BISNIS STARTUP

BISNIS STARTUP



Istilah perusahaan rintisan alias startup semakin sering terdengar belakangan ini. Apalagi sudah ada banyak bukti kesuksesan dari mereka yang mendirikan perusahaan rintisan ini.
Mungkin hanya sebagian kecil saja orang tahu dengan bisnis strartup ini. Kata startup sendiri adalah serapan dari bahasa inggris yang menunjukan sebuah bisnis yang baru dirintis. Startup meruapakan sebuah perusahaan rintisan, umumnya disebut startup (atau ejaan lain yaitu start-up), merujuk pada semua perusahaan yang belum lama beroperasi.
Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Istilah “startup” menjadi populer secara internasional pada masa gelembung dot-com, di mana dalam periode tersebut banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan.
Di Indonesia sebut saja Gojek, Traveloka, Tokopedia, atau Bukalapak yang cukup sukses sebagai startup.
Seperti halnya bisnis startup pada umumnya, model usaha yang dijalankan lebih bersifat memberikan jasa kepada konsumen. Bukan produk yang bisa langsung dinikmati seperti pakaian atau makanan. Konsumen akan menggunakan jasa para penyedia startup ini untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari definisi diatas dapat kita simpul bahwa bisnis startup adalah suatu bisnis yang baru berkembang. Namun, bisnis startup ini lebih identik bisnis yang berbau teknologi, web, internet dan yang berhubungan dengan ranah tersebut. Bisnis startup berkembang akhir tahun 90an hingga tahun 2000, nyatanya istilah Startup banyak.
beberapa karakteristik perusahaan startup yaitu:
1. Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
2. Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
3. Pendapatan kurang dari $ 100.000/tahun
4. Masih dalam tahap berkembang
5. Umumnya beroperasi dalam bidang teknologi
6. Produk yang dibuat berupa aplikasi dalam bentuk digital
7. Biasanya beroperasi melalui website

Kebanyakan beberapa karakteristik bisnis startup ini dan pelakunya lebih condong bergerak dibidang teknologi, website dan hal yang berbaur internet. Bagaimana Perkembangan Bisnis Startup Di Indonesia Untuk di Indonesia sendiri perkembangannya cukup potensial dan mengembirakan. Setiap tahun banyak founder-founder (pemilik) Startup baru bermunculan di indonesia. Menurut dailysocial.net, sekarang ini terdapat setidaknya lebih dari 1.500 Startup lokal yang ada di Indonesia. Potensi pengguna internet Indonesia yang semakin naik dari tahun ke tahun tentunya merupakan suatu lahan basah untuk mendirikan sebuah Startup.
Startup di Indonesia digolongkan dalam tiga kelompok yaitu Startup pencipta game, Startup aplikasi edukasi serta Startup perdagangan seperti e-commerce dan informasi. Menurutnya Startup game dan aplikasi edukasi punya pasar yang potensial dan terbuka di Indonesia. Hal ini dikarenakan proses pembuatan game dan aplikasi edukasi relatif mudah.
Dengan berkembangnya media sosial dan smartphone, pasar untuk mobile game dan social game semakin besar. Sementara itu untuk aplikasi atau website yang bergerak di bidang e-commerce dan informasi, tantangannya masih cukup besar dikarenakan masih minimnya penggunaan kartu kredit. Dari sekian model bisnis yang ada saat ini, ada 12 model bisnis untuk startup yang menjadi favorit dan layak dijalani.

1. Freemium
Model bisnis untuk startup ini menggabungkan dua kata: free dan premium. Model bisnis ini cukup digemari oleh para pelaku startup beberapa tahun belakangan. Sistemnya yang cukup simpel menjadi daya tarik tersendiri dari model bisnis freemium. Sistem kerja dari model bisnis ini adalah memberikan secara gratis sejumlah layanan dasar dari usaha mereka.
Ketika ada konsumen yang ingin mendapatkan layanan yang lebih baik, maka barulah muncul skema biaya atau tarif kepada mereka. Contoh startup yang menerapkan model ini adalah Urbanhire.

2. Berlangganan
Model bisnis ini biasanya digunakan oleh mereka yang menyediakan konten-konten menarik. Seperti e-book, majalah digital, musik streaming, dan film. Konsumen akan dikenakan tarif bulanan hingga tahunan untuk bisa menikmati layanan ini.
Contoh startup di model ini adalah Scoop. Startup ini menyediakan majalah digital yang hanya bisa diakses jika konsumen membayar biaya berlangganan. Tarifnya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan membeli produk cetak dari majalah yang diinginkan. Untuk musik streaming ada Spotify yang juga menerapkan biaya berlangganan per bulan bagi konsumen. Ada diskon bagi konsumen yang membayar penuh selama satu tahun.

3. On-Demand
Model bisnis untuk startup yang satu ini tengah menjadi primadona di tanah air, juga dunia. Pasalnya, mereka memang menyediakan jasa yang bisa memenuhi kebutuhan pasar. Sehingga dapat dipastikan, jasa yang diberikan akan laris manis digunakan masyarakat. Dari mulai layanan transportasi online seperti Uber, Gojek, atau Grab yang sangat dibutuhkan masyarakat di perkotaan. Hingga layanan on-demand yang menyediakan  keperluan rumah tangga seperti Ahlijasa, Seekmi, atau Beres. Model bisnis ini cukup sustainable karena kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Biaya pun bisa lebih ditekan, karena infrastruktur sudah tersedia. Startup hanya butuh mencari cara untuk mengembangkan produk saja.

