PENETAPAN VOLUME PENJUALAN


FORECAST PENJUALAN
 

Dalam proses penyusunan anggaran penjualan perusahaan, pihak penyusun anggaran tidak dapat menyusun rencana kerja secara sembarangan tanpa memperhatikan faktor-faktor yang terkait. Dalam penyusunannya, perusahaan harus menetapkan volume produk yang akan dijual pada kurun waktu yang telah ditetapkan dan harga jual dari setiap produk yang akan dijual tersebut. Dengan kata lain perusahaan harus membuat ramalan penjualan atau Forecast penjualan. Teknik membuat forecast penjualan dapat dilakukan secara kualitataif dan kuantitatif.

Forecast penjualan yang dibuat secara kualitatif seperti dengan menggunakan metode pendapat. Sumber pendapatan yang digunakan sebagai dasar melakukan forecast penjualan antara lain: pendapat salesman, pendapat manajer pemasaran, dan pendapat para ahli atau survei konsumen. Sedangkan Forecast penjualan yang dibuat secara kuantitatif, umumnya menggunakan metode statistik.

Forecast penjualan tersebut berupa prediksi volume barang yang akan dijual pada suatu periode di waktu yang akan datang. Untuk menetapkan volume pnjualan, perusahaan harus realistis agar volume yang telah ditetapkan dapat tercapai. Volume penjualan yang ingin dicapai tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu rendah. Realistis atau tidaknya suatu anggaran dapat dilihat dengan membandingkan antara target, realisasi, anggaran tahun sebelumnya dan sumberdaya yang ada saat ini. Dalam menentukan forecast penjualan pada Volume produk yang diharapkan dapat dijual dalam periode tertentu, perusahaan dapat membuatnya bedasarkan beberapa faktor, yaitu:
 
I.          Penjualan Tahun Sebelumnya
Data historis mengenai kemampuan perusahaan menjual produk dalam beberapa tahun terakhir dapat dijadikan dasar untuk menentukan volume penjualan produk perusahaan di tahun-tahun mendatang.
 
 1.   Pertumbuhan rata-rata
Perusahaan dapat menentukan ramalan dari volume penjualan dengan menggunakan data pertumbuhan rata-rata volume penjualan ditahun sebelumnya. Jika pertumbuhan volume penjualan dijadikan dasar untuk menyusun volume penjualan tahun berikutnya, maka rata-rata pertumbuhan volume penjualan didalam beberapa periode, ditambahkan pada volume penjualan aktual di tahun sebelumnya.
 
Ilustrasi 1
Sebuah perusahaan meanufaktur yang memproduksi balpoint, memiliki volume penjualan selama 5 tahun terakhir sebagai berikut:
 

Hitunglah perkiraan volume penjualan untuk tahun 2025 ?
 
Jawab:
 
a.     Pertumbuhan Volume Penjualan
Jika pertumbuhan volume penjualan dijadikan dasar untuk menyusun volume penjualan, maka perhitungannya sebagai berikut:
 
-        Pertumbuhan volume penjualan tahun 2021 yaitu sebesar:

= Volume penjualan 2021 – volume penjualan 2020

= 244.200 – 220.000 = 24.200 unit
 
-        Pertumbuhan volume penjualan tahun 2022 yaitu sebesar:

= Volume penjualan 2022 – volume penjualan 2021

= 280.830 – 244.200 = 36.630 unit
 
Metode yang sama digunakan untuk menghitung pertumbuhan volume penjualan di tahun selanjutnya.
 
Dari perhitungan tersebut maka diperoleh data sebagai berikut:

















Dari data perhitungan tersebut terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan volume penjualan dari tahun 2020 s.d 2024 adalah sebesar;

 



   
    = 33.813 per tahun
 
Maka proyeksi untuk volume penjualan di tahun 2025 adalah sebagai berikut;
 
= Volume penjualan di tahun 2024 + rata2 pertumbuhan vol penjualan 2020 s.d 2024

= 355.250 + 33.813

= 389.063 unit
 
Bedasarkan pertumbuhan volume penjualan, maka, di tahun 2025 perusahaan menetapkan volume penjualan sebesar 389.063 unit
 
 
b.     Pertumbuhan Persentase Volume Penjualan
Jika pertumbuhan persentase volume penjualan dijadikan dasar untuk menyusun volume penjualan, maka perhitungannya sebagai berikut;
 
Dari rata-rata pertumbuhan volume penjualan tersebut, maka dapat dihitung persentasi pertumbuhan setiap tahunnya sebagai berikut:
 
-            Persentase Pertumbuhan Volume Penjualan Ditahun 2021

 



 


 = 11 %

-            Persentase Pertumbuhan Volume Penjualan Ditahun 2022

 



= 15 %

Metode yang sama digunakan untuk menghitung persentasi pertumbuhan volume penjualan di tahun selanjutnya.

