UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN
Sudah sejak lama
orang merasakan bahwa uang sangat penting peranannya dalam melancarkan kegiatan
tukar-menukar dalam perekonomian.
Peranan tersebut akan dapat sepenuhnya disadari apabila diperhatikan kesulitan-kesulitan yang akan timbul apabila tukar-menukar dilakukan secara barter. Berdasarkan ciri-ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam berbagai masyarakat baik di masa lalu dan pada masa kini, perekonomian dapat dibedakan kepada: "Perekonomian Barter" dan "Perekonomian Uang".
Peranan tersebut akan dapat sepenuhnya disadari apabila diperhatikan kesulitan-kesulitan yang akan timbul apabila tukar-menukar dilakukan secara barter. Berdasarkan ciri-ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam berbagai masyarakat baik di masa lalu dan pada masa kini, perekonomian dapat dibedakan kepada: "Perekonomian Barter" dan "Perekonomian Uang".
Perekonomian uang adalah
perekonomian yang sudah menggunakan uang sebagai alat tukar dalam transaksinya
dan sudah hampir semua negara digolongkan sebagai perekonomian uang. Sedangkan Yang
diartikan dengan “perekonomian barter” adalah suatu sistem kegiatan
ekonomi masyarakat dimana kegiatan produksi dan perdagangan masih menggunakan
pertukaaran barang dengan barang. Jika dibandingkan
keduanya jelas perekonomian barter memilki banyak kelemahan dan kesulitan
diantaranya proses tukar menukar akan menjadi sangat rumit karena pertukaran
hanya mungkin terjadi apabila kedua pihak yang akan mengadakan pertukaran memiliki barang yang diinginkan pihak lain
dan kedua pihak menginginkan barang yang dimiliki pihak lain.
Keadaan yang
demikian dinamakan Double Coincidence of Wants. selanjutnya, tanpa uang
akan timbul kesulitan untuk memberikan nilai terhadap sesuatu benda dan harus
dinyatakan nilainya dalam bentuk nilai tukar dengan berbagai jenis barang lain.
lalu, perdagangan secara barter menghambat kelancaran kegiatan perdagangan yang
pembayarannya dicicil. Akhirnya, tanpa uang masyarakat dan
perusahaan-perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam menyimpan kekayaan
mereka. Kekayaan hanya boleh disimpan dalam bentuk menyimpan barang-barang yang
mudah dijual seperti rumah, bangunan, emas dan perhiasan.
DEFINISI DAN CIRI-CIRI UANG
Dari
kesulitan-kesulitan yang akan timbul sebagai akibat daripada ketidakadaan uang
seperti yang baru diterangkan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa uang
diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk melicinkan kegiatan
tukar-menukar dan perdagangan. Maka uang selalu didefinisikan sebagai: benda-benda
yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan
tukar-menukar/perdagangan. Yang dimaksudkan dengan kata ”disetujui” dalam
definisi ini adalah terjadinya kata sepakat di antara anggota-anggota
masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantaraan
dalam kegiatan tukar-menukar. Agar
masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu
memenuhi syarat-syarat berikut:
1.
nilainya tidak mengalami perubahan dari masa ke masa,
2.
mudah dibawa-bawa,
3.
mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya,
4.
tahan lama,
5.
jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan) dan
6.
bendanya mempunyai mutu yang sama.
Emas dan perak
merupakan dua benda yang dapat memenuhi syarat-syarat ini pada masa yang lalu.
Oleh sebab itu, benda tersebut telah menjadi alat perantaraan dalam kegiatan
perdagangan bagi berbagai negara di dunia ini sejak berabad-abad lalu.
Kemajuan ekonomi
dunia yang bertambah pesat sejak berlakunya Revolusi Industri di Inggris
menyebabkan perdagangan berkembang dengan sangat pesat sekali. Transaksi-transaksi yang dijalankan telah menjadi berkali-kali
lipat nilainya. Uang, emas dan perak tidak dapat ditambah secepat perkembangan
perdagangan yang telah berlaku tersebut. Sebagai akibatnya bertambah lama
bertambah bnayak negara menggantikan uang, emas dan perak dengan uang kertas
sebagai alat untuk tukar-menukar. Pada masa ini uang kertas dan uang bank atau
uang giral, yaitu uang yang diciptakan oleh bank-bank umum/ bank perdagangan
adalah alat tukar-menukar yang terutama di semua negara di dunia ini.
BEBERAPA FUNGSI UANG
Berdasarkan
kepada kesulitan-kesulitan yang dinyatakan dalam bahagian yang lalu, yang akan
timbul dalam perekonomian yang tidak menggunakan uang sebagai alat perantaraan
dalam perdagangan, dalam ilmu ekonomi peranan uang dalam melancarkan kegiatan
perdagangan dibedakan menjadi empat jenis. Mereka adalah: untuk melancarkan
kegiatan tukar menukar, untuk menjadi satuan nilai, untuk ukuran bayaran yang
ditunda, dan sebagai alat penyimpan nilai.
1. Uang
Sebagai Alat Perantara Untuk Tukar Menukar
Dengan adanya uang kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah
terjadinya kalau dibandingkan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara
barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi
kebutuhannya akan dapat mudah memperolehnya apabila dia memilki uang yang cukup
untuk membeli kebutuhan tersebut. Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah
diperoleh apabila ia memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut.
Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah ditukarkan dengan barang-barang yang
diinginkan. Kegiatan tukar menukar adalah lebih rumit di dalam perdagangan
secara barter. Tukar menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat
menawarkan sesuatu barang yang diingini oleh seseorang lainnya, dan orang lain
itu memiliki barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.
2. Uang
sebagai satuan nilai
Keuntungan selanjutnya dari penggunaan uang dalam masyarakat
bersumber dari kesanggupannya untuk bertindak sebagai satuan nilai. Yang
dimaksudkan dengan satuan nilai adalah suatu ukuran yang menentukan besarnya
nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, nilai sesuatu barang
dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan menunjukkan jumlah uang yang
diperlukan untuk memperoleh barang tersebut. Di samping itu, dengan
membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan besarnya nilai
sesuatu barang jika dibandingkan dengan nilai-nilai barang lain. Tanpa uang
nilai sesuatu barang haruslah dinyatakan dalam bentuk membandingkan kurs
pertukaran di antara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya.
