksanakan
aktivitas – aktivitas sesutu organisasi. Jadi asas atau prinsip organisasi
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses pengorganisasian
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh
beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai
suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti
keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan
yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi
anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Asas organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin
hendaknya dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi baik dan aktivitas
organisasi dapat berjalan lancar. Adapun urutan asas-asas organisasi adalah
sebagai berikut:
1.
Perumusan Tujuan yang Jelas.
Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam
pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang
akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
Tujuan
adalah sesuatu yang ingin dicapai atau sesuatu yang diinginkan. Adanya sesuatu
yang diinginkan atau keinginan mencapai tujuan inilah biasanya melatar belakangi
berdirinya suatu organisasi. Agar supaya individu yang ada dalam organisasi
mengetahuhi tujuan yang akan dicapai dan dapat bekerja sama dengan terarah,
maka tujuan organisasi maupun tujuan setiap kegiatan di dalam organisasi
sebaiknya dirumuskan dan dinyatakan dengan jelas.
Perlu
penulis dan pentingnya perumusan dengan jelas , diungkapkan oleh herbert
G.hick,yaitu :
-
Tujuan akan membantu organisasi
-
Tujuan dibutuhkan untuk melakukan koordinasi
-
Untuk koordinasi langkah pertama adalah menetapkan tujuan organisasi
yang ingin dicapai
- Organisasi yang menginginkan persaingan yang efektif dan tumbuh terus
menerus diperbaharui tujuannya
-
Tujuan adalah arah terakhir dimana semua kegiatan organisasi diarahkan
2.
Departemenisasi
Departeminisasi atau departementalisasi
adalah kegiatan menyusun satua-satuan (unit, bagian, departemen) orgnisasi yang
akan menangani tugas-tugas atau fungsi-fungsi tertentu atau kegiatan pengelompokan
kegiatan kedalam bagian-bagian tertentu. Pembagian ini dapat dikelompokkan
berdsarkan beberapa hal, antara lain :
1. Departementalisasi
fungsional
2. Departementalisasi
territorial
3. Departementalisasi
produk
4. Departementalisasi
pelanggan
5. Departementalisasi
campuran
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
satuan-satuan unit organisasi yaitu:
1.
Jumlah
satuan organisasi sedikit mungkin
2.
Dibentuk
harus berfungsi secara utuh
3.
Bila
suatu aktivitas telah ada maka organisasi yg menampungnya jangan membentuk
satuan yg sama
4. Menggunakan
sebutan yang tepat, sehingga dapat diketahui fungsi dari persatuan yg
bersangkutan
Contoh :
Jawatan
adalah organisasi bila dilihat dari jenjangnya sendiri, tetapi bila dilihat
dari jenjang yang lebih tinggi yaitu Propinsi Riau maka jawatan adalah
satuan organisasi. Demikian pula Propinsi Riau merupakan organisasi bila
dilihat dari jenjangnya sendiri, tetapi apabila dilihat dari jenjang yang lebih
tinggi misalnya Negara Indonesia maka Propinsi Riau hanyalah satuan organisasi.
Kedudukan satuan organisasi di
dalam struktur organisasi ada 2 macam yaitu
1. Satuan
organisasi yang berkedudukan langsung dibawah puck pimpinan organisasi yang
disebut “satuan organisasi utama”
2. Satuan
organisasi yang berkedudukan di bawah organisasi utama yang disebut “satuan organisasi
lanjutan”
Macam macam departemensiasi:
1.
Departemenisasi
berdasarkan jasa
contoh
: misalnya dalam perusahaan money changer menerima penukaran uang baik ke
bentuk rupiah, dollar, yen dll.
2.
Departemenisasi
berdasarkan alat
contoh
: dalam sekolah teknik terdapat jenis-jenis bidang berbeda seperti teknik
mesin, teknik computer, teknik pertanian, teknik sipil dll.
3.
Departemenisasi
berdasarkan wilayah
contoh
: dalam kelurahan dibentuk pembagian desa, RT, dan RW nya.
4.
Departemenisasi
berdasarkan waktu
contoh
: di carefour jam kerja pegawai dibagi dalam sip pagi, siang dan sip
malam.
5.
