INVESTASI
I.
PENGERTIAN
INVESTASI
Investasi
disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan
komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Jika tabungan dari
sektor rumah tangga melalui insitusi keuangan, akan mengalir ke sektor
perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli
barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Dengan
demikian investasi merupakan pengeluaran penanaman-penanaman modal atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak baranag dan jasa di masa yang
akan datang. Adakalanya juga penanaman modal dilakukan untuk menggantikan
barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam usaha
untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu,
yang digolongkan sebagai investasi atau pembentukan modal meliputi pengeluaran
sebagai berikut:
1. Pembelian
berbagai jenis barang modal
Seperti
mesin-mesin dan perlatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan
2. Pengeluaran
untuk mendirikan bangunan
Contohnya
seperti mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan
bangunan lainnya.
3. Pertambahan
nilai stok barang-barang
Contohnya
seperti pertambahan nilai stok barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan
nasional.
Dari ketiga
jenis investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu yang meliputi
investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti
barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi
dengan nilai depresiasi maka akan diperoleh investasi neto.
II.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI INVESTASI
Penanam
modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi untuk
mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh
besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan
oleh para pengusaha. Disamping ditentukan oleh harapan di masa yang akan
datang, untuk memperoleh keuntungan, ada beberapa faktor lain yang penting
peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam
perekonomian. Faktor-faktor tersebut yaitu:
1.
Tingkat
Keuntungan Yang Diramalkan Akan Diperoleh
Meskipun
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan investasi, namun faktor penting
yang menentukan investasi adalah tingkat keuntungan yang diramalkan akan
diperoleh dan suku bunga.
Ramalan mengenai
keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang memiliki fungsi yaitu:
a. Memberikan
gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis investasi yang memiliki prospek
baik untuk dilaksanakan.
b. Menunjukan
besarnya unvestasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang
modal yang diperlukan.
Sedangkan
suku bunga akan menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi kuntungan
kepada para pengusaha dan yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan. Biasanya
para pengusaha hanya akan melakukan investasi atau menanam modal apabila
tingkat pengembalian dari modal yang ditanamkannya atau diinvestasikannya
lebihbesar dari bunganya. Dengan kata lain persentasi keuntungan yang diperoleh
perusahaan sebelum dikurangi bunga yang harus dibayar lebih besar dari pada
total bunga yang dibebankannya.
Meskipun
pengusaha memiliki tabungan yang cukup, dan oleh karenanya tidak perlu meminjam
dari suatu lembaga keuangan untuk membiayai investasi yang ingin dilaksanakan,
hal itu belumlah merupakan syarat yang cukup bagi terciptanya kegiatan
investasi. Pengusaha tersebut memiliki dua pilihan dalam menggunakan
tabungannya, yaitu:
a. Meminjamkan
uang tersebut (membungakannya)
b. Menggunakannya
untuk investasi
Didalam
keadaan dimana persentasi pengembalian modal yang akan diperolehnya adalah
lebih kecil dari suku bunga, adalah lebih baik bagi pengusaha tersebut untuk
meminjamkan uangnya (membungakannya) dan membatalkan maksudnya untuk melakukan
investasi. Jika pengusaha tersebut harus meminjam uang dari lembaga keuangan,
pengusaha tersebut harus bertindak lebih hati-hati lagi. Investasi yang
direncanakannya, hanya akan dilaksaakan apabila tingkat keuntungan yang akan
diperolehnya adalah lebih besar dari suku bunga uang harus dibayarkannya. Hanya
dalam keadaan seperti itulah pengusaha akan memperoleh keuntungan.
Pendapatan
yang diterima dari suatu kegiatan menanam modal biasanya akan diterima dalam
beberapa tahun. Mugkin dalam dua tahun pertama keuntungan belum diperoleh, dan
baru tahun ketiga hasil penjualan melebihi pengeluarannya. Dan seterusnya,
walaupun keuntungan dalam tahun ketiga adalah sama dengan tahun kelima, dari
segi pandangan perusahaan nilai keuntungan sebenarnya adalah berbeda.
Keuntungan di tahun ketiga adalah lebih bernilai dari keuntungan di tahun
kelima. Oleh karena nilai sekarang dari keuntungan tersebut berbeda.
a. Menghitung nilai sekarang
Menghitung
nilai sekarang dari pendapatan yang diperoleh di masa depan atau menghitung
tingkat pengembalian modal (keuntungan) merupakan cara yang
digunakanperusahaan-perusahaan untuk menilai kesesuaian dari suatu investasi
yang akan dilakukan.
