PENENTUAN TINGKAT KEGIATAN EKONOMI
Setelah
menunjukan diri-ciri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan,
sekarang dapat dijelaskan mengenai hal berikut:
1. Arti
& konsep tingkat kegiatan ekonomi negara atau keseimbangan perekonomian
negara.
2. Proses
penentuan tingkat kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional dalam suatu
perekonomian yang terdiri dari dua sektor atau subsistem.
Untuk dapat
menunjukan proses penentuan tingakt keseimbangan perekonomian negara dapat
digunakan tiga cara, yaitu:
1.
Membandingkan
Pendapatan Nasional & Pengeluaran Agregat Dengan Angka.
Dalam tabel
berikut, menggambarkan berbagai tingkat pendapatan nasional dari suatu perekonomian
dan menggambarkan pula keinginan para pengusaha untuk memperoduksikan barang
dan jasa. Dalam perekonomian dua sektor tidak terdapat pajak, oleh karenanya
pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan disposebel.
Pada
tiap-tiap pendapatan nasional seperti yang ditunjukan dalam kolom (i). Pengeluaran
konsumsi dan tabungan dari seluruh rumah tangga dalam perekonomian itu
berturut-turut ditunjukan dam akolom (2) dan (3). Dalam tabel tersebut
dimisalkan kecondongan mengkonsumsi marjinalnya adalah 0,75. Dengan demikian
apabila pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp. 120 triliun digunakan untuk
menambah pengeluaran konsumsi dan Rp. 30 triliun lainnya untuk menambah
tabungan. Sebagai contoh kenaikan pendapatan nasional dari Rp. 600 triliun
menjadi Rp. 720 triliun. Kenaikan pendapatan nasional itu menyebabkan konsumsi
rumah tangga bertambah dari Rp. 540 triliun menjadi Rp.630 triluin, dan
tabungan dari Rp. 60 triliun menjadi 90 triliun.
Dalam
contoh tersebut dimisalkan pada setiap tingkat pendapatan nasional, investasi
peruahaan berjumlah Rp. 120 triliun, yaitu seperti yang ditunjukan dalam kolom
(4). Dengan diketahuinya nilai konsumsi dan investasi pada berbagai tingkat
pendapatan nasional tersebut, sekarang dapatlah ditentukanbesarnya pengeluaran
agregat pada berbagai tingkat pendapatan nasional dan hal tersebut ditunjukan
dalam kolom (5).
Sektor
perusahaan memproduksi barang-barang dengan tujuan untuk memperoleh untung dari
penjualannya. Oleh sebab itu para pengusaha akan selalu berusaha untuk menghasilkan
barang-barang yang sama besarnya dengan pengeluaran agregat yang akan terjadi
dalam perekonomian.
Dalam tabel
tersebut dapat dilihat bahwa pada waktu pendapatan nasional lebih rendah dari
Rp. 840 triliun, pengeluaran agregat adalah lebih besar daripada pendapatan
nasional. Keadaan ini dapat dilihat dengan membandingkan angka di kolom (1) dan
(5). Keadaan ini akan mendorong para pengusaha untuk menambah jumlah produksi
mereka. Kelebihan permintaan agregat ini menyebabkan kegiatan ekonomi mengalami
ekspansi (meningkat). Sebaliknya, pada waktu pendapatan nasional lebih besar
dari Rp. 840 triliun, pengeluaran agregat telah menjadi lebih kecil daripada
pendapatan nasional. Ini berarti banyak diantara barang-barang yang
diproduksikan perusahan-perusahaan tidak terjual. Keadaan ini akan mendorong
perusahaan-perusahaan untu kmengurangi kegiatan mereka dan sebagai akibatnya
tingkat kegiatan ekonomi menurun.
Keadaan
yang berbeda dengan yang baru saja dijelakan akan terjadi apabila pendapatan
nasional adala Rp. 840 triliun. Pada tingakt pendapatan nasional ini
pengeluaran agregar juga berjumlah Rp. 840 triliun. Dalam keadaan seperti itu
pada produsen tidak akan terdorong untuk menambah atau mengurangi tingkat
produksinya. Maka tingakt keseimbangan perekonomian negara telah tercapai.
Dengan demikian dalam contoh tersebut nilai pendapatan nasional adalah Rp. 840
triliun.
Pada
tingkat keseimbangan tersebut tingkat tabunga adalah sama dengan pengeluaran
investasi, yaitu bernilai Rp. 120 triliun. Ini dapat dilihat pada kolom (3) dan
(4).
Kesimpulannhya
adalah, dalam perekonomian dua sektor keseimbangan perkeonomian negara akan
tercapai apabila:
a. Y
= C+I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi. Pada
persamaan ini pengeluran agregar (C + I) sama dengan penawaran agregat.
b. I
= S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
2.
Grafik
kesamaan pengeluran dengan penawaran agregat dan kesamaan investasi dan
tabungan.
Bedasarkan
kepada angka yang terdapat dalam tabel tersebut secara grafik dapat dilukiskan
penentuan tingakt keseimbangan perekonomian negara. Fungsi C + I dalam grafik
(a) Pengeluaran agregar, dan fungsi tersebut diperoleh dengan menambahkan nilai
investasi (I) sebesar Rp. 120 triliun ke atas fungsi konsumsi (C). Sedangkan
fungsi C digambarkan bedasarkan angka-angka pengeluaran konsumsi yang terdapat
dalam tabel. Fugnsi pengeluran agregat menggambarkan tingakt pengeluaran yang
dilakukan perekonomian dua sektor pada berbagai tingkat pendapatan nasional.