Departemenisasi
berdasarkan jumlah
contoh
: misalnya kursi dekan sebuah fakultas pasti cuma ada satu saja dan
kursi untuk pembantu dekan bisa diisi oleh tiga orang tetapi kursi untuk para
staffnya mungkin bisa mencapai sepuluh orang.
6.
Departemenisasi
satuan organisasi khusus
contoh
: tim evaluasi kebijakan , KPK ( komisi pemberantasan korupsi ) dll.
3.
Pembagian Kerja
Asas ini dapat dikaitkan dengan pejabat yang harus
menempatinya atau dengan satuan organisasinya. Maka asas pembagian kerja dapat
diartikan dua macam yaitu
1.
pembagian kerja adalah perincian serta pengelompokkan
aktivitas-aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu. Contoh : adanya administrasi
personalia, administrasi keuangan , administrasi produksi didalam suatu
perusahaan.
2.
perincian serta pengelompokkan tugas – tugas yang semacam atau
erat hubungannya satu sama lain untu dilakukan oleh seorang pejabat
tertentu.
Contoh: adanya presiden,
wakil presiden, ketua partai , bendahara umum dll
Tentang
pentingnya pembagian kerja Luther Gulick mengemukakan alasan – alasan
sebagai berikut :
1. Karena
orang berbeda dalam pembawaan , kemampuan serta kecakapan dan mencapai
ketangkasan yang besar dengan spesialisasi.
2. Karena
orang yang sama tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang sama.
3. Karena
seseorang tidak dapat mengerjakan dua, hal pada saat yang sama.
4. Karena
bidang pengetahuan dan keahlian begitu luas sehingga eseorang dalam rentangan hidupnya
tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak dari pada sebagian sangat kecil
daripadanya.
Dalam
melakukan pembagian kerja hendaknya diperhatikan beberapa hal berikut:
1.
Tiap
- tiap satuan organisasi hedaknya memiliki perincian aktivitas yang jelas tertulis
pada daftar perincian aktivitas. Contoh: setiap kegiatan yang dilakukan oleh
kecamatan harus dibuat menjadi suatu agenda kegiatan kecamatan tersebut
disertai dengan laporan pertanggungjawaban.
2.
Penempatan
para pejabatnya hendaknya yang tepat. Contoh: penempatan para sarjana ekonomi
tepat diletakkan pada bagian keuangan sebuah kantor.
3.
Penambahan
atau pengurangan pegawai hendaknya berdasarkan volume kerja.
4.
Pembagian
kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam sesuatu satuan organisasi.
Contoh: misalnya dalam suatu staf pemasaran diperlukan 4 orang yang
berlaku sebagai penanggung jawab promosi, penanggung jawab karyawan yang turun
ke lapangan, penanggung jawab pasar promosi, dan penanggung produk yang
dipasarkan.
5.
Penggolongan
tugas. Contoh : misalnya tugas yang harus dikerjakan hari ini atau sering
disebut dengan dead line, dll.
6. Adanya dasar pembagian kerja yang menjadi landasan dalam melakukan pembagian kerja. Contoh: misalnya adanya pembagian kerja berdasarkan fungsi,rangkaian kerja,langganan dan lain – lain.
6. Adanya dasar pembagian kerja yang menjadi landasan dalam melakukan pembagian kerja. Contoh: misalnya adanya pembagian kerja berdasarkan fungsi,rangkaian kerja,langganan dan lain – lain.
4.
Koordinasi
Merupakan asas yang menyatakan bahwa dalam suatu organisasi
harus ada keselarasan aktivitas di antara satuan-satuan organisasi atau
keselarasan di antara pejabatnya. Menurut James D. Monney koordinasi
adalah pengatran usaha sekelompok orang secara teratur untuk menciptakan
kesatuan tindakan dalam mengusahakan tercapai suatu tujuan bersama. Menurut Henry
Fayol, mengkoordinasikan berarti mengikat bersama, menyatukan, dan menyeleraskan
semua kegiatan dan usaha.
Sedangkan
menurut Herbert G. Hicks, prinsip koordinasi menerangkan bahwa pelaksanaan
organisasi itu efektif apabila semua orang dan sumber disinkronkan, diseimbangkan,
dan diberikan pengarahan.