Dari perhitungan tersebut, maka diperooleh data sebagai berikut:




Dari tabel tersebut, terlihat bahwa pertumbuhan rata-rata adalah sebesar;
 




    = 12,75 %

Maka perusahaan dapat menetapkan target volume penjualan untuk tahun 2025 sebesar volume penjualan tahun 2024 dikalikan dengan 100% ditambah dengan persentase perumbuhan rata-rata, yaitu sebesar ;
 
= 355.250 x (100% + 12,75%)
 
= 355.250 x 112,75% = 400.544 unit
 
Bedasarkan pertumbuhan persentasi volume penjualan, maka, di tahun 2025 perusahaan menetapkan volume penjualan sebesar 400.544  unit
 

  2.    Metode Statistik Least Square
Pilihan lain yang dapat digunakan adalah dengan metode statistik sebagai alat bantu untuk membuat ramalan. Diantara berbagai metode statistikyang dapat digunakan, salah satunya adalah metode least square (kuadrat terkecil).

Metode leasts quare adalah salah satu metode statistik yang digunakan untuk membuat taksiran dari suatu trend tertentu. Dalam leasts quare, persamaan suatu trend dinyatakan sebagai berikut. Didalam metode least square persamaan suatu tren dinyatakan sebagai berikut:

Y = a + bx
 
Dimana:
Y          =  nilai proyeksi Y untuk suatu nilai x
a          =  Konstanta,nilai Y seandainya x = 0
b          = menunjukan beberapa satuan Y akan berubah senadainya x berubah  satu 
                satuan
 
Nilai a dan b dapat dicari sebagai berikut :








 
Di mana:
∑y  =  Jumlah vol. penjualan aktual
n     =  Jumlah tahun dalam data
∑xy = Jumlah perkalian x dan y
∑x2  = Jumlah kuadrat dari variabel x
 
Dengan menggunakan data seperti dalam contoh sebelumnya
 









Yang perlu dingat dalam metode least square ini adalah:

1.      bahwa nilai penjumlahan dari ∑x = 0

2.     Untuk menentukan nilai x, maka perhatikan jumlah periodenya, apakah termasuk data genap atau ganjil.
  • Jika data genap, maka nilai x berlaku kelipatan : 0, -1, -3, -5, -7 dst atau 0, 1, 3, 5, 7 dst. Perhatikan secara seksama, bahwa jika data genap selalu melompati dua angka.
  • Sedangkan data ganjil, nilai x berlaku kelipatan : 0, -1, -2, -3, -4 dst atau 0, 1, 2, 3, 4 dst. Perhatikan secara seksama, bahwa jika data ganjil selalu melompati satu angka.
Karena disini menggunakan data ganjil maka untuk menentukan nilai X, diambil dari titik tengah tahun yaitu: 2012, 2013, 2014, 2015, 2016 maka titik tengahnya tahun 2014. Sedangkan untuk Y adalah Volume penjualannya dan n = 5












Nilai a:








      = 281.193,6


Nilai b:
 








    = 33.521,3

Sedangkan nilai x untuk tahun 2017 adalah 3, maka forecast volume penjualan tahun 2017 sebagai berikut:
 
Y         = a + bx
= 281.193,6 + 33.521,3 (3)
= 381.757 unit

Dengan menggunakan metode least square, pada tahun 2017 perusahaan tersebut diramalkan akan mencapai volume penjualan sebesar 381.757 unit
 
 
II.          Target Pertumbuhan Penjualan
Setiap perusahaan memiliki harapan tentang pertumbuhan penjualan dari produk yang dihasilkan, karena pertumbuhan penjualan merupakan salah satu kriteria perkembangan perusahaan. Penetapan target pertumbuhan penjualan tersebut dapat dilakukan menurut beberapa dasar, antara lain:
 
1.      Pertumbuhan Volume Penjualan
Bedasarkan pertumbuhan rata-rata volume penjualan dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan menentukan target pertumbuhan volume penjualan di tahun berikutnya, misalnya dari data sebelumnya diketahui volume penjualan rata-ratanya sebesar 33.813 unit, maka perusahaan meningkatkan volume penjualannya sebesar 34.000 unit atau 35.000 unit. Atau bedasarkan persentase perumbuhan misalnya 12,75% pertahun, maka perusahaan meningkatkan persentase volume yang lebih tinggi 13%, 14% atau 15%.
 
