FUNGSI
KONSUMSI DAN TABUNGAN
VIII.
PERSAMAAN FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
Fungsi
konsumsi dan tabungan, disamping digambarkan dalam bentuk kurva, juga dapat
dinyatakan dalam persamaan aljabar. Persamaan aljabar untuk fungsi konsumsi dan
tabungan adalah seperti dinyatakan dalam persamaaan yang dinyatakan dibawah
ini.
1.
Fungsi konsumsi ialah : C = a+bY
2.
Fungsi tabungan ialah : S= -a+(1-b)Y
Dimana
a : adalah konsumsi rumah tangga pada ketika pendapatan nasional adalah 0,
b : adalah kecondongan konsumsi marginal,
c : adalah tingkat konsumsi dan
y : adalah tingkat pendapatan nasional.
Ada
kalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan diantara konsumsi dan
tabungan dengan pendapatan disposibel y. Persamaan untuk hubungan
seperti itu adalah:
1.
Fungsi konsumsi: C=a+b Yd
2.
Fungsi tabungan : S= -a+(1-b)Yd
Pendapatan, Konsumsi dan
Tabungan (dlm triliun rupiah)
Grafik fungsi konsumsi & tabungan
Dalam contoh yang ditujukan pada tabel dan grafik sebelumnya, maka nilai a = 90 triliun dan b = 0,75. Maka persamaan fungsi
konsumsi dan tabungan adalah:
C = 90 + 0,75Y
S = -90 + 0,25Y
I.
FAKTOR LAIN PENENTU KONSUMSI DAN TABUNGAN
Dalam
pembahasan ini menekankan peranan pendapatan rumah tangga sebagai faktor
penentu yang menentukan tingkat konsumsi dan tabungan. Ini didasarkan pada
pandangan keynes yang berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama
ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Walaupun pendapatan rumah
tangga penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain
tidak dapat diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang
mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga:
1.
Kekayaan
Yang Telah Terkumpul.
Sebagia
akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebgai akibat
usaha di masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi.
Dalam keadaan seperti itu ia tidak terdorong lagi untuk menabung lebih bnyak.
Begitupun sebaliknya untuk orang yang tidak memperoleh warisan atau kekayaan.
Mereka lebih menekankan menabung untuk memperoleh kekayaan yang lebih banyak di
masa yang akan datang, atau untuk memenuhi kebutuhan masa depan
2.
Suku
Bunga
Suku
bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan
tabungan. Rumah tangga akan membuat lebih bnyak tabungan apabila suku bunga
tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabungan yang diperoleh. Pada suku
bunga rendah orang tidak begitu suka membuat tabungan karena mereka merasa
lebih baik melakukan pengeluaran konsumsi dari menabung. Dengan demikian pada
tingkat bunga yang rendah masayarakat cenderung untuk meningkatkan konsumsinya.
3.
Sifat
Berhemat
Berbagai
masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada yang
suka berlebihan dan ada yang lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat
seperti itu APC dan MPC nya lebih rendah. Tapi ada pula yang mempunyai
kecendrungan mengkonsumsi yang tinggi, yang berarti APC dan MPC adalah
tinggi.
4.
Keadaan
Perekonomian
Dalam
perekonomian yang tumbuh dengan banyak pengangguran, masyarakat
berkencendrungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif. Mereka mempunyai
kecendrungan berbelanja lebih bnyak pada masa kini dan kurang menabung. Namun dalam
kegiatan perekonomian yang lambat perkembangannya, tingkat pengangguran
menunjukan persentasi yang meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan
uang dan pendapatannya menjadi makin berhati-hati.
5.
Distribusi
Pendapatan
Dalam
masyarakat yang ditribusinya tidak merata, lebih bnyak tabungan yang dapat
diperoleh. Dalam masyarakat demikian sebagaian besar pendapatan nasional
dinikmati oleh segolongan kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat
ini mempunyai kecendrungan menabung yang tinggi. Maka mereka daoat menciptakan
tabungan yang banyak. Segolongan besa rpenduduk memiliki pendapatan yang hanya
cukup membiayai konsumsinya dan tabungannya adlah kecil. Dalam masyarakat yang
distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit
karena mereka memiliki kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi.
6.
