ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU


ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU



1.    Pengertian Anggaran Biaya Bahan Baku
Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku.
Bahan baku dapat dianggarkan dalam satuan unit. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Penetapan anggaran biaya bahan baku, ditentukan oleh kebutuhan bahan baku dari setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan, dikalikan dengan volume produksi, shingga ditemukan volume total bahan baku untuk periode tersebut. Kebutuhna total bahan baku untuk produksi tersebut ditambah dengan persediaan akhir dan dikurangi dengan persediaan awal periode akan diperoleh volume bahan baku yang direncanakan untuk dibeli. volume bahan baku yang direncanakan untuk dibeli dikalikan dengan harga bahan baku per unitnya maka akan diperoleh nilai pembelian bahan baku yang direncanakan.



Ilustrasi:

PT. Cygnus, sebuah perusahaan meja pada akhir 2009 perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga jenis tipe meja untuk tahun 2010 yaitu:
Meja A    =10.000 unit,
Meja B    =10.000 unit, dan
Meja C    = 10.000 unit

Setiap unit meja A membutuhkan : 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias
Untuk meja B membutuhkan : 3 m kayu, 3 m melamin, 3 m pipa hias
Untuk meja C membutuhkan : 3 m kayu, 2 m melamin, 1,5 m pipa hias.

Harga beli kayu  = Rp. 15.000/m,
Melamin            = Rp. 20.000/m,
pipa hias           = Rp.12.000/m

Untuk kelancaran produksi, perusahaan merencanakan kepemilikan persediaan bahan baku akhir tahun 2010 sebanyak 10% dari kebutuhan produksi. sedangkan persediaan bahan baku awal tahun 2010 diperkirakan:
Kayu        = 700 m,
Melamin   = 1.000 m, dan
Pipa         = 800 m.
Diperkirakan harga bahan baku tersebut stabil sepanjang tahun 2010.

Maka biaya biaya bahan baku yang diangarakan adalah:

Untuk memproduksi setiap unit meja A dibutuhkan 2 m kayu, 1,5 m melamin, 1 m pipa hias. Kaena meja A diproduksi sebanyak 10.000 unit, maka meja A memerlukan 20.000 m kayu, 1.500 m melamin dan 10.000 m pipa hias.
Metode yang sama digunakan untuk menghitung kebutuhan kayu, melamin dan pipa hias produk meja B dan C.

Total kebutuhan kayu untuk meja A, B, dan C sebanyak 80.000 meter, yang merupakan penjumlahan dari kebutuhan kayu untuk meja A, B dan C (20.000 + 30.000 + 30.000). karena harga beli kayu adalah sebesar Rp. 15.000 maka Rp. 15.000 x 80.000 unit = Rp. 1.200.000.000. Untuk melamin dan pipa hias produk B dan C gunakan perhitungan yang sama. Sehingga gabungan biaya bahan baku per jenis bahan tersebut menghasilkan biaya bahan baku total sebanyak Rp. 3.160.000.000


Anggaran Biaya Bahan Baku Total
bahan
A
B
C
Total
Harga per Unit
Nilai
Per unit
Total
Per unit
Total
Per unit
Total
Kayu
2
20.000
3
30.000
3
30.000
80.000
15.000
Rp 1.200.000.000
Melamin
1,5
15.000
3
30.000
2
20.000
65.000
20.000
Rp 1.300.000.000
Pipa Hias
1
10.000
3
30.000
1,5
15.000
55.000
12.000
Rp 660.000.000
Total
Rp 3.160.000.000


Sedangkan untuk Anggaran biaya bahan baku per unit produk adalah
Produk
Bahan baku
Kebutuhan Bahan per unit produk
Harga beli per unit bahan
Biaya perjenis bahan
Biaya bahan per unit produk
A
Kayu
2
15.000
30.000
72.000
Melamin
1,5
20.000
30.000
Pipa Hias
1
12.000
12.000
B
Kayu
3
15.000
45.000
141.000
Melamin
3
20.000
60.000
Pipa Hias
3
12.000
36.000
C
Kayu
3
15.000
45.000
103.000
Melamin
2
20.000
40.000
Pipa Hias
1,5
12.000
18.000

Dalam menyusun anggaan komprehensif, anggaran biaya bahan baku tersebut tidak berdiri sendiri tetapi masih dihubungkan dengan besarnya persediaan bahan baku pada awal dan akhir yang besangkutan, sehingga muncullah anggaran pembelian bahan baku, yang memperhitungkan faktor persediaan bahan baku pada awal dan akhir periode tersebut.
Dari tabel biaya bahan baku sebelumnya diketahui bahwa perusahaan memerlukan kayu sebanyak 80.000 m untuk kebutuhan produksi satu tahun. Perusahaan menghendaki jumlah persediaan pada akhir tahun sebanyak 10% dari kebutuhan tersebut per bahannya. Maka, sebanyak (10% x 80.000) 8.000 meter disediakan untuk persediaan kayu pada akhir tahun 2010. Sedangkan pada awal tahun perusahaan memiliki persediaan kayu sebanyak 700 m berarti perusahaan harus membeli kayu sebanyak 87.300 m (volume pembelian = 80.000 + 8.000 – 700) dan dikalikan dengan harga beli kayu per meter Rp. 15.000, maka nilai pembelian kayu pada tahun 2010 adalah Rp. 1.309.500.000.
Untuk bahan baku melamin dan pipa hias gunakan perhitungan yang sama sehingga total pembelian bahan baku pada tahun 2010 adalah sebebsar Rp. 3.435.900.000.