Suatu
kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang
pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang
diinvestasikan. Nilai tersebut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
NS : Nilai sekarang dari
pendapatan yang diperoleh diantara tahun
pertama hingga tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut
didepresiasikan pada tahun n.
Y1,
Y2, .... Yn : pendapatan neto (keuntungan) yg diperoleh
perusahaan antara
tahun pertama hingga tahun n
r : suku bunga
dengan
memisalkan nilai sekarang modal yang diinvestasikan adalah M, maka penanaman
modal tersebut diaktakan menguntungkan apabila NS > M.
b. Menentukan tingkat pengembalian modal
Cara lain
untuk menentukan apakah suatu investasimerupakan kegiatan yang menguntungkan
atau merugikan dapat dilakukan dengan menghitung tingkat pengembalian modal
dari investasi tersebut. Tingkat pengembalian modal dinyatakan dalam persen,
dan ia menggambarkan tingkat keuntungan rata-rata per tahun dari modal uang
diinvestasikan. Untuk menghitung tingkat pengembalian modal dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
M : Nilai modal yang
diinvestasikan
Y1,
Y2, .... Yn : pendapatan neto (keuntungan) yg diperoleh
perusahaan antara
tahun pertama hingga tahun n
R : Tingkat pengembalian
modal
Dalam
persamaan tersebut nilai yang akan dihitung adalah R karena M dan Y1 hingga Yn
sudah diketahui nilainya. Suatu investasi dipandang menguntungkan apabila nilai
modal yang diinvestasikan > suku bunga.
c. Efisiensi Investasi Marjinal
Dalam waktu
satu tahun, di dalam perekonomian terdapat banyak individu dan perusahaan yang
mempertimbangkan untuk melakukan investasi. Berbagai proyek investasi ini
memiliki tingkat penembalian modal yang berbeda, sebagaian proyek memberikan
keuntungan yang tinggi dan sebagian lagi ada yang memberikan keuntungan yang
rendah. Bedasarkan jumlah modal yang ditanam dan tingkat pengembalian modal
yang diramalkan akan diperoleh efisiensi investasi marginal. Efisiensi
investasi marginal merupakan suatu kurva yang menunjukan hubungan diantara
tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Dalam
grafik tersebut sumbu vertikal menunjukan tingkat pengembalian modal dan sumbu
horizontal menunjukan jumlah investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan.
Pada MEI
terdapat titik A, B, dan C. Titik A menujukan bahwa tingkat pengembalian modal
adalah R0 dan investasi adalah I0. Hal ini menggambarkan
bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan kegiatan investasi yang akan
menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R0 atau lebih
tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah
sebanyak I0. Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik
B menggambarkan kesempatan untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian
modal sebesar R1 atau lebih,
sementara modal yang dibutuhkan adalah sebesar I1. Titik C
menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian
modal sebanyak R2 atau lebih, diperlukan modal sebanyak I2.
2.
Suku
Bunga dan Tingkat Investasi
Untuk lebih
dalam mengetahui berapakah tingkat investasi yang akan dilakukan dalam
perekonomian, maka para penanam modal harus mempertimbangkan tingkat suku
bunga. Apabila suku bunga lebih tinggai dari tingkat pengembalian modal, maka
investasi yang direncanakan menjadi tidak menguntungkan, oleh karena itu
rencana perusahaan untuk melakukan investasi dibatalkan. Kegiatan investasi
hanya akan dilakukan apabila tingkat pengembalian modal lebih besar atau
minimal sama dengan suku bunga. Dengan demikian, untuk mengetahui besarnya
investasi yang akan dilakukan perlu juga menghubungakan kurva MEI dengan tingkat
suku bunga. Berikut grafik hubungan kurva MEI dengan suku bunga
Dari grafik
tersebut, ketika suku bunga sebesar r0 terdapat investasi bernilai I0,
yang memiliki tingkat pengembalian modal sebanyak r0 atau lebih.
Maka pada suku bunga sebanyak r0, investasi yang akan dilakukan
perusahaan adalah I0.
Apabila
suku bunga adalah r1 diperlukan modal sebanyak I1 untuk
mewujudkan investasi yang memiliki tingkat pengembalian modal r1
atau lebih. Dengan demikian pada suku bunga sebanyak r1, investasi yang
akan dilakukan adalah sebanyak i1.
a. Fungsi Investasi
Fungsi
investasi merupakan kurva yang menunjukan kaitan di antara tingakt investasidan
tingkat pendapatan nasional. Bentuk fungsi investasi ini dibedakan menjadi dua
macam yaitu:
1) Sejajar
dengan sumbu datar
Fungsi
investasi ini disebut juga dengan investasi otonomi.
