ILMU
EKONOMI
I.
SEJARAH
ILMU EKONOMI
Ilmu
ekonomi tidak diciptalkan secara mendadak tetapi ia berkembang melalui suatu
proses yang panjang. Ilmu ekonomi dianggap sebagai satu disiplin ilmu baru
mulai 1776, yaitu semenjak ditulisnya sebuah buku oleh seorang ahli ekonomi
bernama Adam Smith, buku tersebut berjudul An
Inguiry Into The Mature and Causes of the Wealth of Nations. Semenjak
itulah Adam Smith oleh ahli ilmu ekonomi disebut sebagi bapak Ilmu Ekonomi. An Inquiry
into the Nature and Causes of the Wealth of Nations adalah judul lengkap dari buku
karangan Adam Smith, ekonom berkebangsaan Skotlandia. Buku ini diterbitkan pada tanggal 9
Maret 1776, dan biasanya dikenal sebagai The Wealth of Nations saja. Dari arti judulnya sendiri, buku
itu berarti kekayaan bangsa-bangsa, maka buku itu menjelaskan apa yang menjadi
sumber kekayaan bangsa-bangsa.
Pandangan orang pada masa itu adalah bahwa
uang emas dan logam mulia yang menjadi sumber kekayaan bangsa-bangsa. Pandangan
tersebut diruntuhkan oleh karya Adam Smith ini. Kekayaan bangsa-bangsa
ditentukan oleh jumlah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dapat
diperjual-belikan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa negara yang
punya sedikit emas tetapi sangat produktif adalah negara yang lebih kaya dalam
jangka panjang daripada negara yang punya banyak emas tetapi tidak produktif.
Disamping itu, buku ini jelas sekali menggambarkan tentang poitik ekonomi yang terjadi pada
awal revolusi industri, dan diperkirakan menjadi buku teori ekonomi modern pertama yang mendapat sambutan luas di Inggris Raya, yaitu tempatnya
pertama kali diterbitkan. Bisa dikatakan buku ini terbit pada masa yang tepat,
karena langsung mendapatkan lahan praktik yang subur berkat revolusi industri
di Inggris raya pada masa itu.
Pekerjaan ini juga menjadi semacam pertahanan
dari kebijakan teori pasar bebas, karena di dalamnya dikemukakan
bahwa peran pemerintah dalam perkonomian harus dibatasi. Pembatasannya
sedemikian rupa sehingga perekonomian berjalan dengan dikendalikan oleh
mekanisme tarikan permintaan dan penawaran yang sering disebut mekanisme pasar.
Sebetulnya
penelaahan ekonomi sudah mulai dipelajari orang sejak Aristoteles (350 SM),
namun penelaahan ekonomi pada waktu itu baru dipelajari pada tingkat yang
sangat dasar, lebih bersifat filosofis. Kemudian pada tahun 1270, penelaahan
ekonomi tersebut diusahakan untuk lebih dikembangkan lagi oleh Thomas Aquino
dengn beberapa penambahan pemikiran yang bersumber dari buku injil. Tahun1758,
Fransois Quesnay mencoba menjelaskan lebih jauh , namun sampai disini
perkembangan ilmu ekonomi belum sampai membentuk disiplin ilmu ekonomi. Sampai
zaman ini ekonomi desebut dengan fisiokrat.
Baru
pada tahun 1776, munculah tokoh baru bernama Adam Smith yang berhasil
mengangkat penelaahan ekonomi menjadi suatu disiplin ilmu ekonomi, semenjak itu
ilmu ekonomi sangat banyak dirasa manfaatnya oleh manusia di dalam usaha mereka
untuk meningkatkan arah hidup. Jadi perjalanan ilmu ekonomi melalui masa yang
sangat panjang.
Ilmu
ekonomi berkembang terus, gagasan Adam Smith tersebut menjadi dasar bagi ahli
ekonomi berikutnya, seperti Thomas Malthus, David Ricardo, dan John Stuart
Mill. Ahli ekonomi ini disebut dengan
ahli ekonomi Klasik. Tradisi klasik diteruskan dan dikembangkan oleh
mazhab Austria dan dieteruskan oleh Leon Walras, Alfred Marshall pada tahun
1890-an. Tradisi klasik ini menelorkan perkembangan bagian teori ekonomi yang
dekenal sebagai ekonomi mikro.
Sisi
lain dari perkembangan ilmu ekonomi yang berasal dari Adam Smith adalah cabang
yang dikembangkan oleh Karl Marx dan dianut oleh negar-negara sosialis-komunis
dan yang timbul belakangan di negara-negara yang menganut faham ekonomi liberal
seperti golongan radikal atau golongan “New
Left”. Pengertian tentang tradisi klasik yang menjadi sumber dari teori
ekonomi mikro perlu benar-benar dicamkan karena pasti masih sering akan
dijumpai.
