I.
HARGA POKOK BEDASARKAN PESANAN
Harga pokok produk
bedasarkan pesanan adalah harga pokok yang dibebabkan pada produk yang dipesan
konsumen, dimana produk yang dibuat sesuai dengan keinginan konsumen (pemesan)
baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan
produknya berdasarkan pesanan,
maka perusahaan ini akan mulai beroperasi manakala mendapat pesanan. Perusahaan sejenis ini contohnya : perusahaan percetakan, penjahit pakaian, makanan (catering) dsb.
maka perusahaan ini akan mulai beroperasi manakala mendapat pesanan. Perusahaan sejenis ini contohnya : perusahaan percetakan, penjahit pakaian, makanan (catering) dsb.
Walaupun demikian
untuk mempernudah konsumen, perusahaan ini memiliki contoh produk yang sudah
biasa dikerjakan. Sehingga konsumen dapat memilih sesuai selera, atau dapat
juga konsumen meminta produk sesuai keinginannya. Karakteristik perusahaan yang
produksinya bedasarkan pesanan adalah sebagai berikut:
1 . Proses
pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai
dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan dimulai dengan pesanan berikutnya
2 . Produk
dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan
demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain
3 . Produksi
ditujukan unutk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
Sedangkan pengaruh penentuan harga pokok
bedasarkan pesanan tersbut terhadap pengumpulan biaya produksi memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1 . Perusahaan
memproduksi bergabai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap
jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya. Secara individual
2 . Biaya
produksi harus digolongkan bedasarkan hubungannya dengan produk menjadi dua
kelompok berikut yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak
langsung.
3 . Biaya
produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya
overhead pabrik
4 . Biaya
produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu
bedasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik
diperitungkan ke dalam harga pokok pesanan bedasarkan tarif yang ditentukan di
muka.
5 . Harga
pokok per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara
membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
Perusahaan manufaktur yang produksinya
atas dasar pesanan, maka informasi tentang harga pokok produksi per pesanan
menjadi hal yang sangat bermanfaat. Manfaat harga pokok produksi perpesanan
antara lain:
1.
Penentu harga jual pesanan
Perusahaan
manufaktur yang aktivitas produksinya berdasarkan pesanan akan memproduksi
barang yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan
demikian biaya produksi untuk setiap pesanan akan berbeda, tergantung dari
spesifikasi yang diminta pemesan. Hal ini akan menyebabkan harga jual yang
dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya setiap biaya produksi yang
dikeluarkan dalam memproduksi item pesanan tersebut.
2.
Pertimbangan untuk menerima atau menolak pesanan
Tidak menutup
kemugkinan produk yang dipesan oleh customer harga jualnya sudah terbentuk di
pasaran. Manajemen dapat memutuskan untuk menerima atau menolak pesanan
tersebut. Sebagai pertimbangan untuk menerima atau menolak, manajemen
membutuhkan informasi total harga pokok dari produk yang dipesan. Informasi
total harga pokok pesanan merupakan dasar bagi manajemen untuk menghindarkan
perusahaan dari kerugian saat menerima pesanan. Jika informasi total harga
pokok pesanan tidak tersedia, maka manajemen tidak dapat mengetahui apakah
harga yang diminta pemesan akan menguntungkan perusahaan atau tidak.
3.
Alat untuk memantau realisasi biaya produksi
Saat perusahaan
menerima pesanan dari pemesan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi
yang dikeluarkan untuk mengerjakan pesanan tersebut. Dengan demikian manajemen
dapat dapat memantau jika proses produksi untuk suatu pesanan akan menghasilkan
total piaya produksi pesanan yang sesuai dengan perhitungan sebelumnya.
4.
Menghitung laba-rugi setiap pesanan
Informasi biaya
produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu produk akan membantu
manajemen mengetahui apakah suatu pesanan akan menghasilkan laba atau justru
rugi.
5.
Harga pokok persediaan produk yang tercantum dalam neraca.
Salah satu laporan
keuangan yang penting bagi perusahaan manufaktur adalah neraca. Manajemen harus
memasukkan harga pokok persediaan produk, baik produk jadi atau yang masih
dalam proses. Dengan demikian maka manajemen dapat menentukan biaya produksi
yang melekat pada pesanan yang selesai diproduksi, namun sampai dengan tanggal
neraca masih belum diserahkan kepada pemesan.
