MENGHITUNG RASIO KEUANGAN RENTABILITAS (PROFITABILITAS)

 


RENTABILITAS (PROFITABILITAS)
 
 

I.          RASIO RENTABILITAS (PROFITABILITAS)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
 
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
 
Menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.

 
II.         RENTABILITAS (PROFITABILITAS) PERUSAHAAN
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan.
 

III.       MANFAAT RASIO RENTABILITAS (PROFITABILITAS)
Profitabilitas  yang digunakan seabgai kriteria penilaian hasil operasi perusahaan mempunyai manfaat yang sangat penting dan dapat dipakai sebgai berikut :

1.  Analisis kemampuan menghasilkan laba ditunjukan untuk mendeteksi penyebab  timbulnya laba atau rugi yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu. 
2.    Profitabilitas dapat dimanfaatkan untuk menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan dalam menilai sukses suatu perusahan dalm hal kapabilitas dan motivasi dari manajemen. 
3.   Profitabilitas merupakan suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan karena menggamberkan korelasi antra laba dan jumlah modal yang ditanamkan. 
4.    Profitabilitas merupakan suatu alat pengendalian bagi manajemen, profitabilitas dapat dimanfaatkan oleh pihak intern untuk menyusun target, budget, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan dan dasar pengambilan keputusan.
 
 
IV.       JENIS RASIO RENTABILITAS (PROFITABILITAS)
Macam-macam rasio keuangan berkaitan dengan rasio Rentabilitas (Profitabilitas) yang biasa digunakan adalah:
 
1.      Profit Margin
Untuk mencari profit margin perusahaan dapat digunakan dengan dua cara yaitu:
 
A.     Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan. Gross profit margin dihitung dengan rumus:
 


 
B.     Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net Profit Margin dihitung dengan rumus:
 





Ilustrasi 1:

                                  PT. SCLUPTOR
                                      NERACA
                                   TAHUN 2023













                      PT. SCLUPTOR
                         LAP. R/L
                     TAHUN 2023















Hitunglah rentabilitas dari neraca & lap R/L  tersebut dengan menggunakan Gross Profit Margin dan Net Profit Margin

 
Jawab:

1.     Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Margin laba kotor menunjukan laba yang relatif terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harga pokok penjualan:
 







Artinya, untuk setiap Rp 100 penjualan bersih yang dihasilkan oleh perusahaan, Rp 62 dipergunakan untuk menutup Harga Pokok Penjualan, sehingga tersisa Rp 38 saja untuk menutup biaya operasional. Dengan kata lain, dari total penjualan netto yang dihasilkan, 62% nya habis digunakan untuk menutup HPP dan hanya 38% yang tersisa untuk menutup biaya operasional
           
2.     Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Margin laba besih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan
 







Artinya, artinya untuk setiap Rp 100 dari penjualan bersih yang dihasilkan, laba bersih yang tersisa hanya Rp 17. Sedangkan yang Rp 83 habis untuk menutup HPP, biaya operasional dan pajak. Dengan kata lain, dari total penjualan netto yang dihasilkan, perusahaan hanya menyisakan 17% laba bersih. Sedangkan 83% nya habis untuk menutup HPP, Biaya Operasional dan Pajak.


2.      Return On Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.Semakin tinggi rasio ini semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. (Kasmir, 2012) Dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari keuntungan bersih perusahaan maka keuntungan tersebut akan mempengaruhi besarnya dividen  payout ratio. 

Pada kebijakan pembayaran dividen yang berfluktuasi, besarnya dividen yang dibayarkan berdasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi, maka besarnya dividen yang dibayarkan cenderung tinggi, dan sebaliknya  bila tingkat keuntungan rendah, maka besarnya dividen yang dibayarkan juga cenderung rendah. semakin besar ROE maka semakin besar jumlah dividen yang dibagi. ROE dapat dihitung dengan rumus:
 





Ilustrasi 2:


                                  PT. SCLUPTOR
                                      NERACA
                                   TAHUN 2023













                      PT. SCLUPTOR
                         LAP. R/L
                     TAHUN 2023

























Hitunglah rentabilitas dari neraca & lap R/L  tersebut dengan menggunakan ROE!



Jawab:








Artinya untuk setiap Rp 100 yang diinvestasikan pada perusahaan, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 66. Bisa juga dikatakan, dari total investasi pada perusahaan, pemegang saham memperoleh kenaikan nilai ekuitas 66%.
 