2.      Pertumbuhan Pangsa Pasar
Besarnya pangsa pasar yang dikuasai perusahaan pada suatu periode tertentu dan pertumbuhannya selama beberapa tahun terakhir dapat dijadikan dasar untuk menentukan volume penjualan yang dianggarkan di tahun berikutnya. Penetapan ini bedasdarkan harapan perumbuhan pangsa pasar yang ingin dikuasai perusahaan di tahun tertentu.
 
III.         Demografi
Perkembangan penduduk didalam suatu negara dapat mempengaruhi secara langsung jumlah produk yang diharapkan dapat dijual di dalam suatu periode tertentu. Perubahan jumlah penduduk tersebut dapat dibagi lagi bedasarkan kelompok yang lebih spesifik, seperti:
 
1.    Perubahan kelompok usia tertentu, dapat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Seperti pertambuhan jumlah bayo yang dilahirkan dan jumlah balita pada suatu waktu tertentu akan mempengaruhi volume penjualan perushaan produsen pakaian bayi dan anak, produsen mainan anak da susu anak.
 
2.   Perubahan komposisi dan jumlah jenis kelamin tertenti, dapat mempengaruhi volume penjualan suatu peusahaan. Seperti: perubahan jumlah wanita di suatu negara akan bepengaruh secara langsung terhadap volume penjualan perusahaan kosmetika, pakaian wanita, sepatu wanita dan sebagainya.
 
3.    Perubahan penduduk bedasarkan kelompok tertentu, dapat berpengaruh pula terhadap penjualn suatu industri tertentu. Misalnya, perubahan selera kelompok umur tertentu, perubahan elera pendapatan tertentu perubahan penduduk yang beragama tertentu dll

 
III.       Pertumbuhan Pendapatan
Baik secara nasional maupun pada wilayah tertentu, akan mempengaruhi secara langsung daya beli masyarakat, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap volume produk yang dijual oleh produsen di dalam industri tertentu.
 

IV.     Perubahan di lingkungan perusahaan
1.   Perubahan situasi politik yang membaik atau memburuk akan mempengaruhi rasa aman, keinginan untuk mengkonsumsi dan sebagainya.
 
2. Perubahan sosial masyarakat, dapat pula berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam menjual. Misalnya, kerusuhan sosial yang berkelanjutan akan mepengaruhi keamanan dan rasa aman masyarakat serta pelaku bisnis, sehingga berpengaruh secara langsung terhadap aktivitas penjualan perusahaan.
 
3.    Perubahan ekonomi, yang tercermin di dalam pertumbuhan pendapatan nasional, nilai tukar mata uang, cadangan devisa, dan sebagainya akan mempengaruhi volume transaksi secara keseluruhan.
 
Hasil yang diperoleh dari suatu forecast lebih merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantitatif terhadap kondisi masa depan mengenai penjualan sebagai proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu. Meskipun demikian asil perkiraan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan rencana perusahaan. Hal ini dikarenakan:
1.       Forecast lebih merupakan pernayataan atau penilaian yang dikuantitatifkan terhadap kondisi masa depan mengenai subjek tertentu, misalnya penjualan.
2.      Forcast penjualan merupakan proyeksi teknis dari permintaan konsumen potensial untuk jangka waktu tertentu, dengan menyebutkan asumsi yang mendasarinya.
3.    Forecast selayaknya hanya dipandang sebagai bahan masukan untuk mengembangkan suatu rencana penjualan
4.         Manajemen dapat menerima, memodifikasi atau menolak hasil dari suatu forecast.








 

 

 

 
M. Nafarin, 2000, Penganggaran Perusahaan, Salemba 4, Jakarta
Rudianto, 2009, Penanggaran Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, Erlangga, Jakarta



Share:

0 comments:

Posting Komentar

PENGUNJUNG