Penggunaan uang sebagai satuan nilai menyebabkan masyarakat
tidak perlu bersusah payah untuk menentukan nilai sesuatu barang dengan cara
menentukan nilai tukar barang tersebut dengan berbagai jenbis barang lainnya.
Dengan mengetahui bahwa harga sepatu adalah 100.000 rupiah sepasang, baju
50.000 rupiah sebuah, dan beras 6500 rupiah perkilo, dengan mudah telah dapat
diketahui perbandingan nilai dari barang-barang tersebut. Masyarakat tidak
perlu bersusah payah mengingat bahwa satu pasang sepatu sama nilainya dengan
dua helai baju dan sama nilainya dengan 40 kilo beras.
3. Uang
sebagai Alat Pembayaran Tertunda
Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang
banyak sekali dilakukan dengan mengadakan pembayaran diicicil. Para pembeli
memperoleh barangnya terlebih dahulu dan membayarnnya pada masa yang akan
datang. Penggunaan uang sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar dapat
mendorong perkembangan perdagangan yang bersifat demikian, karena para penjual
akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang dicicilitu adalah sesuai dengan
yang diharapkannya. Dengan perkataan lain, mutu benda yang akan diperolehnya di
masa yang akan datang sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan sesuai
dengan yang diharapkannya pada waktu menjual barangnya.
Satu syarat penting agar fungsi uang yang ketiga ini dapat
dijalankannya dengan baik adalah bahwa nilai uang yang digunakan harus tetap
stabil. Nilai uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan
akan tetap memperoleh barang-barang yang sama banyak dan sama mutunya dari masa
ke masa. Apabila syarat ini tidak dipenuhi maka fungsi uang sebagai ukuran
untuk pembayaran tertunda tidak akan dapat dijalankan dengan sempurna. Ada
kemungkinan orang lebih suka menerima pembayaran yang tertunda dalam bentuk
barang atau menghindari tukar menukar denganpembayaran yang tertunda. Keadaan
seperti itu selalu terjadi pada waktu harga-harga barang mengalami kenaikan
yang cepat dari waktu ke waktu.
4. Uang
sebagai alat penyimpan nilai
Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam
bentuk uang. Apabila harga-harga barang adalah stabil, menyimpan kekayaan dalam
bentuk uang adalah lebih menguntungkan daripada menyimpannya dalam bentuk
barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis uang yang terutama adalah
uang bank atau uang giral. Uang jenis ini tidak memerlukan biaya untuk
menyimpannya dan mudah mengurusnya. Ini disebabkan karena kalau seseorang
memiliki uang ini, penyimpanan dan pengurusan uang tersebut bukan dilakukan
oleh pemiliknya, tetapi oleh bank penjagaan yang ”menyimpan” uang tersebut.
Walaupun uang itu tidak di tangan pemiliknya, pemilik dapat dengan mudah
menggunakan uang tersebut. Yang perlu dilakukannya adalah menulis selembar cek
yang menunjukkan jumlah uang yang harus dibayarkan dan kepada siapa pembayaran
itu harus dilakukan.
Jenis kedua dari uang yang sekarang ini banyak digunakan adalah
uang kertas. Uang ini juga merupakan alat penyimpan nilai yang lebih baik
daripada menyimpan nilai dalam bentuk barang. Uang kertas tidak memerlukan
biaya dan ruangan yang besar untuk menyimpannya. Dapat
dikatakan bahwa uang merupakan adalah alat penyimpan nilai yang lebih
baik daripada menyimpan kekayaan yang berupa barang, dimisalkan bahwa nilai
uang tidak mengalami perunahan yang berarti dari masa ke masa. Apabila
harga-harga selalu mengalami kenaikan nilai uang akan terus menerus mengalami
penurunan. Maka kekayaan yang berupa uang akan mengalami penurunan nilai kalau
dibandingkan dengan kekayaan yang berbentuk barang. Dalam keadaan demikian uang
bukanlah alat penyimpan nilai yang baik. Apabila keadaan seperti itu terjadi
dalam perekonomian, masyarakat akan beramai-ramai menggantikan kekayaan yang
berupa uang menjadi kekayaan yang berbentuk barang.
JENIS UANG SEPANJANG SEJARAH
Sejarah uang sangat
berhubungan dengan sejarah peradaban manusia. Semenjak manusia memulai
peradabannya dan ke luar dari zaman batu, mereka telah menciptakan berbagai
bentuk barang yang digunakan sebagai alat perantara dalam tukar menukar. Terdapatnya
kesulitan yang ditumbulkan perdagangan secara barter menyebabkan sejak
berabad-abad yang lalu orang telah menggunakan uang sebagai alat tukar menukar.
Uang yang mula-mula sekali digunakan terdiri dari barang-barang
yang sangat dibutuhkan masyarakat dan yang banyak mereka gunakan dalam
kehidupan sehari-hari, Seperti: Beras, jagung, gandum, ikan, binatang ternak.
Dan sering pula ia berupa barang-barang yang membantu pekerjaan seseorang
seperti pancing, jala, dan bisa barang-barang yang digunakan sebagai perhiasan
seperti kalung, sisir, bedak/barang-barang yang digunakan sebagai alat
pertahanan seperti pedang, pisau, dan alat-alat senjata lainnya.
Jenis uang yang
sudah sejak lama digunakan, dan yang selama kurang lebih dua puluh lima abad
merupakan mata uang yang paling banyak digunakan oleh berbagai negara, adalah
mata uang emas dan perak. Emas dan perak mempunyai ciri-ciri yang diperlukan
untuk menjadi uang yang baik. Sifat-sifat yang menyebabkan kedua-dua jenis
logam tersebut sangat sesuai untuk digunakan sebagai uang adalah:
1.
Banyak orang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan
sebagai perhiasan.
2.
Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama.
3.
Kedua-duanya tidak mudah rusak, tetapi dapat dengan mudah
dibagi-bagi apabila diperlukan.
4.
Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya
dan usaha.
5.
kedua-dua barang itu sangat stabil nilainya karena mereka tidak
berubah mutunya dari masa ke masa dan tidak mengalami kerusakan.