Secara
normatif, koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyerasikan,
menyelaraskan, dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau
berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangngkan secara
fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif
spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja. Manfaat koordinasi diantaranya
adalah:
1.
Menghindari konflik
2.
Menghindari perebutan fasilitas
3.
Menghindari pekerjaan ganda
4.
Menghindari kekosongan pekerjaan
5.
Menjamin kesatuan kebjiakan
6.
Menjamin kesatuan pelaksanaan
Koordinasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah mengadakan pertemuan
informal antara para pejabat, misalnya apabila para pejabat sedang istirahat
ataupun makan siang lakukan pendekatan agar memudahkan tujuan koordinasi
tercapai. Koordinasi dapat dibedakan menjadi:
1. Koordinasi
hierarkis (vertikal), yang dilakukan oleh pejabat pimpinan dalam suatu instasi
terhadap pejabat atau instansi dibawahnya.
2.
Koordinasi
fungsional, yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat
atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas-asas
fungsional. Koordinasi ini dapat dibedakan atas koordinasi fungsional
horizontal, diagonal, dan teritorial.
3.
Koordinasi
fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi lain yang
setingkat. Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh pejabat atau
instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya
tetapi bukan bawahannya.
4.
Koordinasi
fungsional teritorial dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap
pejabat atau instansi lainnya yang berada didalam suatu wilayah tertentu dimana
semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.
5.
Pelimpahan Wewenang
Yang
dimaksud dengan wewenang adalah hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan
yang diperlukan agar tugas serta tanggungjawabnya dapat dilaksanakan dengan
baik. Jadi, pelimpahan wewenang berarti penyerahan sebagian hak untuk mengambil
tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggungjawabnya dapat dilaksanakan
dengan baik dari pejabat yang satu kepada pejabat yang lainnya. Sedangkan
tanggungjawab itu sendiri berarti keharusan pada seorang pejabat untuk
melaksanakan secara selayaknya dan segala sesuatu yang telah dibebankan
kepadanya.
Contoh
konkritnya adalah : apabila seorang dosen memberikan tugas kepada komting kelas
untuk membagikan materi yang ada kepada teman – temannya karena dosen tsb
berhalangan hadir maka komting tersebut harus menjalankan perintah tsb dengan
penuh tanggung jawab. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelimpahan
wewenang :
1. Batas
wewenang, contoh : seorang sekretaris harus melimpahkan tugas sekretarisnya (bukan
tugas bendahara) kepada wakil sekretaris.
2. Tanggungjawab,
contoh : seorang yang melimpahkan dan seorang yang menerima pelimpahan tersebut
harus saling bertanggungjawab dan tidak melempar tanggung jawab.
3. Antara
tugas, tanggungjawab dan wewenang harus seimbang, contoh : apabila seorang guru
diberi tugas oleh pihak sekolah untuk mengikuti rapat maka
tanggungjawabnya adalah menghadiri rapat tersebut dan membuat
catatan hasil rapat kepada pihak sekolah.
4. Kemauan
memperhatikan pendapat dari pejabat yang menerima limpahan, contoh : apabila
seorang kadis melimpahkan sebuah tugas kepada wakilnya maka setidaknya
si kadis menerima pendapat wakilnya dalam penyelesaian tugas tersebut
Pelimpahan
wewenang dapat dilakukan diantara pejabat yang lebih tinggi kepada pejabat yang lebih rendah disebut “Pelimpahan Wewenang Penegak”.
Sedangkan Pelimpahan Wewenang yang dapat dilakukan d iantara pejabat yang sederajat
disebut “Pelimpahan Wewenang Mendatar”.
6.
Rentang Kendali
Yang
dimaksud dengan asas rentangan kontrol adalah jumlah terbanyak bawahan
langsung yang dapat dipimpin dengan baik oleh seorang atasan tertentu. Bawahan
langsung adalah sejumlah pejabat yang langsung berkedudukan di bawah atasan
tertentu. Atasan langsung adalah mereka yang memimpin langsung sejumlah bawahan
tertentu.