II. METODE
FULL COSTING
Metode Full costing
merupakan metode penentuan kos produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya
produksi ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berprilaku variabel
maupun tetap
-
Biaya Bahan Baku, yaitu biaya
bahan baku produksi
-
Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu upah
yang dibayarkan kepada pegawai yang secara langsung mengerjakan produk tersebut
-
Biaya Overhead Pabrik. Yaitu
biaya biaya yang tidak termasuk Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja;
seperti Depresiasi, upah mandor, bahan penolong, pemeliharaan mesin,
listrik/air pabrik, asuransi pabrik dsbnya Dalam harga pokok berdasarkan
pesanan BOP terdiri dari BOP dibebankan (pembebanan sebelum kegiatan
dilaksanakan) dan BOP Sesungguhnya (pencatatan sebenarnya atas pengeluaran BOP)
A. PENCATATAN
AKUNTANSI
1.
Mencatat
Bahan Baku yang dipakai
Barang
Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Rp . . .
. .
Persediaan Bahan Baku Rp
. . . . .
2.
Mencatat
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Barang
Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Rp . .
. . .
Gaji & Upah Rp
. . . . .
3.
Mencatat
pembebanan BOP
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead
Pabrik Rp . . . . .
BOP Dibebankan Rp
. . . . .
4.
Mencatat
BOP Sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp
. . . . .
Berbagai Rekening Dikredit Rp
. . . . .
5.
Menutup
Rekening BOP Dibebankan
BOP Dibebankan Rp
. . . . .
BOP Sesungguhnya Rp
. . . . .
.
6.
Mencatat
Produk Selesai
Produk Jadi Rp
. . . . .
BDP – Biaya Bahan Baku Rp
. . . . .
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp
. . . . .
BDP – BOP Rp
. . . . .
7. Mencatat Produk
yang belum selesai
Produk Dalam Proses Rp
. . . . .
BDP – Biaya Bahan Baku Rp
. . . . .
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp
. . . . .
BDP – BOP Rp
. . . . .
8. Penyerahan
Produk kepada Pemesan
Kas / Piutang Rp
. . . . .
Penjualan Rp
. . . . .
Harga Pokok Penjualan Rp
. . . . .
Produk
Jadi Rp
. . . . .
9.
Mencatat
Selisih dengan membuka Rekening Selisih (untuk Rekening BOP Sesungguhnya):
a. jika jumlah
Debet lebih besar daripada Kredit (saldo Kredit):
Selisih Rp
. . . . .
BOP
Sesungguhnya Rp
. . . . .
b. jika jumlah
Kredit lebih besar daripada Debet (saldo Debet)
BOP Sesungguhnya Rp
. . . . .
Selisih Rp
. . . . .
10.
Mengalokasikan
selisih ke dalam perhitungan laba rugi
a . Dialokasikan
ke rekening harga pokok penjualan
b . Dialokasikan
sebagai biaya / pendapatan
B. CONTOH
SOAL
KASUS 1
PD
“ MERPATI “ yang bergerak dalam bidang percetakan dan penjilidan selama
bulan Oktober 2014 mendapat pesanan cetakan dan penjilidan Manajemen
menghitung biaya biaya yang telah dikeluarkan selama bulan tersebut adalah :sebagai
berikut :
Pemesan
|
Bahan Baku
|
Tenaga Kerja
|
.Overhead Pabrik
|
A
|
18.000.000
|
6.500.000
|
3.200.000
|
B
|
26.000.000
|
8.100.000
|
3.700.000
|
C
|
30.000.000
|
9.200.000
|
4.300.000
|
D
|
12.000.000
|
4.000.000
|
2.100.000
|
BOP
dibebankan 50% dari upah langsung (biaya tenaga kerja)
Produk
yang telah selesai dikerjakan adalah pesanan A,B, dan C
Produk
yang diserahkan kepada pemesan adalah :
Produk
A diterima tunai sebesar Rp. 34.900.000,00
Produk
B dijual Rp 41.200.000 secara kredit
DIMINTA
:
1.
Jurnal transaksi tersebut
2.
Posting
3.
Menyusun Laporan Rugi / Laba
Jawaban
kasus 1
1.
JURNAL
1.
Mencatat
Bahan Baku yang dipakai
BDP – Biaya Bahan Baku Rp
.86.000.000
Persediaan
Bahan Baku Rp
86.000.000
2.
Mencatat
Biaya Tenaga Kerja
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp
.27.800.000
Gaji
& Upah Rp.
27.800.000
3.
Mencatat
Pembebanan BOP
BDP – Biaya Overhead Pabrik Rp
13.900.000
BOP
Dibebankan Rp.
13.900.000
4.
Mencatat
Biaya Overhead Sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp
. 13.300.000
Berbagai
Rekening Dikredit Rp
. 13.300.000
5.