4. Penjualan Langsung
Dalam Bisnis online ini kita hanya bertugas membuat dan memproduksi hal-hal yang diminati pasar. Untuk penjualan dan pemasaran akan menggunakan jasa orang lain dengan imbalan komisi dari hasil penjualan. Kondisinya memang mirip dengan reseller atau dropshiper. Produsen akan terbantu dalam memasarkan produk mereka karena dibantu oleh para pekerja lepas ini. Dengan sistem kerja yang tidak terikat, para pekerja lepas ini umumnya bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

5. Barang Customized
Kreativitas menjadi poin yang “dijual” oleh pelaku startup yang satu ini. Mereka menyediakan produk dasar yang kemudian bisa dikustomasi oleh konsumen. Kemudian pihak startup akan menyediakan variasi dari produk dasar tersebut yang tentu saja punya harga yang berbeda. Benda-benda yang biasanya dikustomasi antara lain bingkai dan album foto, kalender, atau produk-produk cetakan lainnya. Bahkan sekarang sedang marak bisnis kaos dengan sentuhan personal. Tanpa harus membeli banyak, konsumen bisa mendapatkan desain yang eksklusif dengan harga yang relatif terjangkau.

6. Marketplace
Marketplace menjadi model bisnis untuk startup yang termasuk favorit. Anda cukup menyediakan tempat untuk mempertemukan penjual dan pembeli. Bisa dibilang, Anda adalah perantara alias makelar dalam model bisnis ini. Pada umumnya, model bisnis ini terbagi dalam dua kategori. Yaitu marketplace Buainess-to-Business (B2B) yang menyasar sesama pengusaha dan menjual produk dalam skala besar.
Lalu ada marketplace Business-to-Consumer(C2C) atau Business-to-Consumer (B2C) yang memberi kesempatan kepada produsen atau penjual untuk bertemu langsung dengan pembeli. Contohnya adalah Tokopedia dan Bukalapak dll.

7. Lelang Balik
Jika kita sudah mengenal situs lelang eBay, maka model bisnis ini punya sistem kerja yang terbalik dari situs yang sudah dikenal di dunia tersebut. Pihak pembeli justru berperan laiknya penjual yang ada di situs eBay. Pihak yang mematok harga untuk dilelang bukan penjual, tapi justru pembeli. Ketika penjual sepakat dengan harga yang diajukan, maka pihak pembeli harus mengikuti syarat dan ketentuan yang sudah diberitahukan di awal. Salah satu startup yang sukses di model ini adalah Priceline.

8. Software as A Service (SaaS)
Model bisnis untuk startup ini cocok dipasarkan kepada para pengusaha, bukan perseorangan. Karena yang ditawarkan adalah jasa penyewaan perangkat lunak yang biasanya banyak digunakan oleh para pengusaha. Ada skema penyewaan yang harus dibayar klien kepada penyedia jasa ini. Sekilas, model bisnis ini mirip dengan freemium. Karena ada juga yang menawarkan perangkat lunak dengan fitur minimal yang disewakan secara gratis. Jika konsumen ingin mendapatkan yang full version tinggal meningkatkan status menjadi langganan dan membayar sesuai harga yang dipatok.

9. E-Commerce
Model bisnis yang ini terlihat sangat old-school. Polanya sudah diterapkan sejak era internet memasuki kehidupan manusia. Penjual akan langsung mendapatkan keuntungan dari produk yang mereka jual di situs mereka kepada masyarakat. Namun, model ini tetap dilakukan oleh sejumlah startup meski tergolong berat. Terutama dilakukan oleh sejumlah startup dengan modal yang terbatas, atau oleh produsen yang ingin meluaskan pasar mereka dengan cara yang tidak membutuhkan banyak biaya.

10. Periklanan
Dalam model bisnis ini Anda akan menyediakan jasa penempatan iklan pada situs atau aplikasi yang diinginkan. Tentu saja yang sesuai dengan target market dari produk yang diiklankan. Mendapatkan uang dari iklan adalah satu hal yang mudah dan simpel. Meskipun hitungan satu klik iklan hanya beberapa rupiah saja, tapi jika dikalikan ribuan klik dan puluhan iklan yang dipasang maka nilainya akan tetap besar juga.

11. Afiliasi
Model afiliasi juga menjadi salah satu yang difavoritkan para startup. Salah satu alasannya adalah pemasukan yang didapat dari jalur afiliasi bisa melebihi yang didapat melalui pemasangan iklan. Pola ini mengandalkan link yang diberikan oleh pihak yang ingin dibantu memasarkan produk mereka. Dari setiap produk yang terjual melalui link yang diberikan, produsen akan memberikan komisi sesuai dengan yang sudah disepakati di awal.

12. Pay-Per-Use
Bisnis ini cukup menarik dilakukan karena menawarkan sesuatu yang berbeda. Konsumen hanya membayar sesuai yang mereka gunakan dalam kurun waktu tertentu. Ini menjadi nilai lebih karena konsumen tentu lebih senang membayar sesuai yang mereka pakai. Bagi pengusaha, model bisnis ini juga menjanjikan pemasukan yang berkelanjutan. Selama produk yang disajikan masih memenuhi kebutuhan masyarakat, maka pasti akan dicari. Apalagi biasanya selalu diterapkan sistem bayar dimuka bagi konsumen yang ingin mendapatkan jasa dari perusahaan startup ini.
Model bisnis untuk startup memang sangat beragam. Dari mulai yang simpel sampai yang cukup ribet. Tapi pada dasarnya, semua bisnis startup bisa berjalan dengan baik jika memang Anda enjoy dalam menjalaninya.

Ketika kita rileks, maka kreativitas pun biasanya akan lebih mudah muncul. Sehingga usaha startup Anda pun bisa berkembang dan bertahan dari persaingan yang semakin ketat.









Share:

0 comments:

Posting Komentar

PENGUNJUNG