PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK




PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK
 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa didalam menyusun anggaran penjualan terdapat dua elemen yang saling terkait yaitu volume penjualan produk (yang telah dibahas sebelumnya) dan harga jual produk. Perkalian keduanya akan menghasilkan nilai penjualan yang dianggarkan perusahaan. Karena itu, di dalam proses penyusunana anggaran penjualan, selain membuat proyeksi volume penjualan produk, perusahaan juga harus menetapkan pula harga jual produk perusahaan pada periode yang direncanakan. Jika volume penjualan tidak berubah, maka semakin tinggi harga jual per unit produk maka akan semakin tinggi pula nilai penjualan yang dianggarkan. Sebaliknya, semain rendah harga jual per unit produk yang akan dijual, akan semakin rendah pula nilai penjualan yang dianggarkan.
 

Secara umum tedapat metode yang dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, yaitu:

 
1.      Metode Harga Pasar
Metode ini ditentukan oleh mekanisme harga produk yang berlaku di pasar. Di dalam industri tertentu, masyarakat telah mengetahui harga yang diangap pantas untuk suatu jenis produk.  Besarnya harga tersebut dipengaruhi harga jual produk sejenis yang beredar sebelumnya. Jika perusahaan menjual produknya dengan harga tertentu dan konsumen menilai harga tersebut terlalu tinggi maka konsumen akan beralih ke merk lain dengan harga yang lebih murah.
 
2.      Metode Biaya Puls
Metode ini didasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut, ditambah dengan suatu persentase tertentu dari biaya tersebut. Dan persentase laba tersebut merupakan laba (laba kotor atau laba bersih) yang diinginkan perusahaan. Penetapan harga jual dengan metode biaya plus dapat menggunakan biaya yang bervariasi sebagai dasar perhitungan harga jual produk. Dasar biaya yang digunakan untuk menghitung harga jual produk dapat mempergunakan:
 
a.    Biaya Total 
b.    Biaya produksi
 

Ilustrasi 1 :
Kapasitas produksi normal PT. Rajawali Nusantara per tahun adalah sebesar 120.000 unit, tetapi perusahaan berencana hanya memproduksi sebanyak 100.000 unit untuk tahun 2017. untuk pembuatan anggaran tahun 2024. 
Pada akhir tahun 2023 perusahaan membuat proyeksi biaya yang diperlukan untuk memproduksi 100.000 unit produk tersebut, seperti terlihat berikut:









 

Jawab:

a.      Metode Biaya Total
Jika perusahaan merencanakan menetapkan harga jual produk dengan menggunakan metode biaya total plus 20%, maka menghasilkan harga jual produk sebesar:
 
Penjualan total                     = Biaya total + (20% x Biaya total)
                    = Rp. 1.200.000.000 + (20% x 1.200.000.000)
                     = Rp. 1.440.000.000
 
Harga jual per unit   = Rp 1.440.000.000 / 100.000 unit
= Rp. 14.400 per unit
 
Jadi perusahaan akan menetapkan harga jual produk sebesar Rp. 14.400 per unit di tahun 2024
 
 
b. Metode Biaya Produksi






 
Jika Perusahaan merencanakan menetapkan harga jual produknya dengan metode biaya produksi plus 40% maka

Untuk menghasilkan 100.000 unit produk, perusahaan menganggarkan biaya produksi total sebesar Rp. 940.000.000, maka:
 
Penjualan Total                     = Biaya Produksi + (40% x Biaya Produksi)
= Rp. 940.000.000 + (40% x Rp. 940.000.000)
= Rp. 1.316.000.000

Harga jual/unit                      = Rp. 1.316.000.000 / 100.000 unit
                                = Rp. 13.160 per unit
 

3.      Metode Margin Kontribusi
Margin Kontribusi merupakan selisih antara harga jual dengan biaya variabel suatu produk. Jika perusahaan merencanakan untuk menggunakan metode ini, maka harga jual produk ditentukan dengan menjumlahkan seluruh biaya variabel yang dikeluarkan suatu perusahaan ditambah dengan persentase tertentu sebagai margin kontribusi yang diinginkan perusahaan. Metode ini pada dasarnya merupakan bagian dari metode biaya plus yang telah dibahas sebelumnya. Tetapi yang dijadikan dasar dari margin kontribusi adalah biaya variable karena dianggap lebih relevan dalam menentukan harga jual suatu produk dan biaya variable terkait langsung dengan produk tersebut, sedangkan biaya tetap tidak terkait langsung dengan produk.
 