Uang yang terbuat
dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak abad ketujuh sebelum masehi dan
sampai abad yang lalu mata uang emas dan perak adalah uang yang paling penting
dan paling banyak digunakan. Kemajuan ekonomi yang dicapai sesudah Revolusi Industri
menyebabkan perdagangan berkembang dengan pesat sekali. Permintaan
terhadap emas dan perak untuk digunakan sebagai uang bertambah dengan sangat
pesat pula. Maka kesulitan-kesulitan mulai timbul dalam menggunakan kedua-dua
logam tersebut sebagai uang. Sebab-sebab utama dari kesulitan tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Emas dan perak memerlukan tempat yang cukup besar untuk
menyimpan. Pada waktu transaksi belum begitu besar nilainya, masalah penyimpan
uang belu timbul karena belum banyak ruangan yang diperlukan. Kemajuan ekonomi
yang diikuti pula oleh perkembangan perdagangan menyebabkan nilai transaksi
menjadi berkali-kali lipat besarnya. Lebih banyak uang diperlukan untuk
transaksi-transaksi tersebut dan masalah mneyediakan tempat untuk menyimpan
uang itu mulai timbul.
2.
Emas dan perak merupakan benda yang berat. Kalau nilai transaksi
adalah kecil, maka jumlah mata uang emas dan perak yang digunakan dalam
transaksi tersebut tidak terlalu banyak. Maka berat benda tersebut belum
menimbulkan kesulitan kepada kedua belah pihak yang melakukan transaksi
tersebut. Dalam perekonomian yang bertambah maju nilai transaksi yang telah
meningkat menjadi berkali-kali lipat memerlukan mata uang emas dan perak yang
banyak sekali jumlahnya, dan ini menimbulkan masalah untuk membawanya dari satu
tempat ke tempat lain.
3.
Emas dan perak sukar untuk ditambah jumlahnya, sedangkan dalam
dua abad belakangan ini perdagangan berkembang dengan sangat pesat sekali.
Ketidakseimbangan ini dapat menghalangi perkembangan perdagangan, karena akan
timbl kekurangan uang untuk melancarkan kegiatan perdagangan yang berkembang
dengan pesat tersebut.
Untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari penggunaan mata uang emas dan perak sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar, mulailah
diperkenalkan orang jenis uang yang baru, yaitu uang kertas. Pada mulanya uang
kertas yang dikeluarkan digunakan untuk menggantikan sejumlah emas yang
dimiliki seseorang yang disimpankan ke dalam sesuatu bank, maka bank tersebut
akan mengeluarkan uang kertas yang sama nilainya dengan uang emas yang
disimpankan ke dalam bank tersebut. Lama kelamaan uang kertas dikeluarkan oleh
bank tidak lagi berdasarkan kepada jumlah uang emas yang disimpan di dalam bank
tersebut.
PERKEMBANGAN UANG KERTAS DAN UANG BANK
Emas dan perak tidak
lagi digunakan sebagai uang. Bahkan disemua negara uang terutama dibuat dari
kertas atau berbentuk tabungan di bank yang dapat dikeluarkan dengan
menggunakan cek. Uang yang dibuat dari logam merupakan bagian yang sangat kecil
dalam keseluruhan jumlah uang dalam perekonomian.
Penggunaan uang
kertas sebagai alat perantaraan dalam perdagangan menjadi sangat bertambah
pesat perkembangannya setelah bank-bank mengeluarkan uang kertas tanpa terlebih
dahulu mereka menerima emas dari para nasabahnya. Apabila di dalam perekonomian
telah terjadi kebutuhan yang mendesak akan uang maka bank-bank umum, sampai
kepada suatu jumlah maksimum tertentu, akan bersedia menyediakannya. Dengan
demikian setelah masa tersebut uang kertas yang beredar telah melebihi nilai
emas yang disimpan di dalam bank tersebut.
Masyarakat masih tetap bersedia menggunakan uang yang diciptakan secara
demikian karena di atas uang kertas yang dikeluarkan itu dijanjikan bahwa
apabila pemegangnya ingin menggantikan uang tersebut dengan emas, maka bank
umum tersebut setiap waktu akan bersedia melakukannya. Ini berarti, emas yang
berada di bank-bank umum (yang dipercayakan kepada bank-bank itu untuk
disimpan); akan digunakan oleh bank-bank tersebut sebagai cadangan untuk
menciptakan lebih banyak - uang kertas. Di dalam keadaan politik dan
perekonomian yang stabil para pemegang uang kertas yang diciptakan oleh
bank-bank umum tersebut tidak akan menukarnya dengan emas. Oleh sebab itu,
walaupun uang kertas yang diciptakan melebihi nilai emas yang disimpan,
bank-bank umum akan selalu dapat memenuhi keinginan dari beberapa pemegang uang
kertas yang ingin menukarkannya dengan emas.
Uang kertas yang
sekarang digunakan di berbagai negara bukanlah dikeluarkan oleh bank-bank umum
tetapi oleh Bank Sentral, yaitu bank yang bertindak sebagai bank untuk
bank-bank umum. Sekarang ini bank umum tidak diberi kekuasaan lagi oleh
Pemerintah untuk mengeluarkan uang kertas. Walaupun bank-bank umum sudah tidak
mempunyai kekuasaan lagi untuk mengeluarkan uang kertas, ini bukanlah berarti
bahwa kekuasaannya untuk menciptakan uang sudah tidak ada. Yang benar adalah
yang sebaliknya. Sekarang ini kuasa bank-bank umum untuk menciptakan uang telah
menjadi sangat bertambah besar. Kekuasaan itu harus dikendalikan dengan sungguh¬sungguh
agar tidak menimbulkan akibat-akibat yang buruk kepada perekonomian. Di
negara-negara yang sudah maju sistem keuangannya, bank-bank umum merupakan
pencipta uang yang terutama. Uang yang diciptakan oleh bank-bank umum dinamakan
uang giral. Uang giral selalu disebut juga sebagai uang bank atau rekening
koran. Oleh karena bank-bank umum mempunyai pengaruh yang penting sekali dalam
kegiatan ekonomi, adalah penting untuk mengetahui kegiatan mereka secara lebih
mendalam. Maka dalam bahagian berikut akan diterangkan kegiatan-kegiatan yang
biasanya dilakukan oleh sebuah bank umum.