2) Berbentuk
naik ke atas ke sebelah kanan
Menunjukan
makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi disebut juga investasi
terpengaruh.
Dalam
pembahasan ini investasi yang dialkukan oleh perusahaan adalah investasi otonomi.
b. Bentuk & Kedudukan Fungsi Investasi
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa, pembahasan ini bersifat investasi
otonomi yang berarti pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan
nasional. Dengan kat alain, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak akan
mempengaruhi jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Bedasarkan
hal tersebut maka kurva investasi berbentuk sejajar dengan sumbu horizontal,
yang digambarkan oleh kurva I0, I1 dan I3.
Seperti
juga yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa investasi terutama juga ditentukan
oleh suku bunga. Apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang dan
sebaliknya ketika suku bunga rendah maka investasi akan bertambah. Akibat dari
adanya perubahan tingkat suku bunga terhadap investasi, digambarkan I1 dan I2.
Apabila
suku bunga adalah r0 maka jumlah investasi adalah sebesar I0.
Dan seterusnya jika suku bunga tirun ke r2, maka akan menyebabkan
pertambahan investasi menjadi I2. Jika suku bunga naik menjadi r1,
maka akan terjadi kemerosotan investasi yaitu di I1.
c. Hubungan Kurva EMI Dengan Fungsi Investasi
Fungsi
investasi dalam grafik sangat berhubungan dengan kurva EMI dan suku bunga yang
berlaku. Sifat keterkaitan itu dapat diterangkan dengan menggunakan grafik
berikut:
Pada grafik
yang ke 1, misalakan suku bunga yang ditetapkan sebesar 6 %. Pada tingkat suku
bunga ini, tingkat investasi yang dilaksanakan oleh para penanam modal adalah Rp.10
triliun. Dalam grafik yang ke 2, menunjukan fungsi investasi sebesar i0 yang
menggambarkan investasi sebanyak 10 triliun pada berbagai tingkat pendapatan
nasional.
Apabila suRp.
ku bunga adalah 10% maka, pada grafik ke 1 menunjukan investasi yang akan
dilakukan menurun menjadi Rp. 5 triliun. Dalam grafik ke 2,tingkat investasi
ini ditujukan oleh fungsi I1. Penurunan suku bunga akan menambah investasi.
Pada grafik 1 menunjukan pada suku bunga 4%, investasi yang akan dilakukan para
pengusaha berjumlah Rp. 12,5 triliun dan dalam grafik ke 2, tingkat investasi
digambarkan oleh fungsi I2
3.
Ramalan
Perekonomian di Masa depan
Kegiatan
perusahaan untuk mendirikan industri dan memasang peralatan pabrik yang baru
adalah kegiatan yang memakan waktu cukup lama. Di perusahaan-perusahaan yang
sangat besar. Kegiatan investasinya dapat memakan waktu beberapa tahun. Dan
apabila investasi tersebut telah selesai dilaksanakan, yaitu pada waktu industri
atau perusahaan yang didirikan itu sudah muloai menghasilkan produk atau jasa,
maka ia akan terus melekukan kegiatan selama beberapa tahun. Dalam investasi
seperti itu biasanya modal akan diperoleh kembali apabila kegiatan memproduksi
telah berjalan selama beberapa tahun. Oleh sebab itu dalam menentukan apakah
kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan itu akan memperoleh untung atau akan
menimbulkan kerugian, maka para pengusaha haruslah membuat ramalan-ramalan
mengenai keadaan masa depan.
Dalam
menyusun ramalan mengenai keadaan masa depan pada hakikatnya para pengusaha
harus mengetahui keadaan masa depan yang menunjukan bahwa keuntungan yang cukup
besar akan diperoleh dari perkembangan kegiatan ekonomi yang sedang dibuat atau
direncanakan.
Ramalan
yang menunjukan bahwa keadaan perekonomian termasuk situasi politik dari
keamanan akan menjadi lebih baik lagi pada masa depan, yaitu diramalkan bahwa
harga akan stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan masyarakat akan
berkembang dengan cepat, merupakan keadaan yan akan mendorong pertumbuhan
investasi. Makin baik keadaan masa depan, maka makin besar tingkat keuntungan
yang akan diperoleh para pengusaha. Oleh sebab itu mereka akan lebih terdorong
untuk melaksanakan investasi yang sedang direncanakan.
4.
Perubahan
Dan Perkembangan Teknologi
Faktor
selanjutnya yang menentukan tingkat invesatasi adalah kegiatan para pengusaha
untuk menggunakan penemuan-penemuan teknologi yang baru dalam proses produksi.