Depresi
ekonomi yang terjadi pada tahun 1930-an melahirkan ahli ekonomi baru, yaitu
John Maynard Keynes, dengan bukunya yang
sangat terkenal : General Theory of
Employment, Interest and Money yang
menjadi dasar bagi perkembangan teori ekonomi Makro. Jadi perkembangan ekonomi
Makro dimulai setelah terbitnya buku tersebut, berbeda dengan kelompok Klasik
(yang mendasarkan pada bekerjanya mekanisme pasar), maka Keynes mendasarkan pada campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Pendapat Keynes tentang kondisi perekonomian
dibedakan dalam dua aspek berikut:
1. Mengemukakan kritik atas pandangan ekonom
klasik tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan perekonomian.
Kritik tersebut menunjukkan kelemahan atas pandangan ekonom klasik mengenai
pemanfaatan tenaga kerja penuh (full employment) dan pertumbuhan ekonomi yang
kuat sulit dicapai.
2. Keynes berpendapat bahwa pengeluaran agregat
yaitu pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa merupakan faktor utama yang
menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara. Komponen pengeluaran agregat
meliputi konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pemerintah dalam menciptakan tingkat
pemanfaatan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Perkembangan keadaan ekonomi yang pesat dan rumit
menumbuhkan beberapa masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh alat-alat yang
sudah dikembangkan oleh Klasik maupun Keynes, seperti
masalah stagflasi, ketidakpastian masa depan, dinamika ekonomi, dsb. Karena itu
sesudah Keynes berkembanglah bebrapa tunas-tunas baru yang tidak sepenuhnya
Klasik atau Keynesian seperti kelompok Post
keynesian Economist kelompok Monetarists,
kelompok Rational Exceptations serta kelompok yang
menyangkut kebijakan ekonomi seperti kelompok Supply Side Economits.
Penerus
ajaran Keynes yg tergolong Neo-Keynesian sering disederhanakan menjadi
Keynesian. Mereka banyak berjasa dlm mengembangkan teor-teori yg berhubungan
dgn usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori tersebut menerangkan
& mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) & teori-teori yg
berhubungan dgn pertumbuhan & pendapatan.
Pandangan-pandangan
mereka disebut Keynesian, karena teori-teori mereka diturunkan dari teori
determinasi pendapatan Keynes. Disebut Neo karena teori-teori Keynes tersebut
sudah banyak diperbarui berdasarkan penelitian-penelitian empiris yag lebih
baru. Kelompok kedua yg disebut pasca Keynesian atau post Keynesian adalah
sekumpulan ahli ekonomi. Sekumpulan ahli itu menyatakan berbagai pandangan
tentang ekonomi makro modern. Pemikiran-pemikiran ekonomi mereka berakar dari
pemikiran-pemikiran Keynes, namun sudah berkembang lebih jauh. Berikut
merupakan tokoh-tokoh keynesian:
1.
Alvin
Harvey Hansen (1887-1975)
Hansen
mengaitkan permasalahan mengenai pendapatan nasional, investasi, & kes.
kerja dgn gerak gelombang atau fluktuasi ekonomi.
2.
Simon
Kuznets (1901-1985)
Kuznets
berhasil menggabung ilmu statistik & ilmu matematika dgn ilmu ekonomi
menjadi suatu kesatuan yg padu. Ia juga banyak menyumbangkan pemikiran tentang
hal-hal yg berhubungan dgn perhitungan pendapatan nasional. Hubungan antara
pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, &
harga-harga dapat dikaji/diamati menurut analisis kurun waktu (time series
analysis)
3.
John
R. Hicks (1904 …
Hicks
telah ikut berjasa dlm mengembangkan pemikiran-pemikiran Keynes. Salah satu
jasanya yg sangat besar ialah kemampuannya dlm merangkai teori-teori ekonomi
mikro kedlm kerangka teori makro Keynes mel;alui pendekatan matematika. Hicks
bersama-sama dgn Hansen memperkenalkan analisis IS-LM. Analisis ini sangat
bermanfaat dlm menjelaskan hubungan antar berbagai variabel dlm
perekonomian.
4.
Wassily
Leontief (1906…)
Leontief
dinilai sangat berjasa dlm mengembangkan sebuah teori yg ternyata menjadi
sangat berguna untuk berbagai analisis ekonomi, yaitu analisis input-output.
Menurut Leontief, hubungan & keterkaitan antar sektor dlm perekonomian dpt
digambarkan dlm suatu matriks. Matriks ini pada intinya berisi tabel-tabel
tentang output masing-masing sektor.
5.
Paul
Samuelson (1915…)
Memperlihatkan
bagaimana perdag. luar negeri dimasukkan dlm kerangka umum teori ekonomi makro.
Atas jasanya banyak negara yg lebih terdorong untuk lebih membuka pasarnya
terhadap perekonomian internasional. Mem-perlihatkan bagaimana hubungan timbal
balik. Hubungan timbal balik ini saling memperkuat antara faktor pengganda
(multiplier) dgn accelerator dpt dijelaskan secara sederhana. Permintaan
efektif masyarakat dipengaruhi oleh autonomous investment (investasi yg
besarnya ditentukan oleh perekonomian itu sendiri).