PERAN DAN KEGIATAN BANK UMUM
Bank umum merupakan
lembaga keuangan yang paling penting suatu perekonomian. Definisi bank umum
secara singkat adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-bank
umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional nondevisa dan bank-bank
asing dan campuran. Kegiatan utama bank-bank umum adalah menghimpun dana
masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan,
serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Banyak
lembaga dalam perekonomian bertindak sebagai perantara keuangan, tetapi hanya
bank yang memiliki otoritas hukum untuk menciptakan aset yang merupakan bagian
dari penawaran uang, seperti rekening cek. Karena itu, bank satu-satunya
lembaga keuangan yang secara langsung mempengaruhi penawaran uang.
Yang dimaksud dengan
lembaga keuangan atau institusi keuangan adalah semua perusahaan yang
kegiatannya utamanya adalah meminjamkan uang yang disumpan kepada mereka.
Badan-badan ini mendorong masyarakat untuk menabung kepada mereka. Sebagai
balas jasanya para nasabah akan diberi pendapatan berupa bunga. Tabungan yang
telah terkumpul oleh lembaga tersebut akan dipinjamkan kembali kepada
individu-individu dan perusahaan yang membutuhkannya.
1. Bank umum atau bank perdagangan.
Institusi ini adalah bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau
menginvestasikan berbagal jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat
membedakan pinjaman dari rnenciptakan sendiri uang giral.
2. Bank tabungan. Bank ini melakukan
kegiatan hampir seperti perusahaan peminjaman Tabungan, menerima simpanan dalam
bentuk tabungan atau simpanan berjangka panjang dan kemudian meminjamkan atau
menginvestasikan uang tersebut.
3. perusahaan peminjaman. Merupakan badan
keuangan yang menerima simpanan dalam bentuk tabungan atau simpanan berjangka
lama (yaitu hanya dapat diambil kembali oleh pemiliknya sesudab beberapa waktu
yang ditentukan), dan selanjutny; meminjamkan nan menginvestasikan tabungan
tersebut.
4.
Pasaran saham. Suatu lembaga yang
fungsi utamanya adalab menjadi tempat-tempat saham perusahaan-perusahaan
diperjualbelikan.
5. Perusahaan asuransi Terdiri dari perusahaan
yang memperoleb uang dengan menjanjikan akan membuat sejunlah ganti rugi kepada
individu, perusahaan dan badan-badan lainnya apabila sesuatu peristiwa seperti:
kecelakaan, kebakaran, kehilangan dan dan sebagainya—berlaku ke atas orang,
perusahaan atau badan yang membayar uang asuransi kepada perusabaan asuransi.
Uang asuransi yang dikumpul kan oleb badan ini akan diinvestasikan atau
dipinjamkan.
KEISTIMEWAAN BANK UMUM
Telah dikatakan
bahwa bank umum merupakan badan keuangan yang paling penting dan paling
berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Ini disebabkan karena bank umum mempunyai
beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh badan-badan keuangan lainnya.
Salah satu keistimewaan itu adalah:
1. Dapat
Diambil Dengan Cek
Kemampuan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat
sewaktu-waktu diambil dengan menggunakan cek, yaitu tabungan giral.
Keistimewaan untuk menciptakan tabungan yang boleh diambil dengan menggunakan
cek tidak dimiliki oleh badan-badan keuangan lainnya. Tabungan di dalam
badan-badan keuangan lain hanya boleh diambil apabila pemiliknya datang
langsung ke badan-badan tersebut.
2. Menciptakan
Daya Beli
Keistimewaan yang kedua dari bank umum bersumber dari
kemampuannya untuk menciptakan daya beli baru atau menghapuskan daya beli yang
ada di dalam perekonomian. Kegiatannya ini secara automatis akan menimbulkan
perubahan-¬perubahan jumlah uang yang tersedia dalam perekonomian. Kegiatan
"menciptakan" atau "menghapuskan" uang ini dilakukan oleh
bank umum apabila bank memberikan atau membatalkan pinjaman kepada para
nasabahnya. Yang ingin ditekankan di sini hanyalah bahwa badan keuangan lainnya
tidak mempunyai kekuasaan yang demikian. Mereka hanya dapat meminjamkan
tabungan-tabungan yang diperoleh dari masyarakat. Apabila mereka ingin
mengadakan lebih banyak investasi dan peminjaman, usaha yang terutama dapat
mereka lakukan adalah menarik lebih banyak tabungan dari masyarakat. Atau
mereka meminjam dari bank-bank umum. Apabila bank umum ingin melakukan
investasi dan membuat peminjaman yang lebih banyak, di samping dengan menarik
lebih banyak tabungan, bank umum dapat melakukannya dengan menciptakan tabungan
giral/uang giral. Keistimewaannya sebagai pencipta uang inilah yang terutama
menyebabkan bank-bank umum mempunyai pengaruh.yang penting sekali dalam
kegiatan ekonomi.
3. Memberi
Pinjaman Jangka Pendek
Keistimewaan yang ketiga dari bank umum bersumber dari aktivitas
kegiatan meminjamkan uang yang dilakukannya. Bank umum terutama memberikan
pinjaman, jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan satu badan yang
penting peranannya kepada perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan keadaan
keuangannya dengan gerak naik turun kegiatan ekonomi. Pada waktu perekonomian
mencapai tingkat kegiatan yang tinggi biasanya para pengusaha memerlukan lebih
banyak modal kerja, dan bank umum dapat dengan segera menyediakan modal yang
diperlukan tersebut. Sebaliknya, apabila kegiatan ekonomi mengalami kemunduran,
perusahaan¬ harus mengurangi kegiatan mereka. Dengan sendirinya keperluan untuk
memperoleh tambahan modal kerja akan berkurang. Maka. para pengusaha akan
mengembalikan modal kerja yang mereka pinjam dari bank-bank umum.
NERACA BANK UMUM
Dengan
mengamati neracanya dapatlah diketahui kegiatan-kegiatan utama dari suatu bank
umum. Dalam neraca dimisalkan berbagai jenis tabungan masyarakat dalam bank
umum tersebut seluruhnya berjumlah 370 milyar. Nilai ini terdiri dari 300
milyar tabungan giral, 20 milyar tabungan dan 40 milyar tabungan berjangka
(deposito berjangka). Tabungan giral merupakan tabungan dalam bank umum yang
dapat diambil sewaktu-waktu oleh pemiliknya dengan menggunakan cek. Tabungan
merupakan uang yang disimpan di bank yang hanya dapat diambil sendiri ke bank
tersebut dengan menunjukan buku tabungan dari pemilik tabungan tersebut atau
melalui ATM. Sedangkan tabungan berjangka merupakan tabungan yang hanya dapat
diambil setelah jangka waktu tertentu.