Menutup
Rekening BOP Dibebankan
BOP Dibebankan Rp
. 13.900.000
BOP
Sesungguhnya Rp
. 13.900.000
6.
Mencatat
Produk Selesai
Produk Jadi Rp.
109.700.000
BDP – Biaya Bahan Baku Rp
74.000.000
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp. 23.800.000
BDP – BOP (50% dari t.kerja) Rp
11.900.000
7.
Mencatat
Produk yang belum selesai
Produk Dalam Proses Rp
18.000.000
BDP – Biaya Bahan Baku Rp
12.000.000
BDP
– Biaya Tenaga Kerja Rp
4.000.000
BDP – BOP Rp
2.000.000
8.
Penyerahan
Produk kepada Pemesan
A. Kas Rp
34.900.000
Penjualan Rp
34.900.000
Harga
Pokok Penjualan Rp 27.750.000*
Produk
Jadi Rp
27.750.000
B. Piutang Rp
41.200.000
Penjualan Rp
41.200.000
Harga
Pokok Penjualan Rp 38.150.000
Produk
Jadi Rp
38.150.000
Atau
C.
Kas Rp
34.900.000
Piutang Rp
41.200.000
Penjualan Rp
76.100.000
Harga Pokok Penjualan Rp
65.900.000
Produk Jadi Rp
65.900.000
* (bahan baku+tenaga
kerja + (50% x tenaga kerja)
9.
Mencatat
Selisih
BOP Sesungguhnyai Rp.
600.000
Selisih Rp
600.000
10.
Menutup
Rekening Selisih ke Harga Pokok Penjualan
Selisih Rp.
600.000
Harga Pokok Penjualan Rp.
600.000
2.
POSTING
BDP
– Biaya Bahan Baku BDP
– Biaya Tenaga Kerja
1.
86.000.000
|
6.
74.000.000
|
7.
12.000.000
|
|
86.000.000
|
2.
27.800.000
|
6.
23.800.000
|
7.
4.000.000
|
|
27.800.000
|
BOP
Dibebankan BOP
Sesungguhnya
5.
13.900.000
|
3.
13.900.000
|
13.900.000
|
4.
13.300.000
|
5.
13.900.000
|
9.
600.000
|
|
13.900.000
|
BDP
- BOP Produk
Jadi
5.
13.900.000
|
3.
11.900.000
|
7.
2.000.000
|
|
13.900.000
|
6.
109.700.000
|
8a
27.750.000
|
8b
38.150.000
|
|
65.900.000
|
Produk
Dlm Proses Harga
Pokok Penjualan
7.
18.000.000
|
|
8a
27.750.000
|
10.
600.000
|
8b
38.150.000
|
|
Selisih Penjualan
10.
600.000
|
9.
Rp 600.000
|
Rp 600.000
|
8a
34.900.000
|
|
8b
41.200.000
|
|
I.
LAPORAN RUGI LABA
Penjualan Rp
76.100.000 (8a + 8b)
Harga
Pokok Penjualan Rp 65.300.000
(8a + 8b) – 10
Laba
Kotor Rp 10.800.000
KASUS
2:
PD
“ MANYAR “ yang bergerak dalam bidang jahit pakaian selama bulan Nopember
2014 mendapat pesanan dinas / instansi pemerintah dan Manajemen menghitung
biaya biaya yang telah dikeluarkan selama bulan tersebut adalah :
No.
Pesanan
|
Bahan Baku
|
Tenaga Kerja
|
Overhead Pabrik
|
01.
|
12.800.000
|
6.200.000
|
3.900.000
|
02.
|
10.400.000
|
5.100.000
|
2.800.000
|
03.
|
13.950.000
|
7.200.000
|
4.000.000
|
04.
|
6.400.000
|
3.000.000
|
1.400.000
|
05.
|
7.800.000
|
3.300.000
|
1.700.000
|
BOP
dibebankan 30 % dari biaya bahan baku
Produk
yang telah selesai dikerjakan adalah pesanan 01, 02, 03, dan 0,4
Produk
yang diserahkan kepada pemesan adalah :
-
Produk
01 diterima tunai sebesar Rp. 27.200.000,
-
Produk
02 dijual Rp 21.500..000 secara kredit dan
-
Produk
03 dijual Rp 29.800.000 diterima tunai 60 % sisanya menyusul
Biaya
penjualan Rp. 2.900.000 dan gaji pegawai Rp 4.500.000
DIMINTA
:
1. Jurnal
transaksi tersebut
2. Posting
3. Menyusun
Laporan Rugi laba
JAWAB
KASUS NO.2
1.
JURNAL:
1.