Dampak
investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanya
multiplier, besarnya angka pengganda atau multiplier ini sangat ditentukan oleh
kecenderungan mengonsumsi (propensity to consume) ma-syarakat. Makin besar
kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin besar pula
dampak investasi terhadap perekonomian.
Dampak
investasi terhadap perekonomian. menjadi jauh lebih besar karena adanya
ak-selerator. Prinsip akselerator secara sederhana adalah perubahan dlm
penda-patan nasional akan menyebabkan terjadinya perubahan dlm jumlah
investasi. Perubahan dlm investasi menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional
melalui proses akselerasi, yg bersifat kumulatif. Interaksi antara multiplier &
akselerator berdampak terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat
ganda.
Paul
A. Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang cara
orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang,
dalam menggunakan sumber daya produksi yang terbatas tetapi dapat dipergunakan
dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis komoditas dari waktu ke
waktu dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi saat ini atau dimasa
datang, kepada berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat.
II.
PEMBAGIAN
ILMU EKONOMI
Menurut tradisi, ilmu
ekonomi di bagi menjadi ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian
mikro maupun makro berasal dari bahasa Yunani. Kata ekonomi berasal dari kata “oikon” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti kaidah atau aturan,
sehingga kata ekonomi berarti kaidah-kaidah atau aturan yang menyangkut rumah
tangga. Pengertian tersebut saat ini sudah mengalami perkembangan, ekonomi
tidak hanya berusaha untuk mempelajari bagaimana individu atau rumah tangga
mengatur alokasi sumberdaya yang langka, tetapi juga bagaimana masyarakat
mengorganisasi dan mengatur alokasi sumber daya nasional yang dimilikinya. Oleh
karena itulah ilmu ekonomi dibagi menjadi dua yaitu ilmu ekonomi mikro yang
berarti ilmu ekonomi yang mempelajari satuan-satuan yang kecil (mikro = kecil),
dan ilmu ekonomi makro yang mempelajari satuan-satuan yang besar atau satuan
satuan agregat.
1.
Ekonomi
Mikro
Ilmu ekonomi mikro mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah
tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan
yang optimum. Maka di dalam teori
ekonomi mikro ada teori prilaku produsen, prilaku konsumen, bagaimana mencapai
kepuasan yang optimal bagi konsumen, juga bagaimana produsen dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal, dan lain-lain. Jadi yang menjadi ini perhatian adalah
individunya. Secara teori, tiap individu
yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan
individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan
asumsi ceteris paribus.
2.
Ekonomi
Makro
Ilmu
ekonomi Makro adalah studi tentang prilaku ekonomi agregat. Disini akan dibahas
tentang analisa determnan-determinan perekonomian yang pokok yaitu tingkat
pendapatan, tingkat harga umum, dan pertumbuhan pendapatan. Ini adalah kebalan
ilmu ekonomi mikro yang menganalisa prilaku unit-unit ekonomi individu.
Ekonomi makro di lain
fihak berusaha melihat, melalui teleskop yang terbalik, perilaku rumah tangga
individu dan perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan lebih memusatkan
gambaran tersebut agar hal-hal yang kecil dan tidak esensial dapat dihilangkan.
Kalau ekonomi mikro membahas tentang konsumen, maka konsumen dalam ekonomi
makro adalah keseluruhan konsumen sebagai satuan agregat. tidak lagi produksi satu perusahaan dan harga
suatu barang, tetapi produksi total dan tingkat harga umum. Kita melihat
perekonomian secara nasional. Pada ekonomi makro yang menjadi perhatian adalah
tingkat infasi, pengangguran, neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi.
Kalau titik berat
penelaan ekonomi mikro adalah efisiensi, maka titik berat penelaahan ekonomi
makro adalah pendapatan nasional dan
segala variabel yang mempengaruhi maupun dipengaruhi olehnya, seperti inflasi,
konsumsi, uang, pengangguran, investasi, kebijaksanaan ekonomi pemerintah, dan
sebagainya.
Teori ekonomi makro
diajarkan agar kita dapat mengetahui permasalahan-permasalah ekonomi makro dan
menganalisisnya sehingga dapat mengambil kebijakan-kebijakan makro yang dapat
menyelesaikan permasalahan ekonomi nasional. Ada lima masalah ekonomi secara
garis besar:
1.
Masalah pertumbuhan ekonomi.
2.
Masalah ketidakstabilan kegiatan
ekonomi.
3.
Masalah pengangguran.
4.
Masalah kenaikan harga-harga (inflasi).
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran
III.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Perbedaan ekonomi
mikro dan ekonomi makro dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
KARAKTERISTIK
|
EKONOMI MIKRO
|
EKONOMI MAKRO
|
Harga
|
Harga ialah nilai dari suatu komoditas
(barang tertentu saja)
|
Harga adalah nilai dari komoditas secara
agregat (keseluruhan)
|
Unit analisis
|
Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara
individual. Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi perusahaan
|
Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara
keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi, inflasi,
pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
|
Tujuan analisis
|
Lebih memfokuskan pada analisis tentang
cara mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang tepat.
|
Lebih memfokuskan pada analisis tentang
pengaruh kegiatan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
|
IV.