Tidak
semua tabungan yang diterima oleh bank umum dapat dipinjamkan kepada para
nasabahnya. Sebagian dari tabungan itu harus tetap berada dalam bank tersebut
sebagai uang tunai dan sebagian lagi disimpan di bank sentral. Uant tunai dan
tabungan dalam bank sentral ini dinamakan cadangan.
Dimisalkan
bank sentral mewajibkan kepada bank umm menyimpan 20% dari uang giral sebagai
cadangan, dan untuk tabungan dan tabungan berjangka cadangannya 5%. Maka
menurut peraturan tersebut cadangan yang harus ditabung oleh bank umum tersebut
adalah:
20% x 300 milyar =
60 milyar
5% x 40 milyar =
2 milyar
5% x 20 milyar =
1 milyar
Cadangan =
63 milyar
Jika cadangan yang
disimpan bank umum sama dengan yang ditentukan oleh peraturan. Kelebihan dari
tabungan yang diterima dan modal yang dimilikinya digunakan bank umum untuk
memperoleh pendapatannya, yaitu meminjamkan dan menginvestasikan uang tersebut.
Maka dalam neraca uang yang dipinjamkan berjumlah 180 milyar dan yang
diinvestasikan 123 milyar.
NERACA BANK UMUM (dalam
milyar)
AKTIVA
|
PASIVA
|
||
Cadangan
|
63
|
Tabungan Giral
|
300
|
Peminjam
|
180
|
Tabungan
|
30
|
Investasi
|
123
|
Tabungan berjangka (deposito)
|
40
|
Bangunan & peralatan
|
4
|
Modal
|
10
|
JUMLAH
|
370
|
JUMLAH
|
370
|
Dalam kenyataannya uang
tunai pada bank umum adalah lebih besar daripada jumlah cadangan minimal yang
perlu disimpan oleh bank-bank umum untuk memenuhi peraturan-peraturan mengenai
cadangan. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah karena bank umum ingin
menjaga agar kedudukan banknya lebih kuat dan tidak perlu membuat penyesuaian
apabila terjadi perubahan dalam berbagai jenis tabungan. Faktor lainnya adalah
karena kurangnya kesempatan untuk memberikan pinjaman dan melakukaninvestasi
yang menguntungkan dan terjamin. Maka disini bank umum tidak dapat menggunakan
semua kelebihan tabungan yang ada untuk dipinjamkan dan diinvestasikan.
PROSES PENCIPTAAN UANG GIRAL
Tabungan giral
atau rekening koran yang diciptakan oleh bank umum dapat dibedakan menjadi dua
jenis: tabungan giral utama dan tabungan giral derivatif. Bank umum akan
menciptakan tabungan giral utama apabila ia mendapat uang dari nasabahnya dalam
bentuk uang tunai atau cek yang ditarik dari bank lain. Setelah menerima uang
tunai atau cek tersebut bank umum akan menambah nilai tabungan giral dari pihak
yang memasukkan uang tunai atau cek tersebut.
Bank umum akan
menciptakan tabungan derivatif apabila bank itu memberikan pinjaman kepada
nasabahnya. Contoh berikut menggambarkan bagaimana tabungan derivatif tersebut
tercipta. Misalkan seorang pengusaha kecil datang ke suatu bank umum untuk
meminjam. Bank itu akan melakukan investigasi mengenai kemajuan aktivitas usaha
pengusaha tersebut dan terutama kemampuan pengusaha tersebut untuk membayar
hutangnya. Apabila pinjaman itu disetujui, bank akan menciptakan simpanan giral
atas nama pengecer tersebut yang nilainya adalah sama dengan pinjaman yang
diberikan. Pengusaha dapat mengambil pinjaman itu dengan secara mengambil uang
tunai dari bank itu atau dengan menggunakan cek pada setiap waktu ia
membutuhkan uang tersebut. Tabungan derivatif adalah tabungan
giral yang diciptakan seperti yang dijelaskan berikut ini, yaitu diciptakan
tanpa memasukan uang tunai atau cek ke dalam bank tersebut. Tindakan dari bank
umum tersebut akan menambah uang giral dalam perekonomian.
Dalam menjelaskan proses
penciptaan uang oleh bank-bank umum perlu dibuat beberapa asumsi yaitu sebagai
berikut:
1. Rasio cadangan yang ditetapkan adalah 20 persen.
2. Semua kelebihan cadangan akan dipinjamkan oleh setiap bank umum
kepada nasabahnya.
3. Transaksi-transaksi selalu dibayar dengah menggunakan cek.
4. Seluruh tabungan yang dimasukkan ke dalam setiap bank umum adalah
me¬rupakan tabungan giral.
Proses transaksi untuk
penciptaan uang oleh bank umum perekonomian dengan menggunakan asumsi di atas.
Tabungan giral yang mula-mula ini dimisalkan berjumlah Rp. 100 juta dimasukkan
dalam bank umum I. Karena besarnya cadangan yang diwajibkan adalah 20 % dan
semua kelebihan cadangan dipinjamkan, maka setelah semua kelebihan cadangan
diserahkan kepada nasabahnya, perubahan dalam neraca bank umum I adalah seperti
berikut:
NERACA BANK UMUM I
(dalam juta rupiah)
AKTIVA
|
PASIVA
|
||
Cadangan
|
20
|
Tabungan Giral
|
100
|
Peminjam
|
80
|
||
JUMLAH
|
100
|
JUMLAH
|
100
|
Para nasabah yang
menerima pinjaman dari bank umum I akan membelanjakan uang ytang diperoleh.
