MODAL
KERJA
I.
PENGERTIAN MODAL
KERJA
Setiap
perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasionalnya
sehari-hari. Sepreti misalnya untuk emmberikan persekot pembelian bahan mentah,
membayar upah buruh, membayar gaji pegawai dan lain sebagainya. Uang ataudana
yang dikeluarkan perusahaan tersebut diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
dalam perusahaan dalam waktu yang singkat atau pendek melalui aktivitas
penjualannya. Uang atau dana yang masuk yang berasal dari hasil penjualan
produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasional
selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar
setiap periodenya, selama hidupnya perusahaan.
Dana
yang telah dikumpulkan oleh perusahaan tersebut akan digunakan untuk dua hal,
yaitu:
1.
Investasi
Artinya
dana tersebut digunakan untuk membeli atau membiayai aktiva tetap perusahaan
tersebut yang sifatnya jangka panjang dan dapat digunakan secara berulang-ulang
contoh seperti: Tanah, mesin, bangunan, kendaraan dan sebagainya.
2.
Membiayai
Modal Kerja
Artinya
dana tersebut digunakan untuk pembiayaan jangak pandek, seperti pembelian bahan
baku, membayar gaji dan upah, biaya pemasaran dan operasional lainya.
Modal
untuk keperluan investasi biasanya dibutuhkan pada saat tertentu saja dalam
arti tidak setiap saat. Begitu investasi jadi dilakukan, maka butuh beberapa
waktu lagi untuk melakukan investasi sampai umur ekonomis habis. Sementara itu
modal kerja diperlukan berulang-ulang untuk membiayai operasional perusahaan.
Artinya kebutuhan modal kerja justru menjadi rutin untuk dikeluarkan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan modal untuk investasi
dengan modal kerja tentu saja sangat berbeda. Modal kerja membutuhkan
penanganan dan perhatian setiap saat, sehingga opresional perusahaan berjalan
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Menurut
Jumingan (2011:66) modal kerja yaitu “Modal kerja yaitu jumlah dari
aktiva lancar. Jumlah ini merupakan modal keja bruto (gross working capital ). definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukan jumlah dana yang
digunakan untuk maksud- maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal
kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva
lancar misalnya kas, surat-surat berharga, piutang dan persdiaan.
Sedangkan
pengertian modal kerja menurut Kasmir (2012:250) yaitu ”modal yang digunakaan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal
kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga,piutang,persediaan dan
aktiva lancar”.
Modal
kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta
lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working
capital). Modal kerja kotor adalah jumlah harta lancar, dan modal kerja bersih
adalah jumlah harta lancar dikurangi jumlah utang lancar (current liabilities).
Manajemen modal kerja mengelola harta lancar dan utang lancar agar harta lancar
selalu lebih besar daripada utang lancar. Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang
lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat -
surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan
untuk melindungi aktiva lancar. Modal kerja juga disebut manajemen keuangan
jangka pendek. Dalam perspektif yang
luas, manajemen keuangan jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk
mengadakan penyesuaian keuangan terhadap perubahan jangka pendek; perusahaan
harus memberi tanggapan yang cepat dan efektif. Bidang keputusan ini sangat
penting karena sebagian besar waktu manajer keuangan digunakan untuk
menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan hutang lancar.
II.
KONSEP
MODAL KERJA
Bambang
Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu
konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1.
Konsep Kuantitatif
Modal
kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah dari
aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau
keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali
berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi
dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal
kerja bruto (gross working capital). Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat
disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja
yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang
sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja
tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka
pendek.
Modal
kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety
yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah
modal kerja yang besar juga belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan
yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi
perusahaan pada periode berikutnya.
Dalam
konsep ini yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana mencukupi kebutuhan
dana untuk mebiayai operasi perusahaan jangka pendek.
Ilustrasi
1:
Sebuah
perusahaan manufaktur PT. EIGER memiliki neraca di bulan Desember sebagai berikut;
Berapakah
modal kerja bedasarkan konsep kuantitatifnya !