Contoh
seorang manajer dalam suatu perusahaan harus melakukan pengontrolan kepada
seluruh aktivitas perusahaan tetapi lebih difokuskan kepada staf – staf yang
berada dibawahnya dan selanjutnya para stafnya melakukan pengontrolan kepada
para divisinya dan kemudian para divisi – divisi dari masing – masing staf
melakukan pengontrolan kepada para karyawan yang berada dibawah mereka.
Rentang
Kendali diperlukan dalam suatu organisasi karena adanya “limits
factor(keterbatasan)” manusia, yaitu keterbatasan waktu, pengetahuan,
kemampuan, dan perhatian.
1. Keterbatasan
waktu, artinya bahwa pada saat yang bersamaan seorang pemimpin melakukan
pekerjaan yang beraneka macam.
2. Keterbatasan
pengetahuan, artinya bahwa seorang pemimpin tidak mungkin dapat mengetahui
semua pekerjaan dalam perusahaan karena itu perlu diadakan pembagian pekerjaan
kepada bawahannya.
3. Keterbatasan
kemampuan, artinya bahwa seorang pemimpin perusahaan kemampuannya terbatas,
karena itu perlu diadakan batas jumlah bawahan langsungnya.
4. Keterbatasan
perhatian, artinya bahwa seorang pemimpin terbatas perhatiannya, ia tidak dapat
memperhatikan semua masalah yang dilakukan bawahannya sehingga perlu diadakan
pembatasan jumlah bawahan langsung yang dipimpinnya.
Ada
dua kelompok faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan berapa sebaiknya
jumlah pejabat bawahan yang langsung dapat dipimpin dengan baik oleh seorang
pejabat atasan tertentu :
1. Faktor
Subyektif ialah faktor yang melekat pada pejebatnya :
-
Kepandaian
-
Pengalaman
-
Kesehatan
-
Umur
-
Kejujuran
-
Keahlian
-
Kecakapan , dan lain-lain
2. Faktor
Objektif ialah faktor yang berada di luar pejabatnya :
-
Corak pekerjaan
-
Jarak antar para pejabat bawahan
-
Letak para pejabat bawahan
-
Stabil labilnya organisasi
-
Jumlah tugas pejabat
-
Waktu penyelesain pekerjaan
Apa
saja kebaikan atau keburukan rentang kendali yang banyak melebar? Kebaikannya :
1. Tingkatan-tingkatan
manejer sedikit, biaya-biaya relative kecil karena yang mendapat tunjangan
jabatan semakin sedikit.
2. Jalur
perintah dan tanggung jawab pendek, sehingga komunikasi efektiv karena
hambatan-hambatan komunikasi akan lebih mudah di atasi.
3. Hambatan
birokrasi dapat di hindarkan, karena tidak terlalu banyak pejabat yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu pekerjaan/urusan.
4. Departemen-departemen
organisasi sedikit.
Keburukannya :
1.
Koordinasi
sulit dilakukan sebab mengkoordinasi bawahan yang banyak lebih sulit daripada
mengkoordinasi bawahan yang sedikit.
2.
Pengerahan,
pembinaan, pengendalian kurang efektiv.
3.
Spesialisasi
tugas kurang mendalam.
7.
Jenjang Organisasi
Jenjang
organisasi atau tingkatan struktur organisasi adalah tingkatan satuan
organisasi (level of management ) yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan
wewenang tertentu yang sesuai dengan kedudukannyadar atas kebawah dalam fungsi
(bagian) tertentu.
Pejabat
yang berkedudukan pada tingkat yang lebih atas mengawasi para pejabat yang
berkedudukan pada tingkat dibawhanya demikian seterusnya sehingga hubungan-hubungan
yang dilakukan antara para pejabat sejauh mungkin melewati tingkat-tingkat yang
telah ditentukan. Macam – macam hubungan dalam jenjang organisasi
1.
Hubungan menegak,terdiri dari :
-
Menegak keatas
-
Menegak kebawah
2.
Hubungan mendatar
3.
Hubungan diagonal terdiri dari :
-
Diagonal kebawah
-
Diagonal keata
Dalam tingkatan struktur organisasi deibedakan menjadi tiga
macam yaitu:
1. Struktur
organisasi Pipih
Adalah Struktur
organisasi yang melaksanakan jenjang antara 2 sampai 3 tingkat
2. Struktur
organisasi datar
Struktur organisasi
yang melaksanakan jenjang antara 4 tingkat
3. Strukutr
organisasi curan
Struktur organisasi yang melaksanakan jenjang sampai 5
tingkat
8.