3.      Return on Asset (ROA)
Return on Asset (ROA) adalah rasio keuangan yang menunjukkan perbandingan antara laba bersih yang diperoleh perusahaan dengan total keseluruhan asetnya. Rasio tersebut digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian investasi yang sudah dibuat perusahaan melalui seluruh dana yang dimilikinya, dengan kata lain analisis ROA digunakan untuk mengetahui seberapa andal perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan keuntungan. 

Seringkali perusahaan terlalu fokus pada margin keuntungan tanpa mengkalkulasi ROA dengan tepat, Padahal return of assets akan membantu memperkirakan terhadap perkembangan dan kemampuan perusahaan secara keseluruhan. Dengan kata lain Return of assets atau ROA ini menjadi tolok ukur dari profit atau keuntungan yang didapat dari sebuah bisnis.
 
Semakin besar persentase ROA yang dimiliki perusahaan, maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA sendiri biasanya ditampilkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut:
 

 





Ilustrasi 3:


                                  PT. SCLUPTOR
                                      NERACA
                                   TAHUN 2023













                      PT. SCLUPTOR
                         LAP. R/L
                     TAHUN 2023
























Hitunglah rentabilitas dari neraca & lap R/L  tersebut dengan menggunakan ROA!


Jawab:



ROA    = 1.520 / 9.000
            = 0,1688
            = 0,17 (dibulatkan)
            = 17 %
 
ROA perusahaan adalah 17%, yang berarti perusahaan mampu menghasilkan 17% keuntungan dari setiap Rp 1 aset yang dimiliki.
 
Perlu diingat sebelumnya bahwa, ROA hanya memberikan gambaran singkat tentang efektivitas penggunaan aset oleh perusahaan. Untuk penilaian yang lebih akurat, sebaiknya mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti tingkat risiko, industri, dan kondisi pasar.
 

4.      Return On Investment (ROI)
ROI ( Return On Invesment ) mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Rasio ini menunjukkan produktivitas   dari seluruh dana perusahaan baik  modal   pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil/rendah rasio ini semakin tidak baik, demikian juga sebaliknya.

Ada berbagai cara dalam menghitung tingakt ROI. ROI dapat dihitung dengan beberapa cara berbeda yaitu sebagai berikut:

 









Ilustrasi 4:
 
Sebuah peruahaan mengeluarkan dana untuk investasi membeli peralatan, mesin, dan aktiva tetap lainnya untuk proses produksi dengan total Rp. 15.000.000. Setelah perusahaan tersebut beroperasi dan hasil produknya dijual dengan perolehan dari hasil penjualan tersebut sebesar Rp. 20.000.000. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh nilai penjualan tersebut sebesar Rp. 8.500.000.  Berapakah tingkat ROI yang diperoleh!
 
Jawab:
Laba bersih   = Rp. 20.000.000 – Rp. 8.500.000
                        = Rp. 11.500.000
 
ROI                  = Rp. 11.500.000 / 15.000.000
                        = 0,76
                        = 76 %
 
Dapat disimpulkan bahwa tingkat ROI perusahaan tersebut adalah sebesar 76%
 

Ilustrasi 4:

Seorang investor membeli saham PT. CRUISER sebanyak 10.000 lembar dengan harga Rp. 1.000 per lembar. Setahun kemudian, investor tersebut menjual kembali seluruh saham PT. CRUISER yang dimilikinya dengan harga Rp. 1.200. dan seluruhnya terjual. Berapakah tingkat ROI yang diterima investor tersebut!
 
Jawab:
 
Total investasi           = 10.000 lbr x Rp. 1.000
                                    = Rp. 10.000.000
 
Penjualan                  = 10.000 lbr x Rp. 1.200
                                    = Rp. 12.000.000

 ROI                              = (Rp. 12.000.000 - Rp. 10.000.000) / Rp. 10.000.000
                                    = 2.000.000 / 10.000.000
                                    = 0,2
                                    = 20%

Dapat disimpulkan bahwa nilai ROI yang diperoleh dari penjualan saham tersebut adalah sebesar 20%
 
 
Ilustrasi 5:

Sebuah perusahaan membeli gedung dengan harga Rp. 500.000.000. Untuk membeli gedung tersebut perusahaan meminjam dana dari bank dengan bunga 20%. Setahun kemudian, perusahaan tersebut menjual kembali gedung tersebut seharga Rp. 600.000.000. biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut seperti komisi, surat-surat, dan lain sebagainya sebesar Rp. 30.000.000. Berapakah ROI yang diperoleh perusahaan tersebut!