Anggaran Pembelian Bahan
Bahan
Kebutuhan Produksi
Persediaan
Volume
Harga
Nilai
awal
akhir
Kayu
80.000
700
8.000
87.300
15.000
1.309.500.000
Melamin
65.000
1.000
6.500
70.500
20.000
1.410.000.000
Pipa
55.000
800
5.500
59.700
12.000
716.400.000
Total
3.435.900.000

Anggaran sebesar Rp. 3.435.900.000 tersebut adalah untuk satu tahun. Jika perusahaan mengalokasikan dari total volume produksi yang direncanakan tersebut yaitu 15% untuk bulab Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari, September dan November. Dan 5% untuk bulan-bulan sisanya. Sedangkan persediaan akhir bulan dialokasikan 10% dari kebutuhan produksi bulanannya kecuali untuk akhir desember yaitu sebesar 8.000 untuk kayu, 6.500 m untuk melamin dan 5.500 m untuk pipa hias. Maka hasilnya

                               Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulanan:
Bahan Baku
Bulan
Kebutuhan Produksi
Persediaan
Pembelian
Awal
Akhir
Volume
Harga
Nilai
Kayu
Januari
8.000
700
800
8.100
15.000
121.500.000
Februari
8.000
800
800
8.000
15.000
120.000.000
Maret
4.000
800
400
3.600
15.000
54.000.000
April
4.000
400
400
4.000
15.000
60.000.000
Mei
4.000
400
400
4.000
15.000
60.000.000
Juni
4.000
400
400
4.000
15.000
60.000.000
Juli
4.000
400
400
4.000
15.000
60.000.000
Agustus
4.000
400
400
4.000
15.000
60.000.000
September
8.000
400
800
8.400
15.000
126.000.000
Oktober
12.000
800
1.200
12.400
15.000
186.000.000
Nopember
8.000
1.200
800
7.600
15.000
114.000.000
Desember
12.000
800
8.000
19.200
15.000
288.000.000
Total
80.000




1.309.500.000


Bahan Baku
Bulan
Kebutuhan Produksi
Persediaan
Pembelian
Awal
Akhir
Volume
Harga
Nilai
Melamin
Januari
6.500
1.000
650
6.150
20.000
123.000.000
Februari
6.500
650
650
6.500
20.000
130.000.000
Maret
3.250
650
325
2.925
20.000
58.500.000
April
3.250
325
325
3.250
20.000
65.000.000
Mei
3.250
325
325
3.250
20.000
65.000.000
Juni
3.250
325
325
3.250
20.000
65.000.000
Juli
3.250
325
325
3.250
20.000
65.000.000
Agustus
3.250
325
325
3.250
20.000
65.000.000
September
6.500
325
650
6.825
20.000
136.500.000
Oktober
9.750
650
975
10.075
20.000
201.500.000
Nopember
6.500
975
650
6.175
20.000
123.500.000
Desember
9.750
650
6.500
15.600
20.000
312.000.000
Total
65.000


70.500

1.410.000.000

Bahan Baku
Bulan
Kebutuhan Produksi
Persediaan
Pembelian
Awal
Akhir
Volume
Harga
Nilai
Pipa Hias
Januari
5.500
800
550
5.250
12.000
63.000.000
Februari
5.500
550
550
5.500
12.000
66.000.000
Maret
2.750
550
275
2.475
12.000
29.700.000
April
2.750
275
275
2.750
12.000
33.000.000
Mei
2.750
275
275
2.750
12.000
33.000.000
Juni
2.750
275
275
2.750
12.000
33.000.000
Juli
2.750
275
275
2.750
12.000
33.000.000
Agustus
2.750
275
275
2.750
12.000
33.000.000
September
5.500
275
550
5.775
12.000
69.300.000
Oktober
8.250
550
825
8.525
12.000
102.300.000
Nopember
5.500
825
550
5.225
12.000
62.700.000
Desember
8.250
550
5.500
13.200
12.000
158.400.000
Total
55.000


59.700

716.400.000


Share:

1 comments:

anon mengatakan...

terima kasih banyak ilmunya!

Posting Komentar

PENGUNJUNG