Tersedia
Tidaknya Dana Pensiun Yang Mencukupi
Program
dana pensiun dijalankan di berbagai negara . ada negara yang memberikan pensiun
yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang telah tua. Apabila
pendapatan lebih besar dari jumlah pensiunnya, para kekerja tidak terdorong
untuk melakukan tabungan yang bnyak dan ini menaikan tingkat konsumsi. Begitu
pun sebaliknya, apabila pendapatan pensiun sebagai jaminan hidup dihari tua
sangat tidak mencukupi, masyarakat cenderung untuk menabung lebih banyak ketika
mereka bekerja.
Ilustrasi:
Dalam perekonomian suatu negara diketahui
kecondongan mengkonsumsi marginalnya sebesar 0,80. Dari survey data yang
telah terkumpul, diketahui bawha konsumsi masyarakatnya pada saat pendapatannya
0 sebesar Rp. 10 triliyun. Buatlah tabel pendapatan nasional serta grafik
konsumsi dan tabungannya.
Jawab:
Diketahui MPC = 0,80 dan konsumsi masyarakat sebesar Rp. 10
triliun, karena
MPC + MPS = 1,
maka
0,80 + MPS = 1
MPS = 1 – 0,80
MPS = 0,20
Perubahan penambahan pendapatan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus
MPC = ∆c/∆y
0,80 = 10/∆y
∆y = 10/0,8
∆y = 12,5
Perubahan penambahan tabungan dapat ditentukan dengan
rumus
MPS = ∆s/∆y
0,20 = ∆s/12,5
∆s = 0,20 x 12,5
∆s = 2,5
Pada saat
rumah tangga belum memiliki pendapatan, maka konsumsi yang dilakukan oleh rumah
tangga sebesar Rp. 10 trilun yang diperoleh dari mengorek tabungan sebanyak Rp.
10 triliun, sehingga tabungan bernilai Rp. -10 triliun.
Pada saat MPC = 0,80 dan MPS = 0,20, yaitu setiap
pertambahan pendapatan nasional sebanyak Rp. 12,5 triliun akan menambah
konsumsi sebanyak Rp. 10 triliun (MPC x pertambahan pendapatan nasional)
dan tabungan sebanyak Rp. 2,5 triliun
(MPS x pertambahan pendapatan nasional). Nilai MPC dan MPS tersebut akan
menentukan tingkat kecondongan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
Pada titik A menggambarkan bahwa pendapatan nasional
sebesar Rp. 50 triliun dan konsumsi sebesar Rp. 50 Triliun artinya terdapat
keseimbangan antara pendapatan nasional dan konsumsi yang dilakukan oleh rumah
tangga. Sedangkan pada titik B menggambarkan pada saat pendapatan nasional
bertambah sebesar Rp. 100 triliun, maka konsumsi yang dilakukan oleh rumah
tangga juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 90 triluiun.
Dengan demikian maka perubahan pendapatan nasional (∆Y)
sebesar Rp. 50 triliun akan menambah perubahan konsumsi rumah tangga (∆C)
sebesar Rp. 40 triliun. Hal ini membuktikan bahwa:
= ∆C / ∆Y
= 40/50
= 0,80 nilai yang sama dengan MPC.
Titik D menunjukan tingkat tabungan adalah nol (S=0)
apabila pendapatan nasional adalah sebanyak Rp. 50 triliun. Sedangkan titik E
menggambarkan ketika pendapatan nasional sebanyak Rp. 100 triliun, maka tabungan
yang dilakukan oleh rumah tangga sebesar Rp. 10 triliun.
Dengan demikian pergerakan dari titik D ke E
menggambarkan bahwa ketika pendapatan nasional berubah (∆Y) sebesar Rp. 50
triliun, maka akan menambah perubahan tabungan oleh rumah tangga (∆S) sebesar
Rp. 10 triliun. Hal ini membuktikan bahwa:
= ∆C / ∆S
= 10/50
= 0,20 nilai yang
sama dengan MPS.
Dari pembahasan tersebut, maka dapat pula dibuat persamaan
fungsi konsumsi dan tabungan yaitu sebagai berikut:
C = 10 + 0,8Y
S = -10 + 0,2Y
Budiono: Makro Ekonomi
Sadono Sukirno: Makro ekonomi Teori Pengantar
Suparmoko & Eleonora S : Pengantar Ekonomi
Makro
0 comments:
Posting Komentar