Jawab:
Kas 175.000.000
Surat
Berharga 90.000.000
Piutang 350.000.000
Persediaan 185.000.000
Perlengkapan 75.000.000 +
875.000.000
Modal
kerja bedasarkan konsep kuantitatifnya adalah keseluruhan aktiva lancar yaitu
Rp. 875.000.000,-
Konsep
Kuantitatif ini memiliki beberapa kelemahan yaitu dalam konsep ini tidak
mencerminkan tingkat likuiditas perusahaan dan konsep ini tidak mementingkan
kualitas apakah modal kerja tersebut dibiayai oleh hutang jangka panjang atau
hutang jangka pendek dan pemilik modal. Karena jumlah aktiva lancar yang besar
belum tentu menjamin margin of safety bagi perusahaan, sehingga kelangsungan
operasi perusahaan belum terjamin.
2.
Konsep Kualitatif
Menurut
konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Berdasarkan konsep ini
modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar yang benar - benar dapat
digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya.
Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja bersih/neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar
yang lebih besar dari pada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi
kreditur jangka pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang
dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan
aktiva lancar.
Ilustrasi
2:
Sebuah
perusahaan manufaktur PT. EIGER memiliki neraca di bulan Desember sebagai berikut;
Berapakah
modal kerja bedasarkan konsep kualitatifnya !
Jawab
:
Maka
modal kerja bedasarkan konsep kualitatifnya adalah:
=
Harta lancar – hutang lancar
=
Rp. 875.000.000 – Rp. 285.000.000
= Rp. 590.000.000
Keuntungan
konsep ini adalah terlihatnya tingkat likuiditas perusahaan. Karena tersedianya
aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar maka akan meningkatkan
kepercayaan bagi para kreditor sehingga kelangsungan operasional perusahaan
akan lebih terjamin dengan dana pinjaman dari kreditor
3.
Konsep Fungsional
Modal
kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan
(income) dari usaha pokok perusahaan.
Setiap dana yang digunakan dalam
perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu
periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut. Sementara itu, ada pula dana
yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode – periode
selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin - mesin,
alat – alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income.
Jadi
modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan,
diantaranya adalah kas, piutang dagang sebesar harga pokoknya, persediaan, dan
aktiva tetap sebesar penyusutan pada periode tersebut. Sedangkan efek atau
surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja potensial
yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual.
Konsep ini juga menekankan kepada
fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah
dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Makin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat
meningkatakan perolehan laba, demikian pula sebaliknya, jika dana yang
digunakan sedikit, maka laba pun akan menurun. Meskipun dalam kenyataannya
terkadang kejadian tidak selalu demikian. Yang termasuk dalam modal kerja
konsep fungsional ini adalah:
1.
Modal Kerja,
Dimana
Modal Kerja yaitu: (harta lancar + Depresiasi) – (Margin
Piutang – surat berharga)
2.
Bukan Modal Kerja,
Untuk
bukan modal kerja yaitu: jumlah keseluruhan
aktiva tetapnya
3.
Modal Kerja Potensial,
Sedangkan
modal kerja potensial yaitu: surat
berharga + margin piutang
Ilustrasi 3:
Suatu
perusahaan menjual produknya secara kredit dengan profit margin sebesar 40%.
Apabila perusahan itu memiliki piutang dagang sebesar Rp. 150.000 maka ini berarti bahwa bagian dari piutang
yang termasuk modal kerja sebesar;
60%
x Rp. 150.000 = Rp. 90.000
Sedangkan
sisanya sebesar 40% x Rp. 150.000 = Rp. 60.000 (dimasukan sebagai modal kerja
potensial
Adapun
dana yang sebagian merupakan modal kerja dan sebagian merupakan bukan modal
kerja adalah dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap. Misalnya dana yang
diinvestasikan dalam mesin sebesar Rp. 240.000 dengan umur ekonomis 8 tahun. Pengeluaran
dana sebesar itu mengandung dua tujuan yaitu sebagian atau Rp. 30.000 yang
berfungsi untuk turut menghasilkan current income bagi tahun yang bersangkutan,
sedangkan sisanya dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan (income) untuk
tahun-tahun berikutnya (future income). Dengan demikian maka bagian dari aktiva
tetap yang dimasukan sebagai modal kerja adalah sebesar depresiasi tahun yang
bersangkutan yaitu sebesar Rp. 30.000 sedangkan sisanya pada akhir tahun
pertama sebesar Rp. 210.000 merupakan bukan modal kerja.