Mencatat
Bahan Baku yang dipakai:
BDP
– Biaya Bahan Baku Rp.
51.350.000 .
Persediaan Bahan Baku Rp.
51.350.000.
2.
Mencatat
Biaya Tenaga Kerja:
BDP
– Biaya Tenaga Kerja Rp.
24.800.000 .
Gaji & Upah Rp.24.800.000
3.
Mencatat
Pembebanan BOP:
BDP
– Biaya Overhead Pabrik Rp.
15.405.000 .
BOP Dibebankan Rp.15.405.000
4.
Mencatat
Biaya Overhead Sesungguhnya:
BOP
Sesungguhnya Rp.
13.800.000.
Berbagai Rekening Dikredit Rp.
13.800.000
.
5.
Menutup
Rekening BOP Dibebankan:
BOP
Dibebankan Rp.
15.405.000.
BOP Sesungguhnya Rp.
15.405.000
6.
Mencatat
Produk Selesai:
Produk
Jadi Rp.
78.115.000.
BDP – Biaya Bahan Baku Rp.
43.550.000
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp.
21.500.000
BDP – BOP Rp.
13.065.000
7.
Mencatat
Produk yang belum selesai:
Produk
Dalam Proses Rp. 13.440.000
BDP – Biaya Bahan Baku Rp.
7.800.000
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp.
3.300.000
BDP – BOP Rp.
2.340.000
8.
Penyerahan
Produk kepada Pemesan:
A. Kas Rp
27.200.000
Penjualan Rp
27.200.000
Harga Pokok
Penjualan Rp 22.840.000
Produk Jadi Rp
22.840.000
B. Piutang Rp
21.500.000
Penjualan Rp
21.500.000
Harga Pokok
Penjualan Rp 18.620.000
Produk Jadi Rp
18.620.000
C. Kas Rp
17.880.000
Piutang Rp
11.920.000
Penjualan Rp
29.800.000
Harga Pokok
Penjualan Rp 25.335.000
Produk
Jadi Rp
25.335.000
ATAU
Kas (2) Rp
45.080.000
Piutang (2) Rp
33.420.000
Penjualan (3) Rp
78.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp
66.795.000
Produk Jadi (3) Rp
66.795.000
9.
Mencatat
Selisih:
BOP
Sesungguhnyai Rp.
1.605.000.
Selisih Rp
1.605.000
10.
Menutup
Rekening Selisih ke Harga Pokok Penjualan:
Selisih Rp
1.605.000
Harga Pokok
Penjualan Rp
1.605.000
2.
POSTING
BDP
– Biaya Bahan Baku BDP – Biaya Tenaga
Kerja
1.
51.350.000
|
6.
43.550.000
|
7.
7.800.000
|
|
2.
24.800.000
|
6.
21.500.000
|
7
3.300.000
|
|
BOP
Dibebankan BOP
Sesungguhnya
5.
15.405.000
|
3.
15.405.000
|
4.
13.800.000
|
5.
15.405.000
|
9.
1.605.000
|
|
BDP
- BOP Produk
Jadi
3.
15.405.000
|
6.
13.065.000
|
7.
2.340.000
|
|
15.405.000
|
6.
78.115.000
|
8.
66.795.000
|
Produk
Dlm Proses Harga
Pokok Penjualan
7.
13.440.000
|
|
8.
66.795.000
|
10.
1.605.000
|
Selisih Penjualan
10.
1.605.000
|
9.
1.605.000
|
8.
78.500.000
|
|
3. LAPORAN RUGI LABA
Penjualan Rp
78.500.000
Harga
Pokok Penjualan Rp
65.190.000
Laba
Kotor Rp
13.310.000
Biaya
Operasional
1.
Biaya Penjualan Rp. 2.900.000
2.
Gaji Pegawai Rp 4.500.000
Total
Biaya Operasional Rp
7.400,000
Laba
Bersih Rp
5.910.000
KASUS
3:
PD
“MURAI“ yang bergerak dalam bidang meubel mendapat pesanan dari beberapa
sekolah untuk membuat meja dan kursi untuk siswa siswanya Informasi tentang
biaya biya yang telah dikeluarkan dalam bulan Nopember 2014 adalah sebagai
berikut :
Yang
telah dikeluarkan s/d bulan lalu
No
Pesanan
|
Bahan
Baku
|
Tenaga
Kerja
|
Overhead
Pabrik
|
43
|
28.400.000
|
4.300.000
|
3.700.000
|
44
|
21.500.000
|
2.800.000
|
1.600.000
|
45
|
19.300.000
|
2.400.000
|
1.500.000
|
Yang
dikeluarkan bulan Nopember 2014
No.Pesanan
|
Bahan
Baku
|
Tenaga
Kerja
|
Overhead
Pabrik
|
43
|
15.800.000
|
3.400.000
|
2.100.000
|
44
|
22.300.000
|
3.900.000
|
2,400.000
|
45
|
17.200.000
|
2.600.000
|
1.200.000
|
46
|
16.900.000
|
2.200.000
|
900.000
|
47
|
10.000.000
|
1.300.000
|
500.000
|
BOP
dibebankan sebesar 60% dari Biaya Tenaga Kerja
Produk
yang telah selesai dikerjakan adalah pesanan no.43, 44 dan 45
Produk
yang diserahkan kepada pemesan adalah : Produk 43 diterima tunai sebesar Rp.