Maka segolongan penjual akan menerima tambahan pembayaran sebanyak 80 juta
rupiah, dan ini kemudian mereka simpan di bank umum II. Seperti bank umum I,
bank umum II akan menyimpan 20% dari tabungan giraln yang diperolehnya sebagai
cadangan wajib, selebihnya dipinjamkan kepada para nasabah. Setelah semua
kelebihan cadangan yang ada pada bank umum II dipinjamkan, perubahan neraca
pada bank umum II adalah sebagai berikut:
NERACA BANK UMUM II
(dalam juta rupiah)
AKTIVA
|
PASIVA
|
||
Cadangan
|
16
|
Tabungan Giral
|
80
|
Peminjam
|
64
|
||
JUMLAH
|
80
|
JUMLAH
|
80
|
Seperti dengan yang
dilakukan oleh orang-orang yang meminjam di Bank Umum I, langganan-langganan
yang meminjam di Bank Umum II akan membelanjakan uang yang mereka peroleh
sebesar Rp. 64 juta. Segolongan penjual akan memperoleh uang tersebut dan
menyimpannya di bank umum III. Untuk memenuhi peraturan-peraturan yang
ditetapkan 20 % dari tabungan itu akan digunakan sebagai cadangan, dan
selebihnya dipinjamkan kepada para nasabah yang memerlukan. Apabila seluruh
uang yang dapat dipinjamkan telah diberikan kepada para peminjam, perubahan
dalam neraca bank umum II adalah sebagai berikut:
NERACA BANK UMUM III
(dalam juta rupiah)
AKTIVA
|
PASIVA
|
||
Cadangan
|
12,8
|
Tabungan Giral
|
64
|
Peminjam
|
51,2
|
||
JUMLAH
|
64
|
JUMLAH
|
64
|
Penerima pinjaman dari
bank umum II akan melakukan tindakan seperti yang dilakukan oleh para peminjam
dari bank umum I dan bank umum II, yaitu mereka akan membelanjakan uang yang
mereka peroleh tersebut. Uang ini akan diperoleh para penjual yang menjual
barang mereka kepada para peminjam tersebut dan selanjutnya akan disimpan di
dalam bank umum IV. Seperti dengan yang telah dilakukan oleh bank umum I, II,
dan III, bank umum IV akan meminjamkankelebihan cadangan yang ada padanya.
Proses penciptaan uang
seperti yang diterangkan di atas kan terus-menerus berlangsung sehingga
kelebihan cadangan tidak ada lagi. Pada tingkat ini bank umum yang berikut
tidak dapat lagi menciptakan uang giral. Apabila pross penciptaan uang ini
berakhir, seluruh uang giral yang diciptakan adalah berjumlah berapa kali lipat
daripada tabungan giral yang mula-mula dilakukan. Pada proses penciptaan uang
giral tersebut yang jumlah awalnya hanya sebesar Rp. 100 juta akan menjadi Rp.
500 juta setelah melalui proses penciptaan uang giral dengan mekanisme yang
sama, seperti dijelaskan di atas. Pada akhirnya jumlah seluruh tabungan giral,
cadangan dan kelebihan cadangan masing-masing nilai tersbut dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
D = S/R
Dimana
D : Jumlah seluruh uang giral, cadangan dan kredit yang
diberikan yang akan terwujud dalam proses penciptaan uang.
S : Jumlah uang giral, likuiditas dan kredit yang diberikan,
yang tercipta pada awal proses penciptaan uang
R : Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus
ditahan oleh bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).
Bedasarkan formula tersebut maka:
1. Pertambahan
uang giral adalah:
100 juta / 0,2 = Rp.
500 juta
2. Pertambahan
cadangan adalah:
20 juta / 0,2 = Rp.
100 juta
3. Pertambahan
pinjaman adalah:
80 juta / 0,2 = Rp.
400 juta
Bank
Umum
|
Tabungan
Giral
|
Cadangan
|
Kelebihan
cadangan / jumlah yg dipinjamkan
|
Jumlah
Seluruh Tabungan Giral
|
I
|
100
|
20
|
80
|
100
|
II
|
80
|
16
|
64
|
180
|
III
|
64
|
12,8
|
51,2
|
244
|
IV
|
51,2
|
10,24
|
40,96
|
295,2
|
V
|
0,96
|
8,192
|
32,768
|
296,16
|
...
|
...
|
...
|
...
|
...
|
Jumlah
|
500
|
100
|
400
|
500
|
PROSES PENCIPTAAN UANG GIRAL DALAM REALITA
Proses penciptaan uang
giral di dalam kenyataan yang sebenarnya tidaklah sebesar seperti yang baru
saja diterangkan. Proses penciptaan uang yang telah digambarkan, hanya akan
terjadi apabila pemisalan-pemisalan yang dikemukakan pada permulaan diatas berlaku
seperti yang dinyatakan dalam pemisalan. Kalau tidak demikian, gambaran
mengenai proses penciptaan uang akan mempunyai bentuk yang berbeda. Dan yang
lebih penting lagi, di dalam kenyataan, proses penciptaan uang tidak akan
sejauh atau seluas seperti yang digambarkan. Dibawah ini ada tiga faktor
penting yang membatasi penciptaan uang giral.
1.
Kebocoran uang tunai
Salah satu faktor yang
membatasi luasnya proses penciptaan uang adalah berlakunya kebocoran uang
tunai, yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang
berikut tetap dipegang oleh pemiliknya. Ini merupakan keadaan yang lazim
berlaku di masyarakat. Seseorang yang menerima uang tidak selalu memasukkan
semua uang tersebut ke dalam bank. Sebagian akan disimpan dalam rumah, dalam
perusahaan atau dalam kantong. Faktor ini akan membatasi luasnya penciptaan
uang yang akan berlaku.
2.
Bank ingin mempunyai cadangan yang lebih banyak
Faktor penting lain yang
akan membatasi luasnya penciptaan uang adalah keinginan bank untuk membuat
cadangan atas tabungan giral yang lebih besar daripada yang diterapkan oleh
peraturan perbankan. Apabila bank-bank umum dalam contoh tersebut bukan
mempertahankan cadangan sebesar 20% tetapi 25% maka tabungan giral yang
tercipta hanya sebesar 400 juta,
D = S/R ó
100 / 0,25 = 400 juta
3.
Kekurangan Pinjaman
Sebab penting lain yang
akan mendorong bank umum untuk mempertahankan cadangan yang lebih tinggi dari
yang ditetapkan bank sentral adalah karena kekurangan peminjam-peminjam yang
mampu membayar bunga dan membayar kembali pinjaman mereka. Maka pimpinan bank
merasa adalah lebih baik untuk menahan uang tersebut di bank dari
meminjamkannya, kalau pada akhirnya uang itu tidak dapat dikembalikan oleh para
peminjamnya.
MATA UANG DALAM PEREDARAN DAN UANG BEREDAR
Mata uang dalam
peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan
oleh bank sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu uang
logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran
adalah sama dengan uang kartal.