Ilustrasi 2:
PT. Global Karya memiliki kapasitas produksi normal sebesar 120.000 unit per tahun. Sedangkan untuk tahun 2017 perusahaan hanya berencana menghasilkan produk sebanyak 100.000 unit. 
Perusahaan memiliki peluang untuk membuat produksi tambahan dan menjual sebanyak 20.000 unit jika ada pesanan tambahan dari pelanggan. Untuk kemungkinan pesanan tambahan sebanyak 20.000 unit ini, perusahaan membuat taksiran biaya sebagai berikut:
 




 

 
Jika perusahaan merencanakan harga jual dengan metode margin kontribusi 25%, dan untuk menghasilkan 20.000 unit produk tambahan, perusahaan menganggarkan biaya variabel total sebebsar Rp. 160.000.000, maka harga jual produk ditetapkan sebesar:
 
Penjualan Total         = Biaya Variabel + (25% x Total Biaya Var)
                      = Rp. 160.000.000 + (25% x 160.000.000)
                      = Rp. 200.000.000
 
Harga jual/unit          = Rp. 200.000.000 / 20.000 unit
                      = Rp. 10.000 per unit
 
Margin kontribusi tidak bisa digunakan untuk seluruh produk yang dihasilkan suatu perusahaan, kerena akan menyebabkan kerugian usaha bagi perusahaan. Metode ini hanya untuk produksi tambahan saja
 
 
4.      Metode Laba Maskimal
Adakalanya suatu produk perusahaan memiliki sifat yang elastis. Dimana perubahan harga jual tersebut akan langsung mempengaruhi volume penjualan produk tersebut. Jika harga jual dinaikan maka volume penjualan akan langsung berkurang. Jika harga jual produk diturunkan, volume penjualan produk langsung bertambah. Kemungkinan terjadinya perubahan tersebut akan berpengaruh langsung terhadap besarnya laba usaha yang dianggarkan. Bedasarkan fluktuasi perolehan laba usaha akibat perubahan harga jual tersebut, perusahaan menetapkan harga jual produk yang akan memberikan laba usaha terbesar bagi perusahaan.

 
Ilustrasi 3;
PT Cygnus memproduksi suatu barang dengan kapasitas sebesar 140.000 unit per tahun. Jumlah biaya tetap total yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh produk tersebut adalah sebesat Rp. 300.000.000. sedangkan biaya variabel yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut diperkirakan sebesar Rp. 7.000 per unit. Perusahaan sedang mempertimbangkan harga jual yang tepat untuk produk tersebut, agar laba usaha total yang akan diperoleh perusahaan optimal. Taksiran bagian pemasaran tersebut adalah sbb:
 







 

Jika perusahaan menjual produknya dengan harga jual Rp. 20.000 per unit, diperkirakan akan terjual sebanyak 20.000 unit produk, sehingga akan menghasilkan nilai penjualan sebesar:
 
Rp. 20.000 x 20.000 unit = Rp. 400.000.000.
 
Dengan biaya variabel sebesar Rp. 7.000 per unit produk, maka biaya total variabel yang dikeluarkan sebesar Rp. 140.000.000, dengan perhitungan sbagai berikut:
 
Rp. 7.0000 x 20.000 unit = Rp. 140.000.000
 
Sedangkan biaya tetap sebesar Rp. 300.000.000, maka akan diperoleh rugi usaha sebesar Rp. 40.000.000, dengan perhitungan sebagai berikut:

Nilai penjualan - biaya variabel - biaya tetap =

Rp. 400.000.000 - Rp. 140.000.000 - 300.000.000 = -400.000.000 (rugi)
 
Demikian juga untuk harga jual berikutnya digunakan metode perhitungan yang sama, maka dapat dilihat dalam tebel berikut ini:
 









 
Dari tabel tersebut terlihat bahwa harga jual yang dipilih perusahaan adalah Rp.14.000 per unit kerena akan menghasilkan laba terbesar yaitu Rp. 260.000.000

 


5.      Metode Tingkat Pengembalian Atas Modal
Terkadang perusahaan menetapkan terlebih dahulu besarnya tingkat pengembalian atas modal yang ditanamkannya dalam suatu bidang usaha, sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para penanam modal perusahaan mengharuskan perusahaan menggunakannya sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi yag dimiliki perusahaan.
 

Ilustrasi 4:
Total modal yang digunakan PT. Fornax adalah Rp. 500.000.000 dengan tingkat pengembalian investasi atas modal sebesar 20%. Volume produksi dan volume penjualan yang direncanakan adalah sebesar Rp. 50.000 unit produk. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk produksinya Rp. 320.000.000. Bedasarkan tingkat pengembalian investasi maka harga jual per unitnya adalah:
 






 
Harga jual      = (320.000.000 + (20% x 500.000.000)) / 50.000
= Rp. 8.400 per unit
 
Bukti:
Penjualan      = 50.000 unit x Rp. 8.400       =   Rp. 420.000.000
Total Biaya                                                     =   Rp. 320.000.000 -
Laba               = 20% x Rp. 500.000.000       =   Rp. 100.000.000
 
Dengan harga Rp. 8.400 per unit dan total penjualan sebesar 50.000 unit, akan menghasilkan laba usaha sebesar Rp. 100.000.000,
Sesuai dengan tingkat pengembalian 20% dari Rp. 500.000.000, yaitu sebesar Rp.100.000.000.

 











M. Nafarin, 2000, Penganggaran Perusahaan, Salemba 4, Jakarta
Rudianto, 2009, Penanggaran Konsep dan Teknik Penyusunan Anggaran, Erlangga, Jakarta
Tendi Haruman & Sri Rahayu, 2007: Penyusunan Anggaran Peruashaan

Share:

0 comments:

Posting Komentar

PENGUNJUNG