Contoh
berikutnya dapat dijelasakan dalam ilustrasi berikut ini!
Ilustrasi
4:
Sebuah
perusahaan manufaktur PT. EIGER memiliki neraca di bulan Desember sebagai berikut:
Dari
neraca tersebut terdapat keterangan bahwa:
1) Penjualan Kredit dengan margin 20%
2)
Depresiasi
Gedung Rp, 75.000.000
3)
Depresiasi
Kendaraan Rp. 90.000.000
Hitunglah
modal kerja bedasarkan konsep fungsionalnya:
Jawab:
1)
Modal Kerja :
Harta
Lancar :
Rp. 875.000.000
Dep.
gedung :
Rp. 75.000.000
Dep.
kendaraan : Rp. 90.000.000 +
= : Rp. 1.040.000.000
Surat
berharga :
Rp. 90.000.000
Margin
piutang : Rp. 70.000.000 →(20% x 350.000.000)
Modal Kerja = : Rp. 880.000.000
Atau:
Kas :
Rp. 175.000.000
Piutang
(100-20%) : Rp. 280.000.000
→(80% x 350.000.000)
Pers.
Barang : Rp.
185.000.000
Peny.
Gedung :
Rp. 75.000.000
Peny.
Kendaraan : Rp. 90.000.000
Perlengkapan : Rp. 75.000.000
Modal Kerja = : Rp. 880.000.000
2)
Bukan Modal Kerja:
Gedung :
Rp. 600.000.000
Kendaraan : Rp. 360.000.000
Bukan MK : Rp. 960.000.000
3)
Modal Kerja Potensial:
Surat
Berharga : Rp. 90.000.000
Margin
Piutang (20%) : Rp. 70.000.000
MKP : Rp. 160.000.000
III.
LAPORAN
SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh
perusahaan dari periode ke periode atau dari tahun ke tahun dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui atau mendeteksi aliran dana yaitu dari mana sumber dana itu
berasal atau dihasilkan dan untuk apa serta bagaimana dana tersebut digunakan
atau dibelanjakan. Kita dapat mengetahui atau mendeteksi aliran dana tersebut
dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua tahun yang berurutan. Maka
dapat kita simpulkan bahwa suatu cara analisis yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana suatu perusahaan melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam rangka
memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut sering disebut sebagai Analisis
Sumber dan Penggunaan Dana
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
adalah analisis laporan keuangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang perubahan modal kerja perusahaan serta sebab-sebab perubahan tersebut
yang dikenal dengan sumber modal kerja
dan penggunaan modal kerja pada suatu periode. Informasi ini sangat
penting untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola dana (modal kerja)
untuk membiayai operasi perusahaan. Aktivitas perolehan modal kerja dan
penggunaan modal kerja selama operasi perusahaan, perlu dibuatkan dalam bentuk
laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajer keuanagan keada direksi perusahaan.
Laporan sumber dan penggunaan modal
kerja juga menggambarkan bagaimana perputaran modal kerja selama periode
tertentu dan akan terlihat perubahan modal kerja yang dimiliki perusahaan.
Laporan perubahan modal kerja disebut juga dengan Statement of fund atau statement
of financial changes.