Besarnya pengeluraan agregat ditunjukan pada sumbu tegak, dan nilai pendapatan
nasional ditunjukan pada sumbu datar.
Grafik a
Grafik b
a. Pendekatan Penawaran Agregat &
Pengeluaran Agregat.
Garis Y =
AE adalah garis yang membentuk sudut 450 dengan sumbu datar. Setiap
titik dalam garis ini menunjukan keadaan dimana pendapatan nasional sama dengan
pengeluran agregat. Berarti garis itu merupakan tempat kedudukan di mana
tingkat keseimbangan perekonomian akan tercapai. Oleh karena itu garis tersebut
sangat penting artinya dalam nenentukan pada tingakt mana keseimbangan perekonomian
negara akan berlaku. Dalam bagian (a) dari grafik tersebut menggambarkan fungsi
C + I memotong garis Y = AE di titik E. Dengan demikian titik E menunjukan kedudukan
di mana tingkat keseimbangan perekonomian negara akan tercapai, dan pendapatan
nasional adalah Rp. 840 triliun.
Titik E
menunjukan keadaaan diamana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai
dan dapat dibuktikan dengan memisalkan bahwa tingakt kegaitan ekonomi berbeda
dengan yang ditunjukan oleh titik E. Misalkan pendapatan nasional adalah RP.
600 triliun. Pada tingkat pendapatan nasional ini fungsi C + I berada di atas
garis Y = AE. Ini berarti pengeluaran agregat adalah lebioh besar daripada
pendapatan nasional. Kelebihan permintaan tersebut akan mendorong pengusaha
untuk menambah produksi mereka, dan pendapatan nasional menjadi bertambah
tinggi. Keadaan seperti ini akan terus berlangsung sehingga pendapatan nasional
bernilai Rp. 840 triliun.
Pada saat
pendapatan nasional melebihi nilai ini, fungsi C + I berada di bawah garis Y =
AE, dan keadaan itu berarti bawha pengeluaran agregat lebih kecil dari
pendapatan nasional. Produksi barang-barang yang melebihi permintaan tersebut
akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menurunkan kegiatan mereka, dan
penurunan dalam kegiatan memproduksi ini akan menurunkan tingkat pendapatan
nasional.
b. Pendekatan Suntikan-Bocoran
Grafik (b)
menunjukan fungsi tabungan rumah tangga dan fungsi investasi para pengusaha.
Nilai-nilai investasi dan tabungan ditunjukan pada sumbu tegak, dan pendapatan
nasional ditunjukan pada sumbu datar. Dengan menggunakan fungsi tabungan dan
fungsi investasi juga dapat ditentukan temapat kedudukan dari keseimbangan
perekonomian negara, yaitu ditentukan oleh titik perpotongan fungsi S dan
Fungsi I, yaitu pada titik E. Telah
diketahui sebelumnya bahwa:
1) Pengeluaran
agregat sama dengan konsumsi ditambah investasi atau AE = C + I dan
2) Pendapatan
nasional sama dengan konsumsi ditambah tabungan,
3) Keseimbangan
pendapatan nasional Y = AE atau C + S = C + I, atau S = I
Di sebelah
kiri titik E investasi adalah lebih besar daripada tabungan. Oleh karenanya di
sebelah kiri E pengeluaran agregat lebih besar daripada pendapatan nasional. Keadaan ini akan mendorong kepada pertambahan tingkat
kegiatan ekonomi dan pendapatan nasional akan menjadi bertambah besar.
Disebelah
kanan E keadaan yang sebaliknya terjadi, yaitu tabungan lebih besar dari
investasi. Ini menyebabkan pengeluaran agregat lebih kecil dari pendapatan
nasional. Pertambahan stok barang-barang yang terjadi akan mendorong para pengusaha
menurunkan kegiatannya. Pada titik E tabungan sama dengan investasi, maka
pengeluaran agregat sama dengan pendapatan nasional. Kesamaan ini, seperti telah
dijelaskan sebelumnya, menyebabkan pengusaha tidak akan menambah atau mengurangi
tingkat kegiatan mereka. Dengan demikian tingkat keseimbangan perekonomian
negara akan tercapai pada titi E, yaitu keadaan di mana investasi sama dengan
tabungan.
3.
Pendekatan
Matematis Untuk Menentukan Keseimbangan
Sama seperti
halnya dengan cara grafik dan angka, penentuan tingkat keseimbangan pendapatan
nasional dengan menggunakan pendekatan matematis juga dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a. Menggunakan
persamaan Y = C + I
b. Menggunakan
persamaan S = I
Ilustrasi 1:
Diketahui fungsi
konsumsi rumah tangga adalah C = 90 + 0,75Y, sedangkan untuk fungsi
investasinya adalah I = 120. Maka pada tingkat berapakah keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai!
Jawab:
a.
Menggunakan persamaan Y = C + I;
Y
= C + I
Y
= 90 + 0,75Y + 120
Y
– 0,75Y = 90 + 120
0,25Y
= 210
Y
= 210 / 0,25
Y = 840
b. Menggunakan
persamaan S = I
S
= I
Dimana
a = 90 dan b = 0,75
Sedangkan
fungsi tabungan (S) adalah -a + (1 - b)Y, maka;
S
= I
-a
+ (1 - b)Y = I
-90
+ (1-0,75) Y = 120
-90
+ 0,25Y = 120
0,25Y
= 120 + 90
0,25Y
= 210
Y
= 210/0,25
Y = 840
Dengan menggunakan
kedua pendekatan tersebut menunjukan bahwa keseimbangan pendapatan nasional
adalah sebesar 840 triliun rupiah, sama dengan yang diperoleh atau ditentukan
dalam contoh angka dan grafik.