Uang beredar adalah
semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang
dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Pengertian
uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian,
yaitu pengertian yang terbatas dan pengertian yang luas.
Dalam pengertian yang
terbatas uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang
giral yang dimiliki oleh perseorangan, perusahaan, badan-badan pemerintah.
Dalam pengertian yang luas uang beredar meliputi : Mata uang dalam peredaran,
Uang giral, Uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan,
dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestic. Uang beredar
menurut pengertian yang luas ini dinamakan juga sebagai likuiditas perekonomian
atau M2. Pengertian yang sempit dari uang beredar selalu disingkat M1.
KEKAYAAN MUDAH TUNAI (BERLIKUIDITAS TINGGI)
Kekayaan mudah tunai
adalah “harta-harta yang bersifat uang”, yaitu berbagai jenis kekayaan yang
dapat ditukarkan dengan barang atau uang dalam waktu yang cepat dan tanpa
kerugian nilai. Dalam perekonomian yang maju, kekayaan semacam itu banyak
dijumpai. Pada setiap masa di berbagai tempat uang dapat digunakan untuk
membayar pembelian barang atau jasa yang dilakukan. Beberapa kekayaan yang
bersifat uang lainnya tidak dapat serta merta digunakan untuk memperoleh
barang-barang, tetapi mereka dapat dengan mudah ditukarkan kepada uang. Contoh
kekayaan seperti itu adalah tabungan, deposito berjangka, dan surat pinjaman
jangka pendek pemerintah dan sertifikat bank Indonesia.
Tabungan dan deposito
berjangka adalah kekayaan keuangan yang mempunyai tingkat “mudah tunai” yang
hampir sama tingginya dengan uang, yaitu ia dapat dengan cepat diubah menjadi
uang. Satu-satunya kelemahannya adalah ia tidak dapat dengan serta merta
digunakan untuk membeli barang atau jasa. Para pemiliknya harus terlebih dahulu
pergi ke bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk menukar jumlah
tabungan atau deposit berjangka yang dimiliki mereka menjadi uang.
Tingkat mudah tunai
tabungan dan deposit berjangka yang sangat tinggi menyebabkan mereka dinamakan
juga sebagai uang kuasai atau hampir uang (near money). Nilai kekayaan tersebut
mencerminkan sampai dimana masyarakat dapat menciptakan pengeluaran agregat,
yaitu ia dapat menunjukkan besarnya daya beli yang dimiliki masyarakat, yang
dalam waktu yang singkat dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa. Dalam
pengertian uang beredar yang terbatas yang dicerminkan hanyalah jumlah uang yang
dapat digunakan untuk melancarkan jalannya transaksi-transaksi perdagangan.
Kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa adalah lebih
dicerminkan oleh nilai uang beredar yang diartikan secara lebih luas.
PERKEMBANGAN BANK SENTRAL
Bank sentral adalah sebuah badan keuangan miliki negara yang
diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kegiatan-kegiatan
lembaga-lembaga keuangan dan menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan
tersebut akan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang stabil.
Pada masa ini hampir
setiap negara mempunyai bank sentral, yaitu suatu bank yang diberi tugas oleh
pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang
terdapat dalam perekonomian. Berdasarkan fungsi yang harus dilaksanakannya bank
sentral didefinisikan sebagai suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki
pemerintah yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi
kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan
lembaga-lembaga keuangan itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi
yang tinggi dan stabil.
Tidak semua bank sentral
yang ada sekarang ini dari semenjak didirikan telah merupakan bank sentral. Di
Inggris dan Swedia misalnya, bank sentral yang sekarang ini pada mulanya adalah
bank umum. Di Swedia bank yang sekarang ini menjadi bank sentral didirikan pada
tahun 1660, tetapi baru pada tahun 1897 bank tersebut bertindak sebagai bank
sentral. Bank of England, yaitu bank sentral di Inggris didirikan pada tahun
1694 tetapi fungsinya sebagai bank sentral baru mulai dijalankan pada tahun
1884. Di Amerika serikat Bank Sentalnya dinamakan Federat Reserve System, dan
badan tersebut didirikan pada tahun 1913. Di negara-negara berkembang, termasuk
di negara kita, bank sentral didirikan semenjak mencapai kemerdekaan, yaitu
pada tahun-tahun sesudah perang dunia kedua. Bank sental di Negara kita adalah
Bank Indonesia.
PERBEDAAN KEGIATAN BANK SENTRAL DAN BANK UMUM
Jika dibandingkan antara
kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral dan bank umum, maka akan dapat
dilihat bahwa diantara keduanya terdapat beberapa perbedaan.
Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Dalam perekonomian hanya terdapat satu bank sental
Sebaliknya, bank umum mempunyai jumlah yang lebih banyak.
Walaupun demikian bank sentral mempunyai kemampuan yang lebih besar di dalam
mempengaruhi kegiatan ekonomi jika dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki
bank umum.
2.
Bank umum kebanyakan dimiliki oleh pihak swasta.
Di Negara maju dan Negara berkembang bank sentral dimiliki atau
dikuasai oleh pemerintah. Di beberapa negara, misalnya di negara kita
adakalanya bank umum yang dimiliki pemerintah merupakan sebagian besar dari
bank umum yang ada, tetapi manajemennya dan kegiatannya tidak berbeda dengan
bank umum swasta yang biasa. Yaitu kegiatan yang mereka lakukan adalah
memberikan pinjaman dan melakukan investasi, dan dalam menjalankan kegiatan ini
mereka harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh bank
sentral.
3.
Tujuan kegiatan bank sentral dan bank umum berbeda.
Tujuan dari bank umum yang terutama adalah berusaha agar
kegiatan mereka dapat menghasilkan dan memberikan keuntungan yang maksimum
kepada para pemiliknya. Sedangkan bank sentral didirikan bukanlah untuk tujuan
tersebut. Salah satu tujuan penting dari mendirikan bank sentral adalah untuk
mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum dan lembaga-lembaga keuangan
lainnya. Tujuan penting lainnya dari mendirikan bank sentral adalah untuk membantu
menciptakan kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Di dalam jangka panjang
salah satu tugas penting dari bank sental adalah untuk melancarkan proses
pertumbuhan ekonomi dan mengusahakan tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi
4.
Bank sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan
uang logam.