 
Jawab :

Pengembalian investasi bersih (keuntungan dari investasi bersih):
= (Penjualan gedung – pembelian gedung) – biaya lain
= (Rp. 600.000.000 – Rp. 500.000.000) – Rp. 30.000.000
= Rp. 70.000.000
 
Biaya Investasi awal = pinjaman bank x bunga
                                    = Rp. 500.000.000 x 20%
                                    = Rp. 100.000.000
 
ROI      =Pengembalian investasi bersih / biaya investasi
            = Rp. 70.000.000 / Rp. 100.000.000
            = 0,7

ROI      = 70%
 
Atau dapat dihitung juga dengan persamaan ROI sebagai berikut:
 


 
Investasi akhir           = harga jual gedung – biaya yang harus dikeluarkan selama
   penjualan
                                    = Rp. 600.000.000 – Rp. 30.000.000
                                    = Rp. 570.000.000
 
Biaya investasi          = Rp. 100.000.000
 
ROI                  = (Rp. 570.000.000 – Rp. 500.000.000) / Rp. 30.000.000
                        = 0,7

ROI                  = 70%
 

 
5.  Menghitung ROI Perusahaan Terbuka
Tidak seperti ilustrasi sebelumnya bahwa, menghitung ROI perusahaan terbuka sedikit sulit karena pada laporan keuangan informasi nilai investasi perusahaan tidak di sajikan secara eksplisit. Tetapi tersedia dalam bentuk laporan neraca yang terdiri dari laporan ekuaitas, liabilitas dan total aset.
 
Oleh karena itu, selain ROI, rasio yang lebih sering digunakan investor untuk menghitung tingkat profitabilitas perusahaan adalah Return on Equity (ROE) atau Return on Asset (ROA).
 
Cara hitung kedua rasio tersebut mirip dengan cara menghitung ROI, hanya berbeda pada pembagi saja. Kalau pada perhitungan ROI pembaginya adalah nilai investasi yang dikeluarkan, pada ROE pembaginya adalah ekuitas atau modal dan pada ROA pembaginya adalah total aset yang merupakan hasil penjumlahan dari ekuitas dan liabilitas (utang).
 

Ilustrasi 6:
 

                                  PT. SCLUPTOR
                                      NERACA
                                   TAHUN 2023













                      PT. SCLUPTOR
                         LAP. R/L
                     TAHUN 2023






















Hitunglah Rentabilitas/profitabilitas dari laporan keuangan tersebut dengan menggunakan ROI!
 

Jawab:
 
Berhubung informasi nilai investasi perusahaan tidak disebutkan dalam laporan keuangan, maka kita bisa mengasumsikan dua hal berikut ini, bahwa:
 
1.      Jika nilai investasi hanya berasal dari ekuitas perusahaan, maka ROI = ROE
2.   Jika nilai investasi berasal dari total keseluruhan (ekuitas + liabilitas) aset perusahaan, maka ROI = ROA
 
Laba bersih               = Rp. 1.520
Total ekuitas              = Rp. 2.300
Total Aset                  = Rp. 9.000
 
ROI      = ROE
ROE     = 1.520 / 2.300
= 0,66 

ROI      = 66%
 
ROI      = ROA
ROA    = 1.520 / 9.000
            = 0,1688
            = 0,17 (dibulatkan)

ROI      = 17 %
 
Kesimpulannya dengan menggunakan data di atas, diperoleh nilai ROE dan ROA masing-masing sebesar 66% dan 17%, sekaligus keduanya adalah nilai ROI, jika menggunakan asumsi tersebut.
 
 









Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wahyono, Hadi, 2002. Komperasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal riset ekonomi dan manajemen, vol. 2 No. 2, Mei 2002
https://www.sterling-team.com/news/cara-menghitung-roi/
https://www.liputan6.com/hot/read/5307937/cara-menghitung-roi-pada-investasi-kenali-keuntungannya?page=6
https://snips.stockbit.com/investasi/cara-mencari-roa-dalam-laporan-keuangan
https://www.gini.co/finance-glossary/roa-vs-roi

 

Share:

0 comments:

Posting Komentar

PENGUNJUNG