MASALAH-MASALAH
EKONOMI
Makro ekonomi
membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi suatu negara. Masalah-masalah
tersebut adalah:
1.
Masalah
Pertumbuhan Ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi
dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmruan meningkat.
Masalah pertumbuhan
ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka panjang. Artinya, selama
perekonomian suatu Negara masih ada, masalah ini akan terus ada. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yg menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga dilihat dari kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dari waktu ke waktu meningkat. Peningkatan produksi disebabkan
bertambahnya faktor produksi baik
dari jumlah maupun kualitasnya yang diantaranya:
a. Investasi
Akan Menambah Jumlah Barang Modal
Investasi juga memegang peranan yang
sangat penting. Dengan meningkatnya investasi, jumlah modal juga meningkat
sehigga jumlah faktor produksi juga meningkat.
b. Teknologi
Yang Digunakan Berkembang
Perkembangan teknologi juga mendorong
terjadinya pertumbuhan ekonomi. Teknologi produksi yang makin maju menyebabkan
jumlah produksi bertambah dengan sangat banyak
c. Tenaga
kerja bertambah sebagai akibat pertambahan penduduk
Tenaga kerja juga bertambah seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk
d. Pengalaman
kerja dan pendidikan menambah keterampilan (skill)
Mempelajari kemampuan dan keterampilan
baru merupakan cara terbaik agar individu bisa lebih sukses di dalam karir.
Keterampilan juga akan sangat bermanfaat, saat individu mencari peluang karir
baru atau ingin meningkatkan tujuan karir di masa depan.
Namun salah satu faktor penting
penentu pertumbuhan ekonomi adalah pendapatan nasional. Bila pendapat nasional
terus-menerus meningkat dengan tajam bisa diharapkan pertumbuhan ekonomi juga
meningkat. Selain itu, pertumbuhan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika
jumlah pertumbuhan penduduk meningkat dengan tajam, sedangkan pendapatan
nasional tidak meningkat atau malah menurun, pertumbuhan ekonomi tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, setiap Negara berusaha agar pertumbuhan penduduk
tidak terlalu tinggi sementara pendapatan nasional terus ditingkatan.
Data pendapatan nasional
mengambarkan tingkat prouksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu
danperubahannya dari tahun ke tahun. Pendapatan nasional ememiliki peran
penting dalam mengambarkan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dan perubahan
dan pertumbuhannya dari tahun ketahun.
Produk nasional atau pendapatan
nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai barang dan jasa yang
diproduksikan suatu negara dalam satu tahun tertentu. Dalam konsep yang lebih
spesifik pengertian produk nasional atau
pendapatan nasional dapa dibedakan kepada dua pengertian yaitu Penapatan Domestik
Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto (PNB). Produk nasional yang diwujudkan
oleh faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara dinamakan Produk
Nasional Bruto, sedangakan Produk Domestik Bruto adalah produk nasinal yang
diwujudkan oleh faktor-faktor produksi di dalam negeri (milik warga negara dan
orang asing) dalam suatu negara.
Data produk nasional juga dapat
digunakan untuk menilai prestasi pertumbuhan ekonomi dan menentukan tingkat
kemakmuran masyarakat dan perkembangnnya. Untuk menilai prestasi pertumbuhan
ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil yaitu PNB
atau PDB yang dibitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun dasar.
Tingkat persentasi pertambahan pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertambahan PNB
atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
Ilustrasi 1
Misalakan dalam suatu negara
dalam tahun 2002 PNB riil bernilai 120 triliun rupiah dan meningkat menjadi 126
triliun rupiah pada tahun 2003. Maka tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun
2003 adalah:
Tingkat pertumbuhan ekonomi 2003:
Sedangkan untuk menentukan tingkat dan pertambahan
kemakmuran penduduk perlu dihitung pendapatan per kapita di berbagai tahun.
Dalam negara yang dicontohkan di atas misalkan pada tahun 2002 jumlah
penduduknya 12 juta dan emningkat menjadi 12,2 juta dalam tahun 2003. Maka
pendapatan perkapita tahun 2002 dan 2003 serta kelajuan pertambahan
kemakmurannya dapat dihitung sebagai berikut;
Tingkat pendapatan per kapita 2002:
Tingkat pendapatan per kapita 2003:
Pertambahan pendapatan per kapita 2003:
Ilustrasi 2
Contoh berikutnya misalkan suatu negara mencatat data-data di tahun sebelumnya sebagai berikut:
TAHUN
|
PDB
(dlm Triliun)
|
JUMLAH
PENDUDUK (dlm juta)
|
2013
|
130
|
12
|
2014
|
135
|
12,2
|
2015
|
142
|
12,5
|
2016
|
150
|
12,8
|
Dari data yang diperolehnya, negara tersebut ingin menghitung:
1. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2014, 2015, dan 2016!