Bank sental diberi hak oleh pemerintah untuk mencetak mata uang,
yaitu mengeluarkan uang logam dan uang kertas. Sejak abad yang lalu pemerintah
tidak memberikan kekuasaan lagi kepada bank-bank umum untuk mengeluarkan mata
uang yang dapat digunakan untuk tukar-menukar. Dengan ketiadaan kekuasaan untuk
mencetak uang ini bulanlah berarti bahwa bank umum tidka mempunyai kuasa untuk
mempengaruhi jumlah uang beredar. Seperti telah diterangkan, mereka mempunyai
kemampuan untuk menciptakan uang bank atau uang giral.
FUNGSI UTAMA BANK SENTRAL
Jika diperhatikan peran
dan kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral di berbagai negara, maka pada
umumnya bank sentral ditugaskan oleh pemerintah untuk menjalankan lima
kegiaatan berikut:
1. Bertindak
sebagai bank kepada pemerintah.
2. Bertindak
sebagai bank kepada bank-bank umum.
3. Mengawasi
kegiatan bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
4. Megawasi
kesimimbangan kegiatan perdagangan luar negri.
5. Mencetak
uang logam dan uang kertas yang diperlukan lainnya.
1.
Bank Sentral Sebagai Bank Kepada Pemerintah
Pemerintah dapatlah dipandang sebagai suatu
perusahaan raksasa. Setiap harinya ia harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan
menerima berbagai jenis pendapatan seperti pendapatan dari pajak pendapatan,
pajak penjualan dan pajak impor.
Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak
daripada pendapatan yang diperolehnya, oleh sebab itu pemerintah harus
meminjam. Di negara-negara maju, seperti inggris, salah satu cara adalah dengan
mengeluarkan treasury bill, yaitu pinjaman pemerintah yang akan
dibayar kembali di dalam jangka pendek. Treasury bill itu biasanya berjangka
tiga bulan, tetapi ada juga yang berjangka enam bulan, sembilan bulan atau satu
tahun. Treasury bill tersebut akan dijual kepada lembaga-lembaga keuangan dan
masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Di dalam penjualan treasury bill bank
sentral memegang peranan yang sangat penting. Misalnya bank sentral diberi
kekuasaan oleh pemerintah untuk menentukan dan mengubah tingkat bunga dari treasury
bill tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
membiayai defisit dalam pengeluaran adalah dengan mengeluarkan surat
pinjaman ( obligasi ) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari
bank sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral itu sangat
berlebih-lebihan , maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah
yang demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan yang tidak
diinginkan ini beberapa negara membuat undang-undang mengenai besarnya
pinjaman yand dapat diambil pemeritah dari bank sentral. Peraturan tersebut
bertujuan untuk membatasi hak bank sentral mencetak uang dan meminjamkannya
kepada pemerintah
2.
Bank Sentral Sebagai Bank Kepada
Bank Umum
Bank sentral selalu disebut juga sebagai “bank
kepada bank” (bankers’ bank”) atau sumber pinjaman terakhir” (“leader of
lastresort”). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan
ia merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak dapat
memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya.
Bank sentral disebut juga bank dari bank-bank lainya karena
jasa-jasa yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa bank
umum kepada masyarakat.
3.
Mengawasi Bank Umum Dan Institusi Keuangan
Lain
Lembaga-lembaga keuangan, termasuk bank umum,
merupakan perusahaan yang mencari keuntungan dari meminjamkan uang yang
dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal mereka haruslah meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan dan
perorangan-perorangan sebanyak yang mungkin mereka pinjamkan. Apabila tujuan
ini terlalu ditekankan oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut, maka akan timbul
akibat-akibat buruk kepada masyarakat dan perekonomian.
Lembaga-lembaga keuangan mungkin memberi terlalu
banyak pinjaman sehingga uang tunai yang ditunggalkan sebagai cadangan tidak
mencukupi lagi. Pada ketika masyarakat menarik lebih banyak uangnya dari
lembaga-lembaga keuangan tersebut, mereka tidak akan mempunyai cukup dana untuk
melakukan pembayaran tersebut. Keadaan tersebut akan menghilangkan kepercayaan
masyarakat kepada lembaga-lembaga keuangan. Disamping itu, pinjaman yang tidak
diawasi akam menyebabkan badan keuangan meminjamkan uangnya kepada usaha-usaha
yang sangat tinggi resikonya. Apabila usaha itu gagal mereka tidak akan dapat
memperoleh kembali uang mereka yang mereka pinjamkan. Keadaan demikian dapat
menyebabkan lembaga keuangan tersebut menutup usahanya dan tidak dapat membayar
kembali tabungan dari para langganannya. Disamping itu, apabila pemerintah
tidak mengawasi kegiatan mereka, lembaga-lembaga keuangan memberi pinjaman yang
berlebih-lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran yang tinggi dan
perekonomian sedang mengalami masalah inflasi. Tindakan ini memperburuk masalah
inflasi yang sedang dihadapi.
4.
Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk
menciptakan kesetabilan ekonomi adalah dengan mempertahankan kesetabilan nilai
kurs mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah dijaga
agar terdapat keseimbangan di antara ekspor dan aliran masuk modal satu pihak,
dengan impor dan aliran ke luar modal di lain pihak. Selanjutnya harus pula
dijaga agar terdapat cukup cadangan mata uang asing yang dapat sewaktu-waktu
dugunakan untuk membiayai pembayaran uang asing yang berlebihan ke
negara-negara lain karna aliran ke luar untuk pembayaran impor dan kebutuhan
lain adalah lebih besar daripada aliran yang masuk yang diterima dari ekspor
dan pendapatan dari luar lainnya.
5.
Mencetak Uang Logam Dan Uang Kertas
Mata uang yang beredar dalam perekonomian
dikeluarkan oleh bank sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada bank sentral
untuk mencetak uang yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan perdagangan dan
produksi. Di dalam menjalanjan tugas ini bank sentral haruslah menentukan
besarnya jumlah uang yang harus disediakannya pada suatu waktu tertentu. Di
samping itu dari satu waktu ke waktu lainnya ia harus pula menentukan
pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar kegiatan perdagangan dan
produksi tetap dapat berjalan dengan lancar, dan perkembangan ekonomi yang
teguh harus berlangsung.
0 comments:
Posting Komentar