Perubahan modal kerja disebabkan oleh
berbagai faktor. Perubahan yang terjadi dalammodal kerja harus dibuatkan
laporannya yang kita sebut dengan nama laporan perubahan modal kerja. Dalam
praktiknya laporan perubahan modal kerja menggambarkan:
1. Posisi
modal kerja per periode
2. Perubahan
modal kerja
3. Komposisi
modal kerja
4. Jumlah
modal kerja yang berasal dari penjualan saham
5. Jumlah
modal kerja yang berasal dari utang jangka panjang
6. Jumlah
modal kerja yang digunakan untuk aktiva tetap
7. Jumlah
aktiva tetap yang telah dijual
Perusahaan harus hati-hati dalam
menangani masalah keuangan dalam pengelolaan sumber dan penggunaan modal kerja
atau dana. Laporan sumber dan penggunaan dana ini merupakan suatu laporan yang
berguna bagi pihak manajemen perusahaan, para kreditur, para pemegang saham,
dan pihak-pihak lainnya. Pihak manajemen dan para kreditur jangka pendek
terutama akan tertarik kepada posisi keuangan jangka pendek (posisi modal
kerja) suatu perusahaan termasuk perubahan-perubahan yang terjadi selama
periode itu. Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam kas, efek
(sekuritas), piutang maupun dalam persediaan atau adanya penurunan atau
berkurangnya hutang lancar, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan
diinterpretasikan bergantung kepada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan
tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil
operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau
menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari
pengeluaran hutang jangka panjang. Sumber-sumber modal kerja, antara lain :
1. Berkurangnya aktiva tetap
2. Bertambahnya hutang jangka panjang
3. Bertambahnya modal
4. Keuntungan dan operasi perusahaan
Sedangkan penggunaan modal kerja antara lain:
1. Bertambahnya aktiva tetap
2. Berkurangnya hutang jangka panjang
3. Berkurangnya modal
4. Pembayaran cash deviden
5. Adanya kerugian dalam operasi
perusahaan
Untuk membuat Laporan Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja, berikut ini disajikan contoh sebagai berikut:
Ilustrasi 5:
Sebuah
perusahaan manufaktur PT. CONSINA memiliki neraca di tahun 2012 & 2013
sebagai berikut !
Buat laporan dengan:
1)
Menghitung Modal Kerja tahun 2012 dan 2013
2)
Menetapkan Perubahan Modal
3)
Menetapkan Sumber dan Penggunaan Modal
Kerja
Jawab :
1) Moda
Kerja 2012
Harta Lancar Rp. 870.000,000
Utang Lancar Rp. 500.000.000
Modal
Kerja Rp. 370.000.000
Modal Kerja 2013
Harta Lancar Rp. 1.095.000.000
Utang Lancar Rp. 550.000.000
Modal
Kerja Rp. 545.000.000
Kenaikan Modal Kerja =
Rp. 545.000.000 – Rp. 370.000.000
=
Rp. 175.000.000
2) Perubahan Modal Kerja
a. Penambahan modal kerja
Kas Rp. 23.000.000
Piutang Rp. 93.750.000
Surat Berharga Rp.
55.800.000
Persediaan Barang Rp. 15.139.000
Perlengkapan Rp.
33.461.000
Biaya dibayar dimuka Rp. 3.850.000
Utang Wesel Rp.
22.250.000
Total Penambahan Rp.
247.250.000
b. Pengurangan
Modal Kerja
Utang Dagang Rp. 61.600.000
Utang Gaji Rp. 6.200.000
Utang Pajak Rp. 1.850.000
Utang lancar lainnya Rp. 2.600.000
Total Pengurangan Rp. 72.250.000
Kenaikan
modal kerja = Rp. 247.250.000
– Rp. 72.250.000
= Rp. 175.000.000
3) Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
a. Sumber
Modal Kerja
Akum Peny Gedung Rp. 100.000.000
Akum Peny,Kendaraan Rp. 100.000.000
Peralatan Rp.
75.000.000
Saham Biasa Rp.
150.000.000
Agio Saham Rp. 35.000.000
Laba ditahan Rp. 15.000.000
Sumber Modal Kerja Rp. 475.000.000
b. Penggunaan
Modal Kerja
Kendaraan Rp.
215.000.000
Akum Peny Peralatan Rp. 35.000.000
Hipotek Rp. 50.000.000
Penggunaan MK Rp.
300.000.000
Kenaikan
Modal Kerja = Rp. 475.000.000 - Rp. 300.000.000
= Rp. 175.000.000
Prof. Dr. Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan ?Perusahaan, 1995, UGM Jogjakarta
http://pengusahamuslim.com/4396-seberapa-penting-rasio-keuangan-dalam-bisnis.html
http://www.ilmuekonomi.net/2016/03/pengertian-macam-macam-rasio-laporan-keuangan-perusahaan-beserta-rumusnya-lengkap.html
http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/03/macam-macam-rasio-keuangan-dan-rumusnya.htmlhttps://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/analisis-rasio-keuangan-perusahaan/analisis-rasio-keuangan-likuiditas-liquidity-ratio
1 comments:
terima kasih , barakallah
Posting Komentar