Kesatuan Perintah
Yang dimaksud dengan kesatuan
perintah adalah tiap – tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya
dapat diperintah dan bertnggungjawab kepada seorang pejabat atasan
tertentu. Ada satu pengecualian bahwa asas kesatuan perintah memang tidak dapat
berlaku dalam organisasi berbentuk fungsional yang semua pejabat dan
atasan yang memiliki bidang kerja tertentu dapat memerintah kepada semua
pejabat bawahan yang ada sepanjang menyangkut bidang kerja pejabat atasan
tadi.
Contoh setiap karyawan harus
mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan apa yang diberikan oleh bagian
kepala staf dari atasan mereka sehingga terjadi suatu sinergi kesatuan perintah
dan tidak melenceng dari jalur yang telah ditetapkan.
Menurut W.Warren Haynes mengatakan
bahwa “Tidak ada orang melayani dua kepala” atau dalam buku management dkatakan
“Tidak ada anggota suatu organisasi dapat melapor kepada lebih dari seorang
atasan”. Sedangkan menurut Uther Gulick mengatakan bahwa “Seseorang tak dapat
melayani dua pimpinan”. “Tiap jabatan melapor hanya kepada satu jabatan / Tiap
individu harus melapor kepada seseorang & hanya satu orang”
9.
Fleksibilitas
Dalam melaksanakan asas
flexibilitas ini hendaknya jangan dilupakan bahwa pada waktu melakukan
perubahan jangan sampai menghambat kelancaran aktivitas yang sedang berjalan.
Contoh apabila dalam pemerintah
terdapat pembaruan kebijakan peraturan yang ada maka tidak perlu memberhentikan
peraturan – peraturan yang sudah berjalan belakangan ini, sampai mulai
berlakunya suatu peraturan baru itu diberlakukan biasaanya terdapat rentang
waktu yang agak lama untuk mulai menyesuaikan.
Jadi struktur organisasi harus
mudah diubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa
mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan. Jika diubah tatapi
menghambat jalannya aktivitas maka ini bukanlah fleksibilitas
10. Berkesinambungan
Suatu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana
agar dapat melanjutkan aktivitas operasinya secara terus menerus. Misalnya
denganmeningkatkan mutu para pejabatnya, menggali sumber baru, mengikuti
perkembangan kebutuhan lingkungan menggunakan peralatan baru karena suatu
organisasi yang telah dibentuk oleh para pembentuknya mengharapkan
organisasinya dapat berjalan terus atau hidup terus
11. Keseimbangan
Fungsi dari keseimbangan dalam organisasi ini yaitu Fungsi
organisasi harus ditempatkan dalam struktur yang sesuai peranannya. Fungsi
utama organisasi harus dilakukan organisasi yang kedudukannya setingkat dibawah
pucuk pimpinan. Fungsi organisasi yang sama pentingnya harus ditempatkan pada
jenjang yang sama. Fungsi organisasi yang mempunyai peran menyeluruh jangan
ditempatkan hanya di bawah salah satu sautan saja
3.
JOB DESCRIPTION (DESKRIPSI
PEKERJAAN)
Job
description merupakan panduan dari perusahaan kepada karyawannya dalam
menjalankan tugas. Semakin jelas job description yang diberikan, maka semakin
mudah bagi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.
Deskripsi
pekerjaan adalah penyataan tertulis mengenai gambaran suatu pekerjaan,
kondisinya, dan hubungannya dengan bagian lain dalam organisasi. Deskripsi
pekerjaan ini bagian penting dari sistem pengembangan SDM. Ibarat navigator,
Deskripsi pekerjaan adalah peta yang menentukan arah, kemana harus berbelok,
berapa kecepatan yang diperlukan dan seterusnya.
Menurut
Stone, 2005 Job description (deskripsi pekerjaan) atau deskripsi posisi adalah
pernyataan tertulis yang menjelaskan mengapa pekerjaan ada, apa yang dilakukan
pemegang pekerjaan sebenarnya, bagaimana mereka melakukannya dan dalam kondisi
apa pekerjaan itu dilakukan. Tidak ada format standar yang digunakan untuk
menulis deskripsi pekerjaan; format, pada kenyataannya, tergantung pada
preferensi manajemen dan bagaimana deskripsi pekerjaan akan digunakan.