2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi!
3. Pendapatan per kapita tiap tahun!
4. Kelajuan pendapatan kemakmuran tahun 2014, 2015 dan 2016
Jawaban:
2.
Masalah
Ketidakstabilan Ekonomi
Perekonomian tidak
selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya.
Perekonomian selalu mengalami kondisi naik-turun. Adakalanya perekonomian
berkembang dengan sangat pesat sehingga menimbulkan kenaikan harga. Periode
lainnya perekonomian mengalami perlambatan dan mengalami kemerosotan serta
berada ditingkat paling rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Pergerakan naik turun kegiatan perusahaan-perusahaan di dalam jangak panjang
dinamakan konjungtur atau siklus kegiatan perusahaan. Hal ini bisa diakibatkan
oleh kondisi perusahaan-perusahaan yang berada dalam perekonomian tersebut.
Suatu siklus dalam
satu periode konjungtur berbeda dengan silus pada periode yang lain. Namun
demikian sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah sama. Bentuk khas dari
suatu sikuls tidak banyak berbeda. Bentuk khas dari suatu fluktuasi atau siklus
dalam konjungtur dapat dilihat dalam grafik berikut yang menerangkan hubungan
diantara periode dengan pendapatan nasional yang terjadi pada waktu tersebut.
Dalam Siklus ABCDE
seperti yang terdapat dalam grafik di atas, pergerakan dari A ke B dan dari C
ke D menggambarkan kegiatan ekonomi yang sedang mengalami kemunduran. Sedangkan
perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan kenaikan harga-harga
atau lebih lazim dinyatakan sebagai inflasi.
Para ahli ekonomi
berkeyakinan bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur oleh
mekanisme pasar, siklus kegiatas ekonomi sangat labil. Perkembangan yang sangat
pesat dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius. Siklus
kegiatan ekonomi seperti itu dapat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian
dan maysarakat. Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke
atas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang
ketidakstabilan ekonomi ini menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan
ekonomi. Untuk menghindari masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah
dilakukan agar siklus kegiatan peruahaan bergerak dengan lebih stabil.
3.
Masalah
Pengangguran
Pengangguran adalah suatu kondisi ketika seseorang
yang dikategorikan dalam golongan angkatan kerja yang ingin memperoleh
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran dapat terjadi karena
faktor-faktor berikut.
1. Kekurangan pengeluaran agregat.
2. Ingin meninggalkan pekerjaan lama untuk
mendapat pekerjaan baru yang lebih baik.
3. Perusahaan mengganti tenaga kerja
manusia dengan peralatan-peralatan canggih, seperti penggunaan mesin-mesin
komputer.
4. Ketidaksesuaian antara keterampilan
pencari kerja dan keterampilan yang dibutuhkan dalam industri.
Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah
kekurangan pengeluaran agregat. Pengeluaran agregat adalah perbelanjaan yang
akan dilakukan dalam perekonomian dalam waktu tertentu. Pengeluaran agregat
terdiri dari beberapa komponen seperti konsumsi masyarakat,
pengeluaran/konsumsi pemerintah, investasi dalam perusahaan, serta ekspor dan
impor.
Para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan
maksud mencari keuntungan. Keuntungan tersebut hanya dapat diperoleh bila para
pengusaha dapat menjual barang yang mereka produksikan. Jika pengeluaran
agregat bertambah, maka permintaan terhadap barang-barang akan bertambah pula.
Semakin besar permintaan, semakin banyak barang yang mereka produksikan.
Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan tenaga kerja dan
dengan demikian dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Adanya pengangguran berarti menunjukkan
perekonomian negara itu tidak dalam kondisi full-employment. Ada faktor
produksi yang tidak terpakai (berlebih) yaitu tenaga kerja. Memang kondisi
idealnya suatu negara harus berada di dalam keadaan fullemployment, akan tetapi
untuk mencapai kondisi ini tidak mungkin. Sangat jarang terjadi. Bahkan Keynes,
mengatakan bahwa kondisi perekonomian suatu negara selalu berada dalam keadaan
under-employment, kalau pula terjadi keadaan full employment itu hanya
kebetulan saja. Memang tingkat penggangguran selalu terjadi di negara manapun.
Dan ini memang menjadi concern ( pusat perhatian ) para pemimpin bangsa dan
para ekonom. Makanya di dalam kampanye suatu partai politik, masalah ini
menjadi salah satu prioritas bagi mereka, yaitu menurunkan tingkat
pengangguran. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karena dapat
menimbulkan kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas, dll.
Salah satu
faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya, pendapatan masyarakat mencapai maksimum apabila tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dapat diwujudkan. Pengangguran mengurangi
pendapaan masyarakat dan ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi
dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadaan pendapatan menyebabkan para
pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Disamping itu ia
mengganggu taraf kesehatan keluarga. Pengangguran yang berkepanjangan
menimbulkan efek psikologis yang buruk ke atas diri penganggur dan keluarganya.
