MASYARAKAT MASA DEPAN DALAM
BISNIS BARU
Bagaimana dengan dinamika masyarakat dimasa tersebut? Dan
bagiamana dampaknya terhadap dunia bisnis?
Para ahli sosiologi berpendapat akan terdapat beberapa keadaan masyarakat dimasa mendatang yaitu:
Para ahli sosiologi berpendapat akan terdapat beberapa keadaan masyarakat dimasa mendatang yaitu:
1. Masyarakat jaringan
Yaitu masyarakat yang ditandai dengan para pekerja yang kian
terampil dan makin tinggi pendidikannya. Akibatnya para pekerja tidak hanya
melayani satu perusahaan, tapi merangkap perusahaan lain tanpa merugikan salah
satunya. Bahkan karir yang menjadi tujuan akhir manusia menempatkan kerja
sebagai segala-galanya ini makin di tantang oelh persaingan antar pekerja
profesionalisme. Tak ada jalan lain selain harus terus memacu profesionalisme.
Dan suatu saat si profesionalime itu akan menjadi pekerja mandiri,
atau mendirikan perusahaan sendiri atau perusahaan yang didirikannya terus
menjalin kerja sama dengan organisasi tempatnya bekerja semula. Misalnya
seorang akuntan dapat menjadi konsultan atau tetap sebagai auditor, tetapi
sekarang posisinya bukan sebagai pekerja perusahaan, melainkan sesama
perusahaan. Inilah yang dikenal sebagai masyarakat jaringan, dan yang unik hal
seperti itu dapat menurunkan biaya produksi.
2. Masyarakat pasca kapitalis
Pada era tersebut untuk mendirikan perusahaan terutama perusahaan
jasa tidak lagi memerlukan modal besar dan melibatkan banyak pekerja. Hanya
dengan ponsel dan notebook computar seseorang konsultan ekonomi dapat melakukan
transaksi dari kantor atau pun dari mana saja. Dengan tersedianya informasi dan
mudahnya berkomunikasi, orang tidak perlu lagi dikontrol. Semua jenis pekerjaan
dapat diinformasikan pada fasilitas yang tersedia melalui komputer. Para
profesional lebih bertanggungjawab kepada diri sendiri dibanding kepada
perusahaan. Hal inilah yang mendorong pekerja profesional cenderung tidak puas
hanya sebagai karyawan. Mereka ingin merintis bisnis sendiri. Inilah yang
mengawali kecenderungan lahirnya perusahaan-perusahaan kecil. Tak jarang seoran
profesional meninggalkan perusahaan konglomerasi menjadi mitra kerja
konglomerasi bekas tempatnya bekerja. Sebagai contoh, mantan pekerja kebersihan
rumah sakit di AS. Ia seorang imirgran asal Amerika Latin. Karena
keprofesionalannya, akirnya memutuskan keluar dan mendirikan perusahaan
cleaning service yang melayani rumah sakit tersebut. Dia berhasil menjalin
kemitraan dan rumah sakit tersebut merasa lebih efisien bermitra dengan
perusahaan clening service tersebut milik mantan karyawannya daripada mencari
pegawai baru untuk petugas kebersihannya.
3. Masyarakat Swasta
Pada masa yang akan datang peran pemerintah khususnya dalam
bidang sosial dan ekonomi akan menurun. Era pemerintah mendominasi ekonomi
telah lewat. Bahkan presiden AS yang paling berhasil dalam bidang ekonomi Bill
Clinton (1992-2000) menyebutkan, pemerintah yang dominan identik dengan
kelambanan. Pada tahap awal pembangunan, kita harus bekerja keras mengolah SDA
untuk mengejar ketinggalan. Untuk melaksanakannya diperlukan orang yang berani
mengambil risiko. Jika diserahkan kepada wiraswasta asing, segala sesuatunya
pasti lancar. Namun itu bukan pilihan yang bijaksana. Oleh karena itu wiraswasta domestik perlu dilahirkan. Hal yang buruk
terjadi apabila wiraswasta domestik sangat langka di negara tersebut. Hal ini
akan mengakibatkan banyak wiraswasta asing yang banyak mengambil alih segalanya
yang pada akhirnya mereka akan mendapat kehormatan dengan memberinya hak
istimewa dan beberapa kehormatan. Disinilah dimulainya keberpihakan
kebijaksanaan ekonomi kepada wiraswasta asing yang banyak dilakukan pmerintah suatu
negara, terutama di negara miskin.
Kondisi seperti ini secara langsung atau tidak langsung akan
mempengaruhi permodelan bisnis di masa yang akan datang, Menurtu Kenichi Omahe
(book: the boarderless world) mencatat paling tidak ada empat faktor yang akan
mewarnai perubahan tersebut dan seyogianya bisa diadopsi oleh
perusahaan-perusahaan, yaitu:
1. Pasar
Merupakan pertemuan transaksi antara pembeli dan penjual.
Berawal dari teori perilaku konsumen yang dapat diterjemahkan dalam kurva
permintaan dan penawaran. Jika permintaan meningkat tetapi penawaran tetap,
maka harga akan naik, begitu juga sebaliknya. Dalam teori memang sudah
dijelaskan bahwa kurva tidak berlaku untuk semua barang. Untuk barang superior
(mewah), penurunan harga tidak akan menyebabkan meningkatkan permintaan,
misalnya harga barang antik, penurunan harga justru akanmenurunkan
permintaannya. Makin mahal barnag antik maka makin banyak peminatnya.
Teori permintaan ini juga tidak berlaku untuk barang inferior,
misalnya penurunan harga singkong belum tentu mnaikan permintaan singkong.
Karena masyarakat Indonesia makanan pokoknya adalah beras. Bagaimana caranya
memproduksi supaya barangnya berposisi seperti barang superior dan inferior?
Disinilah teknik produksi dan pemasaran bermain. Sebab, posisi superior dan
inferior apat dicapai melalui penggunaan tekonologi produksi tinggi (untuk
barang superior) dan teknologi rendah (untuk barang inferior). Dapat pula
dengan teknik pemasaran, membuat konsumen selalu ingat dengansuatu merk hingga
fanatik untuk menggunakannya.
2. Instrumen yang digunakan
Di era dunia ekonomi lama instrumen yang digunakan adalah saham
dan obligasi, proteksi tarif dan nontarif, dumping atau instrumen tradisional
lainnya. Sedangan di era model bisnis baru yang digunakan makin banyak adalah
perdagangan valas, derivatif, hak intelektual dan merk, monopoli gaya baru
(seperti microsoft) dan lain-lain.
3. Manajemen
Perubahan sistem manajemen, seperti menjalin kerja sama dengan
pemilik gudang, distributor, dan suplier. Atau seperti perusahan DEL yang
langsung menjual komputernya ke konsumen lewat internet. Bahkan DEL menggunakan
konsumen sebagi input bahan risetnya. Banyak perusahaan yang sudah mapan harus
memohon kerelaan distributor untuk memberikan informasi mengenai konsumen terhadap
produk yang dikonsumsikannya.
4. Ukuran perusahaan
Ukuran sukses sebuah perusahaan juga dapat menarik konsumen
untuk selalu menggunakan produk perusahaan tersebut, contohnya perusahaan
elektronik asal Jepang yaitu Sony yang memiliki kesuksesan sejak
bertahun-tahun, dengan kesuksesan yang dibawanya maka banyak konsumen yang
lebih fanatik memilih produk tersebut.
Sawidji Widioatmodjo;
"New Business Model”
0 comments:
Posting Komentar