75.000.000
Buatlah:
1. Jurnal
transaksi tersebut 3. Laporan Rugi Laba
2. Posting
Jawaban
Kasus 3
1.
JURNAL
1.
Mencatat bahan baku yg dipakai
BDP
– Biaya Bahan Baku Rp.
82.200.000
Persediaan Rp.
82.200.000
2.
Mencatat biaya tenaga kerja
BDP – Biaya tenaga kerja Rp. 13.400.000
BDP – Biaya tenaga kerja Rp. 13.400.000
Upah &
Gaji Rp.
13.400.000
3.
Mencatat Pembebanan BOP
BDP – BOP Rp. 8.040.000
BDP – BOP Rp. 8.040.000
BOP Dibebankan Rp.
8.040.000
4.
Mencatat BOP Sesungguhnya
BOP Sesungguhnya Rp. 7.100.000
BOP Sesungguhnya Rp. 7.100.000
Berbagai
rekening di kredit Rp.
7.100.000
5.
Menutup rekening BOP dibebankan:
BOP
dibebankan Rp.
8.040.000
BOP
Sesungguhnya Rp.
8.040.000
6.
Mencatat Produk yang sudah jadi
Produk
Jadi Rp.
156.640.000
BDP
– Biaya bahan baku Rp.
124.500.000
BDP
– Biaya Tenaga kerja Rp.
19.400.000
BDP
– BOP Rp.
12.740.000
7.
Mencatat produk yang belum jadi
Produk dalam proses Rp. 32.500.000
Produk dalam proses Rp. 32.500.000
BDP
– Biaya bahan baku Rp.
26.900.000
BDP
– Biaya Tenaga kerja Rp.
3.500.000
BDP
– BOP Rp.
2.100.000
8.
Penyerahan produk yg sudah jadi
A. Kas Rp.
75.000.000
Penjualan Rp.
75.000.000
Harga
pokok penjualan Rp.
57.640.000
Produk
jadi Rp.
57.640.000
9.
Mencatat selisih
BOP
sesungguhnya Rp.
940.000
Selisih Rp.
940.000
10. Menutup
rekening selisih ke HPP
Selisih Rp. 940.000
Selisih Rp. 940.000
HPP Rp.
940.000
2.
POSTING
BDP
– Biaya Bahan Baku BDP –
Biaya Tenaga Kerja
69.200.000
|
124.500.000
|
82.200.000
|
26.900.000
|
151.400.000
|
151.400.000
|
9.500.000
|
19.400.000
|
13.400.000
|
3.500.000
|
22.900.000
|
22.900.000
|
BOP Dibebankan BOP Sesungguhnya
8.040.000
|
8.040.000
|
7.100.000
|
8.040.000
|
940.000
|
|
8.040.000
|
8.040.000
|
BDP - BOP Produk Jadi
6.800.000
|
12.740.000
|
8.040.000
|
2.100.000
|
156.640.000
|
57.640.000
|
Produk Dlm Proses Harga Pokok Penjualan
32.500.000
|
|
57.640.000
|
940.000
|
Selisih Penjualan
940.000
|
940.000
|
75.000.000
|
|
3. LAPORAN RUGI LABA
Penjualan Rp
75.000.000
Harga
Pokok Penjualan Rp 56.700.000
Laba
Kotor Rp
18.300.000
Subarsono, Akuntansi Biaya, Artikel, 2016
Subarsono, Akuntansi Biaya, Artikel, 2016
1 comments:
Assalamu'alaikum .... Saya mau tanya yg Kasus ke 3 yg Penyerahan produk yg sudah jadi
A. Kas Rp. 75.000.000
Penjualan Rp. 75.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 57.640.000
Produk jadi Rp. 57.640.000
Itu yg HPP nya kok bisa dapat Rp. 57.640.000 cara nya gmn y ?? Mohon di jwb
Posting Komentar