Apabila
keadaan pengangguran di suatu negara adalah sangat buruk, kekacauan politik dan
sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan
masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
Terbukti
bahwa masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk efeknya kepada
perekonomian dan masyarakat, dan oleh sebab itu secara terus menerus
usaha-usaha harus dilakukan untuk mengatasinya.
Pengangguran
dalam suatu negara adalah perbedaan diantara angkatan kerja dengan penggunaan
tenaga kerja yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah jumlah
tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Untuk
menentukan angaktan kerja diperlukan dua informasi yaitu:
1. Jumlah
penduduk yang berusia diantara 15 tahun
dan Jumlah 64 tahun dan
2. Jumlah
penduduk yang berusia diantara 15 – 64 tahun yang tidak ingin bekerja seperti
pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga dan penganggur sukarela lain.
Jumlah
penduduk yang berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun disebut juga penduduk usia
kerja dan penduduk yang berusia antara 15 – 64 disebut bukan angkatan kerja.
Dengan demikian angkatan kerja dalam suatu periode tertentu dapat dihitung
dengan mengurangi jumlah penduduk dalam usia kerja dengan jumlah penduduk bukan
angkatan kerja. Perbandingan diantara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja
(dinyatakan dalam persen) disebut tingkat partisipasi angaktan kerja. Contoh berikut menerangkan cara
menghitung pengangguran dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
Ilustrasi 3
Dalam suatu
perekonomian, yang tergolong sebagai penduduk usia kerja berjumlah 14.891.761
orang, tetapi hanya sebanyak 9.124.458 orang yang tergolong sebagai angkatan
kerja. Diantara angkatan kerja tersebut sebanyak 8.528.571 orang mempunyai
pekerjaan. Dari data tersebut hitunglah:
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja,
2. Jumlah pengangguran dan
3. Tingkat pengangguran
Jawab:
Dalam
kenyataannya suatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh (atau kesempatan kerja penuh (atau kesempatan kerja penuh) apabila
dalam perekonomian tingkat pengangggurannyaadalah kuran gdari 4%. Tidak banyak
negara yang tingkat penganggurannya adalah di bawah 4%. Di negara-negara eropa
tingkat pengangguran pada waktu ini mencapai sekitar 8 – 10%. Sedangkan di
amerika serikat dan jepang tingkatnya adalah sekitar 5% di tahun 2015.
4.
Inflasi
Inflasi
dapat diartikan sebagai salah satu proses kenaikan harga yang terjadi dalam
suatu perekonomian. Tingkat inflasi (persentasi pertambahan kenaikan harga)
berbeda dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari suatu negara
ke negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah – yaitu mencapai 2-3%.
Tingkat inflasi yang moderat mencapai antara 4 – 10%. Inflasi yang serius dapat
mencapai tingkat beberapa puluh tahun atau beratus-ratus persen dalam setahun.
Masalah
kenaikan harga-harga yang berlaku di berbagai negara diakibatan oleh banyak
faktor. Di negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah
satu atau gabungan dari dua maslah berikut:
a. Pengeluran agregat melebihi kemampuan
perusahaan-perusahaan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa. Keinginan untuk mendapatkan barang
yang mereka butuhkan akan mendorong para konsumen meminta barang tersebut pada
harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para pengusaha akan mencoba menahan
barangnya dan hanya menjual kepada pembeli-pembeli yang bersedia membayar pada
harga yang lebih tinggi. Kecenderungan ini menyebebkan kenaikan harga-harga.
b. Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan
ekonomi menuntut kenaikan upah. Apabila para pengusaha mulai menghadapi
kesulitan dalam mencari tambahan pekerja untuk menambah kenikan produksinya,
pekerja-pekerja yang ada akan terdorong untuk menuntut kenaikan upah. Apabila
tuntutan kenikan upah terjadi secara meluas, akan terjadi kenaikan biaya
produksi dari berbagai barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan menikan
harga barang mereka.
Kedua
masalah tersebut biasanya berlaku apabila perekonomian sudah mendekati tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan kata lain di dalam perekonomian yang
sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat
penggunaan tenaga kerja. Disamping itu inflasi dapat pula berlaku sebagai
akibat dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor dan penambahan penawaran uang
yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang,
serta kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat pemerintahan yang kurang
bertanggung jawab.
Seperti
pengangguran, inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu,
masyarakat dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Oleh sebab itu masalah
tersebut perlu dihindari. Salah satu akibat fatal dari inflasi adalah
menurunnya taraf kemakmuran segolongan msyarakat. Sebagian besar pelaku-pelaku
kegiatan ekonomi terdiri dari pekerja-pekerja yang bergaji tetap. Inflasi
biasanya berlaku lebih cepat dari kenaikan upah para pekerja. Oleh sebab itu
upah rill para pekerja akan merosot disebabkan oleh inflasi dan keadaan ini
berabti tingkat kemakmuran segolongan masyarakat mengalami kemerosotan.