Kegiatan para pengusaha untuk menggunakan teknologi yang baru dikembangkan di
dalam kegiatan produksi atau manajemen disebut juga dengan mengadakan pembaruan
atau inovasi. Pada umumnya makin banyak perkembangan teknologi yang di buat,
makin banyak pula kegiatan pembaruan yang akan dilakukan oleh pengusaha. Untuk
dapat melaksanakan pembaruan-pembaruan tersebut, para pengusaha harus membeli
barang-barang modal yang baru, dan adakalanya juga harus mendirikan bangunan-
bangunan pabrik/industri yang baru. Makin banyak pembaruan yang dilakukan, maka
makin tinggi tingkat investasi yang akan tercapai.
Dalam
grafik tersebut menunjukan bagaimana perkembangan eknologi dan ramalan masa depan
yang semakin baik, akan mempengaruhi tingkat investasi. Dimisalkan MEI0 adalah
efisiensi investasi marjinal yang terdapat sebelum ada kemajuan teknologi atau
perbaikan dalam ramalan mengenai keadaan di masa depan yang semakin baik.
Dalam
keadaan ini, apabila suku bunga adalah r0 maka jumlah investasi
adalah I0 (di titik A) dan apabila suku bunga adalah r1,
maka jumlah investasi adalah I1 (di titik B). Perkembangan teknologi
atau ramalan bahwa keadaan ekonomi akan menjadi semakin baik menyebabkan MEI0
berubah menjadi MEI1. Sebagai akibatnya, apabila suku bunga tetao r0,
investasi akan meningkat dari I0 menjadi I2 (titik A1)
dan apabila suku bunga adalah r1, kenaikan jumlah investasi adalah
dari I0 menjadi I3 (titik B1).
Adakalanya
barang modal baru yang digunakan untuk melaksanakan pembaruan adalah sangat
sederhana. Oleh karena itu investasi yang harus dilaksanakan untuk melakukan pembaruan
itu tidak terlalu besar jumlahnya. Tetapi adakalanya, seperti misalanya
pembaruan dalam pengangkutan udara, maka memerlukan investasi yang sangat
besar. Penggantian pesawat yang lama dengan yang baru akan memerlukan biaya
yang lebih besar.
Pembaruan-pembaruan
dalam semua sektor ekonomi telah mempertinggi produktivitas di berbagai bidang
kegiatan ekonomi. Produktivitas yang bertammbah tinggi itu di satu pihak, telah
memungkinkan pertumbuhan produksi yang sangat cepat dan memungkinkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Di lain pihak produktivitas yang
bertambah tinggi secara terus menerus telah menaikan pendapatan pekerja.
Apabila pendapatan pekerja terus menerus bertambah, permintaan atas berbagai
jenis barang akan terus menerus bertambah pula. Hal ini akan mendorong lebih
banyak investasi dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
6.
Pertubuhan
Pendapatan Nasional
Dalam
kebanyakan nalisis menganai pendapatan nasional pada umumnya diangggap dianggap
investasi yang dilakukan para pengusaha dalah berbentuk investasi otonomi.
Meskipun, pengaruh pendapatan nasional kepada investasi tidak dapat diabaikan.
Pendapatan nasional yang tinggi juga dapat memperbesar pendapatan masyarakat
dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar
permintaan terhadap barang-barang daj jasa. Maka keuntungan perusahaan akan
bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi.
Dengan demikian, dalam jangka panjang apabila pendapatan nasional bertambah
tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Apabila dimisalkan ciri-ciri
kaitan antara investasi dan pendapatan nasional seperti grafik di bawah ini:
Dalam
grafik tersebut fungsi investasi adalah seperti yang ditunjukan dalam fungsi I,
gambar tersebut menunjukan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, maka makin
tinggi pula tingkat investasinya. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan nasional
dari Y0 menjadi Y1 akan menyebabkan investasi naik dari I0
menjadi I1. Investasi yang seperti ini disebut juga dengan investasi
terpengaruh atau induced investment
7.
Keuntungan
Perusahaan
Dana
investasi diperoleh perusahaan dari meminjam atau dari tabungannya sendiri.
Tabungan perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin tinggi
keuntungannya maka semakin besar juga keuntungan perusahaan yang tetap disimpan
perusahaan. Keuntungan yang semakin besar ini memungkinkan perusahaan
memperluas usahanya atau mengembangkan usaha baru. Langkah seperti ini akan
menambah investasi dalam perekonomian.
Sadono sukirno : Makro Ekonomi Teori
Pengantar
Budiono: Makro Ekonomi
Suparmoko & Eleonora S : Pengantar Ekonomi
Makro
0 comments:
Posting Komentar