Sedangkan
menurut Grensing & Pophal, 2006, deskripsi pekerjaan adalah rekaman tertulis
mengenai tanggung jawab dari pekerjaan tertentu. Dokumen ini menunjukkan
kualifikasi yang dibutuhkan untuk jabatan tersebut dan menguraikan bagaimana
pekerjaan tersebut berhubungan dengan bagian lain dalam perusahaan.
Job
description adalah suatu indicator penting dalam proses performance appraisal.
Beberapa pengertian job description yang dikemukakan para ahli adalah sebagai
berikut: Pernyataan tertulis tentang tugas, kondisi kerja dan berbagai aspek
yang berhubungan dengan suatu jabatan dalam pekerjaan tertentu (Werther and
Davis; 1989)
Sedangkan
menurut Nitisemito; 1992 Penjelasan tentang suatu jabatan, tugas-tugasnya,
tanggung jawabnya, wewenangnya dan sebagainya.
Dalam
upaya pengembangan SDM dan mengisi serta membina sesuai dengan peraturan organisasi
yang ada dalam rangka mendukung tercapainya tujuan organisasi, umumnya setiap
oerganisasi mengalami hambatan dalam menempatkan karyawan sesuai dengan
kemampuan/bakatnya. Maka paling tidak sebuah organisasi membutuhkan suatu
perangkat organisasi antara lain struktur organisasi disertai deskripsi
pekerjaan yang dilengkapi dengan spesifikasi sereta persyaratan jabatannya.
Didorong
oleh kenyataan tersebut maka mejadi tugas bidang personalia untuk berusaha
menyusun konsep Deskripsi pekerjaan tersebut yang kemudian disampaikan ke
bagian-bagian yang lain dengan permintaan untuk diberi tanggapan sebagai input
untuk penyempurnaan lebih lanjut. Berkenaan dengan hal tersebut maka isi dari
deskripsi perkerjaan secara lengkap diperinci sebagai berikut:
Nama Jabatan :
Spesifikasi Jabatan :
Penjelasan singkat mengenai:
-
Tupoksi & tanggungjawab
-
Tugas rutin
-
Tugas sewaktu-waktu
-
Wewenang
-
Hubungan Kerja
Persayaratan jabatan:
Berisikan persyaratan yang dimiliki
oleh setiap karyawan:
-
Pendidikan
-
Pengalaman
-
Kemampuan
-
Keterampilan
-
Lain-lain (disesuaikan)
Contoh Deskripsi pekerjaan:
- Nama Jabatan : KEPALA SEKSI KEUANGAN
- Spesifikasi Jabatan :
a. Tupoksi : membantu kepala biro keuangan dalam merencanakan,
mengatur dan melaksanakan serta mengawasi, mengelola keuangan
b. Tugas rutin
-
Menyiapkan data keuangan
-
Mengumpulkan dana perusahaan
-
Mengatur penyimpanan uang
-
Mengatur likuiditas & solvabilitas keuangan
-
Menyususn laporan keuangan dll
c. Tugas sewaktu-waktu
-
Menyusun RAPB perusahaan
-
Mengawasi pemakaian inventori perusahaan
d. Wewenang
-
Berwewenang memberikan tugas kepada bawahan
-
Berwewenang memberikan peringatan kepada bawahan
-
menilai bawhaan
e. Hubungan Kerja
-
Bertanggung jawab kepada kepala biro keuangan
3. Persyaratan:
a.
Pendidikan Sarjana ekonomi
b.
Pengalaman
-
sekurang-kurangnya 3 tahun bagi sarjana/staf direksi
-
supervisor senior bidang administrasi keuangan
c.
Kemapuan
-
Menguasai akuntansi keuangan
-
Mampu menyusun cash flow
-
Memahami pelaksanaan dengan RAPB
d.
Keterampilan
-
memiliki keterampilan mengelola cash manajemen & disiplin
-
Penyusunan laporan
-
Penyusunan RAPB
0 comments:
Posting Komentar