Prospek
pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk sekiranya
inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan menjadi bertambah
cepat apabila tidak segera diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung
untuk mengurangi investasi yang produktif, mengurangi ekspor dan menikan impor.
Kecenderungan ini akan memperlambat perumbuhan ekonomi.
A. Indeks Harga dan Tingkat Inflasi
Kenaikan
harga yang terjadi dari satu waktu ke waktu lainnya tidak terjadi secara
seragam. Kenaikan tersebut biasanya terjadi ke atas kebanykan barang, tetapi
tingkat kenaikannya berbeda. Ada yang tinggi persentasinya dan ada yang rendah.
Disamping itu sebagian barang tidak mengalami kenaikan. Terjadinya perubahan
harga yang berbeda tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk
menggambarkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi dalam suatu negara.
Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang selalu digunakan adalah
indeks harga konsumen, atau Consumer Price Indeks (CPI) yaitu indeks harga dari
barang-barang yang selalu digunakan para konsumen.
B. Cara Menghitung Tingkat Inflasi
Untuk
menentukan tingkat inflasi, terlebih dahulu perlu dibentuk indeks harga yang
menggambarkan tingkat perubahan harga-harga yang berlaku dalam suatu negara. Cara
membentuk indeks harga dalam menentukan tingkat inflasi, ada tiga langkah yang
perlu dilakukan, yaitu:
1. Memilih
tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi titik tolak dalam membandingkan perubahan
harga,
2. Menentukan
jenis barang yang perubahan harga-harganya akan diamati untuk membentuk indeks
harga,
3. Menghitung
indeks harga.
Berikut adalah conoth sederhana menghitung indeks harga!
Kelompok Barang
|
Weightage
|
Tahun Dasar (1997)
|
Tahun 2003
|
||
Harga (Rp)
|
Harga x Weightage
|
Harga (Rp)
|
Harga x Weightage
|
||
Beras
|
50
|
1.000
|
50.000
|
2.000
|
100.000
|
Minyak
|
20
|
5.000
|
100.000
|
11.000
|
220.000
|
Garam
|
5
|
5.000
|
25.000
|
16.000
|
80.000
|
Daging
|
25
|
3.000
|
75.000
|
8.000
|
200.000
|
100
|
250.000
|
600.000
|
Dimisalkan
tahun dasar adalah tahun 1997. Yang dihitung adalah indeks harga pada akhir
tahun 2003. Dalam penghitungan tersebut dimisalkan 4 jenis barang digunakan
untuk membentuk indeks harga konsumen, yaitu barang Beras, Minyak, Garam dan Daging.
Disamping mengumpulkan data perubahan harga-harganya, harus pula ditentukan
wightage atau kepentingan relatif setiap kelompok barang dalam konsumsi
masyarakat. Sebagai contoh misalkan kumpulan barang ‘beras’ sangat penting
dalam masyarakat, pengeluarannya meliputi 50% dari pengeluaran keseluruhan
masyarakat. Maka dalam contoh penghitungan kelompok barang ‘beras’ diberi
weightage 50.
Dengan
mengetahui kepentingan relatif (weightage) berbagai barang dan harga
masing-masing kumpulan barang tersebut, dapatlah dihitung nilai harga x
weightage untuk 1997 dan 2003. Tabel
diatas menunjukan nilai tersebut adalah 250.000 pada atahun 1997, sedangkan
untuk tahun 2003 nilainya adalah 600.000. bedasarkan kepada kedua angka
tersebut indeks harga tahun 2003 dapat dihitung, yaitu:
Indeks
harga pada tahun dasar (1997) adalah 100. Dengan demikian diantara tahun 1997
dan 2003 harga telah meningkat menjadi 240% atau 2,4 kali lipat dari harga
asal.
Berikut
adalah cara untuk Menentukan Tingkat Inflasi. Tingkat inflasi terutama
dimaksudkan untuk menggambarkan perubahan harga-harga yang berlaku dari satu
tahun ke satu tahun lainnya. Untuk menentukannya perlu diperhatikan data indeks
harga konsumen dari suatu tahun tertentu dan seterusnya dibandingkan dengan
indeks harga pada tahun sebelumnya.
Misalkan
pada akhir tahun 2002 indeks harga konsumen adalah 231 dan pada akhir tahun
2003 indeks tersebut adalah 240. Tingkat inflasi dalam tahun 2003 adalah:
5. Neraca Perdagangan & Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi
penting mengenai hubungan ekonomi antara suatu negara dengan negara-negara
asing. Neraca pembayaran merupakan data yang memberikan gambaran tentang
lalulintas perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai negara lain dalam
satu tahun tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang perlu
diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan
Neraca pembayaran
akan memberikan informasi mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor.
Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan setiap negara dan sampai
dimana peranan kegiatan tersebt dalamperekonomian dapat diamati dari
perkembangan neraca perdagangan. Defisit dalam neraca perdagangan, yang
disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor akan mengurangi tingkat kegiatan
ekonomi di dalam negeri dan masalah pengangguran ynag lebih serius akan
dihadapi.
Masalah lain yang
meungkin timbul dalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi
negara tersebut dalam jangka panjang. Akibatnya modal dalam negeri alan
mengalir ke luar dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut.
Keadaan seperti ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Kaibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari
masalah defisit dalam neraca perdagangan dan aliran modal.
A. Neraca Keseluruhan (Neraca Pemebayaran)
Dalam
melihat prestasi hubungan ekonomi suatu negara dngan negara-negara lain perlu
diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan. Keseimbangan keseluruhan ini
dinamakan neraca keseluruhan dari neraca pembayaran. Disamping menunjukan data
ekspor dan impor, informasi penting lain yang dapat dilihat dari suatu neraca
pembayaran adalah aliran modal jangka panjang dan jangka pendek. Aliran modal
ini menggambarkan aliran modal neto (aliran modal masuk dukurangi aliran modal
keluar) modal asing yang dilakukan ke suatu negara. Dengan demikian pada
hakikatnya neraca pembayaran menunjukan perimbangan mutasi-mutasi keuangan dari
suatu negara ke negara-negara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca
keseluruhan. Dapat juga dikatakan bahwa neraca pembayaran adalah suatu
ringkasan pembukuan yang menunjukan aliran pembayaran yang dilakukan dari
negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari luar negeri ke negara-negara lain
dalam satu tahun tertentu. Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut
meliputi:
1. Penerimaan
dari ekspor dan pembayaran untuk impor barang dan jasa
2. Aliran
masuk penanaman modal asing dan pembayaran penanaman modal ke luar negeri
3. Aliran
ke luar dan aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang di
luar negeri)
Neraca
keseluruhan yang negatif dinamakan defisit neraca pembayaran, yang menunjukan
mutasi-mutasi keuangan ke luar negeri adalah lebih banyak dari pada yang diterima
dari luar negeri. Disamping dapat menunjukan besarnya defisit yang dialami
dalam suatu waktu tertentu, dari neraca pembayaran dapat juga dilihat
sebab-sebab yang menimbulkan efek defisit tersebut. Mungkin sebabnya adalah
impor yang lebih besar dari ekspor. Disamping itu dapat juga disebabkan dari
pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.
B. Ketidakseimbangan neraca pembayaran
Kegiatan
perdagangan luar negeri memiliki beberapa sumbangan penting kepada pertumbuhan
ekonomi. Ekspor, misalnya, akan memperluas psar barang buatan dalam negeri dan
ini memungkinkan perusahaan-perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya.
Seperti misalanya penanaman karet di Indonesia tidak akan seluas seperti yang
ada sekarang ini apabila tidak terdapat psaran di liar negeri. Kegiatan impor
juga dapat memberi sumbangan kepada pertumbuhan ekonomi. Industri-industri
dapat mengimpor mesin-meisn dan bahan mentah yang diperlukan.
Kegiatan
ekspor impor merupakan bagian penting dari kegiatan perekonomian suatu negara.
Istilah perekonomian terbuka berarti suatu perekonomian itu memiliki hubungan
ekonomi dengan negara-negara lain, dan terutama ini dilakukan dengan
menjalankan kegiatan ekspor dan impor. Disamping itu aliran modal untuk
investasi juga berlaku diantara berbagai negara. Ketidakseimbangan diantara
eksopr impor dan aliran keluar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius
terhadap kestabilan suatu perekonomian.
Sebaiknya
perlu juga disadari bahwa keterbukaan suatu perkeonomian tidak selalu
menguntungkan. Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonmi di
dalam negeri karena hal tersebut berarti
konsumen lebih banyak menggunakan barang
luar negeri dan tidak menggunakan barang buatan luar negeri. Lebih banyak pengangguran
akan berlaku. Implikasi berikutnya dari keadaan ini ialah modal dalam negeri
akan mengalir ke luar negeri. Ini cenderung menurunkan nilai mata uang
domestik.
C. Kestabilan Kurs Valuta Asing
Salah satu
alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan suatu
perekonomian adalah perbandingan nilai suatu mata uang asing (misalnya dolar
US) dengan nilai mata uang domestik (misalnya rupiah). Perbandingan itu disebut
kurs valuta Asing. Kurs ini akan menunjukan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan
untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapatlah
dipandang sebagai “harga” dari suatu mata uang asing. Salah satu faktor penting
yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca keseluruhan. Neraca
keseluruhan yang mengalami defisit cenderung untuk menaikan nilai valuta asing.
Dan sebaliknya, apabila neraca pembayaran teguh (surplus dalam neraca
keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus-menerus
bertambah jumlahnya. Nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka keteguhan
kurs valuta asing dapat digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai
kestabilan dan perkembangan suatu perekonomian.
Sadono sukirno : Makro Ekonomi Teori
Pengantar
Budiono: Makro Ekonomi
Suparmoko & Eleonora S : Pengantar Ekonomi Makro
0 comments:
Posting Komentar